Sudah lebih dari setahun kita hidup bersama pandemi Covid-19. Berbagai gerakan pencegahan, edukasi dan seruan untuk di rumah aja semakin gencar digadang-gadang mampu menekan persebaran virus Covid-19.
Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan cerita dari seorang ibu muda yang memiliki balita. Ia mengeluh jika selama pandemi ini selain pekerjaannya bertambah, ia juga tidak sebebas dulu untuk bepergian. “ iyalah mbak, kalau pas gini (pandemi) belanja ke pasar aja disuruh online sama suami, padahal itu kan hiburan saya juga”.
Selain banyaknya perubahan pola hidup ketika pandemi, banyak sektor industri mulai beradaptasi dengan sistem online. Semuanya ditekan sedemikian rupa agar meminimalisir tatap muka di mana banyak orang berkerumun. Namun pertanyaannya, apakah bekerja di rumah secara online terasa senyaman bekerja secara tatap muka?.
Disini permasalahannya, bagi sebagian orang dengan kepribadian ekstrovert atau bahkan introvert sekalipun membutuhkan bentuk komunikasi secara ‘nyata’. Sistem online memang memudahkan semuanya dan mempersempit jarak namun tak jarang banyak orang meremehkan sistem online ini.
Meremehkan bagaimana ?
Bekerja dengan sistem online lekat hubungannya dengan flesibilitas serta memberikan kebebasan seseorang untuk bekerja di mana saja. Tapi berapa banyak orang yang mengeluh jika bekerja online terasa seperti bekerja dalam waktu 24 jam? Durasi pekerjaan selama sistem online ini tentu saja sangat berpengaruh pada rutinitas keseharian kita sebagai manusia.
Manusia pada usia dewasa setidaknya membutuhkan waktu tidur rata-rata 8 jam sehari untuk mempertahankan fokus serta kesehatannya. Fokus dalam bekerja menjadi bahan bakar utama dalam efisiensi pekerjaan seseorang namun fleksibilitas dalam bekerja online tidak hanya berpotensi menggeser jam tidur harian melainkan juga pola tidur seseorang.
Jika berbicara mengenai gangguan tidur, maka akan menjadi sebuah evaluasi kebiaasaan, rutinitas, asupan makanan hingga rekam kesehatan seseorang. Gangguan tidur bukan hanya disebabkan karena kebiasaan tidur yang salah namun juga erat kaitannya dengan masalah mental dan neurologis dalam kasus-kasus tertentu.
Ketika seseorang tidur atau merasakan kantuk sebelum tidur, tubuh sudah memerintahkan untuk memproduksi hormon tidur bernama Melatonin. Melatonin ini merupakan hormon tidur yang tugasnya memegang kendali atas pola tidur kita. Jika hormone melatonin dalam tubuh rendah maka kemungkinan besar seseorang tersebut akan mengalami masalah tidur. Maka dari itu melatonin sering menjadi terapi bagi orang dengan gangguan tidur.
Hormon melatonin tidak hanya semata-mata diproduksi setiap hari agar kita merasa mengantuk dan siap untuk tidur. Tidak! Hormon tidur ini sangat sensitif dan sangat bergantung pada kondisi fisik dan mental kita setiap harinya. Kondisi tubuh yang sering bergelut dengan tekanan dan stress akan menyulitkan otak untuk memproduksi hormon melatonin yang membantu kita untuk rileks.
Banyak penelitian mengatakan bahwa ketika seseorang dengan kadar stress dan kelelahan yang tinggi di setiap harinya hingga mendapatkan tidur kurang dari 8 jam, maka hormon stress akan menekan pembentukan melatonin di malam hari. Mengapa begitu? Hormon Melatonin bekerja saat kondisi tubuh rileks dan otak kita memerintahkan untuk beristirahat.
Coba pahami hubungannya, ketika kita lelah dan stress sudah bisa dipastikan kita akan lebih sensitive, lebih cemas dan sering kehilangan fokus dalam mengerjakan apapun. Itu merupakan salah satu tanda melatonin di dalam tubuh sedang rendah dan jika tidak segera diimbangi dengan istirahat yang cukup seperti tidur siang dalam waktu setengah jam atau satu jam sebagai pengganti istirahat maka kemungkinan besar kondisi mental dan fisik akan semakin tidak baik setiap harinya.
Anjuran untuk di rumah saja dan menjauhi keramaian memang sudah banyak penelitian yang membuktikan efektif menekan pesebaran virus Covid-19 namun sebagai manusia yang adaptif kita juga perlu tahu agar tetap bisa hidup selaras dengan kebiasaan baru. Berjemur di pagi hari tidak hanya bisa meningkatkan daya tahan tubuh melainkan memperbaiki siklus tidur kita dan menghindarkan dari gangguan kecemasan selama bekerja dari rumah.
Sinar matahari pagi akan mengaktifkan hormon serotonin di dalam tubuh yang berfungsi menekan stress, memberikan rileks terhadap tubuh dan pikiran. Karena itu pula seseorang yang rutin berjemur dengan durasi yang benar dan tepat daya tahan tubuhnya lebih baik. Salah satu alasannya adalah setiap hari tubuhnya memproduksi hormon serotonin yang cukup. Serotonin yang cukup akan melancarkan terbentuknya melatonin yang memnudahkan seseorang untuk memiliki kualitas tidur yang berkualitas.
Kita mengetahui bahwa tidur merupakan proses regenerasi sel tubuh yang membantu metabolisme agar bekerja lebih segar dan lebih baik keesokan harinya. Diketahui jika kualitas tidur yang baik menjadi salah satu faktor krusial tingkat daya tahan tubuh seseorang.
Kembali lagi pada sistem kerja secara online bukanlah sistem kerja yang bisa dimaklumi dengan kata fleksibel. Fleksibel bisa menghubungi kapan saja walau di jam istirahat malam, fleksibel bisa membicarakan atau memberikan beban pekerjan yang lebih banyak karena jika di rumah maka tidak serepot seperti bekerja di kantor. Pada kenyataannya banyak yang menolak hal tersebut.
Tentu saja sudut pandang ini adalah sudut pandang medis yang menyuarakan hak-hak tubuh untuk memperoleh perawatan terbaik dari sang pemilik tubuh. Namun jika ditinjau dari sudut pandang bisnis atau penggerak ekonomi, pekerjaan mana yang tidak membutuhkan lembur apalagi saat sulit seperti saat ini. Para pegawai atau orang yang bekerja di sektor apapun pasti akan beranggapan hal yang sama. Sekalipun tenaga medis yang mengetahui fakta ini pun juga mereka pasti bekerja siang malam menekan lelah untuk pasiennya.
Tapi ada hal yang lebih penting daripada sekedar sibuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Kita tahu bahwa tidak ada kebenaran absolut di dunia ini yang ada adalah kebenaran pasti menurut masing-masing sudut pandang.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menekan atau menghakimi para pelaku ekonomi atau seluruh kalangan yang bekerja keras siang dan malam. Bukan! Tulisan ini dibuat untuk memperluas sudut pandang bahwa tanpa adanya pandemi pun kebenaran akan tubuh yang memiliki jam istirahat tetaplah perlu dipahami sebagai suatu prioritas.
Investasi terbaik yang bisa kita miliki adalah tubuh yang sehat. Kesehatan menjadi hasil yang nyata jika kita memiliki daya tahan tubuh yang baik. Serta daya tahan tubuh yang baik dimulai dari manajemen diri dan waktu yang teratur dan seimbang pula.