Perkembangan teknologi di abad milenial berjalan begitu pesat. Hal ini ditandai dengan kemunculan smartphone (telepon pintar) di semua negara, baik Asia, Eropa, maupun Amerika. Penggunaan telepon pintar tersebut di kalangan mayarakat, terutama mahasiswa, sedemikian menjamur.
Pengaruh teknologi ternyata berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa. Smartphone yang pada sepuluh tahun lalu dianggap kebutuhan tersier kini menjadi kebutuhan primer. Semua kalangan, baik kelompok menengah ke bawah maupun ke atas, niscaya memiliki benda canggih itu.
UNY sebagai kampus kependidikan di Indonesia merespon zaman melalui kebijakan dan fasilitas berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. UNY akan tergilas oleh globalisasi zaman bila tidak mengikuti perkembangan internasional. Oleh karena itu, perubahan adalah sebuah keniscayaan bagi institusi pendidikan.
Tak hanya UNY yang mengikuti perkembangan zaman. Kalau melihat kampus-kampus di Indonesia lain, seperti UGM, UI, UII, ISI dan lain sebagainya, mereka juga menempatkan institusinya secara terbuka bagi perubahan.
Mahasiswa sangat terbantu oleh perkembangan teknologi. Dalam perkuliahan, mahasiswa milenial bisa mengakses informasi secara gratis, cepat, efektif dan efisien hanya melalui telepon pintar. Dengan menggunakan mesin pencarian google informasi apa pun bisa dicari.
Sebagai contoh, mahasiswa PBSI ketika hendak mencari referensi mengenai mata kuliah Menulis Karya Ilmiah, mereka hanya mengetik kata kunci yang dicari. Informasi dari sumber manapun, baik lokal, nasional, maupun internasional tersedia gratis di sana. Referensi daring (online) tersebut sebagai suplemen tambahan literatur di perguruan tinggi.
Hubungan antara mahasiswa dan teknologi bersifat saling menguntungkan. Hal ini dilihat UNY sebagai peluang strategis untuk meningkatkan layanan terutama dalam bidang akademik. Tahun lalu UNY mendapat kucuran dana dari Islamic Development Bank (IDB).
Bantuan itu digunakan UNY untuk membangun gedung di masing-masing fakultas. Salah satu gedung yang dibangun itu adalah Digital Library (Perpustakaan Digital). Perpustakaan ini dibangun dalam format modern yang kealak menempati lahan di sebelah barat rektorat UNY.
Perpustakaan digital menandai keseriusan UNY menyambut Abad Revolusi 4.0. Era tersebut sering disebut sebagai era disrupsi. Menurut Goenawan Mohammad dalam buku terkenalnya Catatan Pinggir 9.
Revolusi Industri 4.0 disebut sebagai gelombang zaman manakala teknologi start-up membanjiri kehidupan manusia. Gojek, uber, Grab dan lain sebagainya lahir atas semangat teknologi itu. Dalam konteks perpustakaan digital, UNY menawarkan fasilitas modern dalam bentuk ruang teleconference. Layanan tersebut menjadi ikon UNY menyambut zaman Revolusi Industri 4.0.
Fasilitas yang akan diresmikan oleh Rektor UNY pada bulan Maret itu menggunakan Teknologi Apple. Oleh sebab itu, di salah satu ruangan dinamai kebun apel. Komputer berspesifikasi mutakhir demikian menawarkan kecanggihan yang tersedia luas bagi civitas akademia UNY.
Mahasiswa lintas fakultas bebas memaksimalkan layanan itu untuk meningkatkan dan memperbarui pengetahuannya secara akademik. Inilah peran UNY untuk memberikan pelayanan terbaik dengan kualitas internasional di era distrupsi.
Teknologi, Mahasiswa, Hari Depan
Prediksi yang dikatakan oleh seorang filsuf J.Ellul dalam bukunya bertajuk Manusia dan Teknologi (tahun 1986) menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian inheren dari kehidupan manusia yang mustahil terlepas.
Ellul menganalisis dan meneropong manusia di tahun 70-an ke atas menjadikan teknologi sebagai alat bantu yang paling efektif. Oleh sebab itu, sejarah teknologi lahir seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Masalah teknologi bukan sekadar problem teknis dan mekanis. Ia terikat pada rumus-rumus kognitif yang dikembangkan ilmuwan secara sistematis, metodologis, dan empiris. Dengan demikian, teknologi boleh dikatakan adalah hasil kerja pemikiran manusia yang paling mempengaruhi konstalasi kehidupan.
Di samping itu, pendidikan dalam format apa pun harus menyesuaikan dan disesuaikan berdasarkan perkembangan teknologi. Tanpa pertimbangan ini teknologi akan kehilangan fungsi sosialnya.
Terjadi ketidakseimbangan secara total manakala teknologi tidak digunakan sesuai pertimbangan moral. Banyak ilmuwan mengembangkan teknologi pada masa perang dunia kedua tanpa melihat dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Kejadian bom Hiroshima dan Nagasaki yang dilempar oleh Amerika terikat oleh penggunaan teknologi tanpa nilai-nilai moralitas. Artinya, ketika bom itu dikembangkan oleh ilmuwan dan menggunakan teori Einstein, ia mempunyai kecenderungan untuk digunakan serampangan. Oleh sebab itu, penemuan terebut mesti digunakan sesuai kepentingan komunal atau positif.
Teknologi, betapapun jenisnya, harus digunakan sesuai pertimbangan moral. Sebagai contoh telepon pintar yang digunakan mahasiswa harus dipakai sesuai asas manfaatnya. Kalau tidak seperti itu smartphone akan menjadi bumerang bagi mahasiswa itu sendiri.
Banyak kasus yang terjadi di kalangan generasi muda yang tidak menyadari hal ini. Agar kejadian demikian tidak terjadi pada mahasiswa UNY, para jajaran birokrasi telah membuat pijakan-pijakan moral (pendidikan karakter) guna menangkal perilaku negatif di antara mahasiswa.
Dengan demikian, pelayanan teknologi di UNY tidak serta-merta dibuat tanpa pijakan kosong, tetapi disertai nilai-nilai moral yang membersamainya.