Fashion merupakan istilah yang akrab dalam kehidupan sehari-hari. Siapa sih yang tidak tau fashion di zaman sekarang? Namun perlu diketahui bahwa kita sering kali mengidentikkan fashion dengan busana atau pakaian, padahal sebenarnya yang dikatakan fashion adalah segala sesuatu yang sedang tren dalam masyarakat.

Fashion terutama busana, merupakan sisi kehidupan masyarakat yang saat ini sedemikian penting sebagai salah satu indikator bagi muncul dan berkembangnya gaya hidup. Tak dapat dipungkiri, dalam realita yang sarat dengan image dan citra saat ini, penampilan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial. 

Orang berhubungan dengan orang lain sering kali dengan terlebih dulu melihat penampilan fisiknya, dan pakaian merupakan obyek fisik yang paling tampak ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu fashion menjadi simbol-simbol nonverbal yang ingin disampaikan oleh pemakainya. 

Apalagi di kalangan remaja sebagai salah satu konsumen utama produk fashion yang sangat relevan. Hal ini berkaitan dengan kondisi psikologis mereka yang cenderung masih belum stabil, selalu mencoba hal-hal yang baru, ingin selalu menonjolkan diri terutama di mata lawan jenisnya.

 Bagi banyak remaja pakaian merupakan sesuatu yang sangat penting seperti makanan dan air. Para remaja ini mengekspresikan diri mereka melalui apa yang mereka pakai dan bagaimana penampilan mereka. 

Hal ini dikarenakan remaja merupakan masa ketika mereka berusaha menciptakan identitas mereka sendiri dan sebagian besar diekspresikan melalui fashion.

Dalam paradigma remaja, apa yang mereka pakai akan menentukan keberhasilan mereka dalam hubungan pertemanan maupun hubungan cinta mereka. Dengan pakaian yang mereka kenakan, kemudian mereka melekatkan nilai, kesan, pesan maupun maksud tertentu yang memang biasanya telah melekat pada pakaian yang mereka kenakan. 

Pakaian bisa membuat orang merasa berbeda dalam konteks yang berbeda. Terutama untuk perempuan dalam usia remaja, pakaian yang mereka kenakan dalam suatu kesempatan akan mempengaruhi cara mereka bicara, berperilaku dan penampilan mereka. 

Setiap busana yang kita kenakan terkandung pesan-pesan yang secara nonverbal disampaikan kepada orang lain yang melihat, dan kemudian muncullah bermacam-macam tanda hasil dari busana yang kita pakai. Dimana setiap orang yang menerima tanda tersebut, memiliki penilaian tersendiri akan tanda itu. 

Dimana fashion yang kita pakai bisa mengubah penampilan kita. Selayaknya diri kita bisa diubah oleh pakaian yang kita kenakan. Tidak jarang fashion digunakan sebagai salah satu cara untuk menutupi kelemahan pada diri kita. Tapi, apakah benar jika fashion hanya sekedar mengubah penampilan kita?

Fashion selalu mengadopsi konsep modern dalam perkembangannya, di mana fashion selalu berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Padahal sesungguhnya perkembangan fashion itu cenderung hanya bergerak memutar. Namun, seiring berjalannya waktu, mau tak mau kita juga pasti mengikuti perkembangan fashion yang ada. 

Hingga tidak ada habis-habisnya kita selalu ingin memiliki pakaian sesuai setiap trendnya. Dari hal tersebut, muncul banyak hambatan-hambatan. Mulai dari segi finansial, pengaruh lingkungan sekitar, postur tubuh yang menentukan cocok atau tidaknya kita mengenakan jenis busana tersebut.

Dalam pemakaian busana di kalangan remaja, menyangkut beberapa hal yang menjadi indikasi dari gaya mereka berbusana, yang dapat dilihat dari: pemilihan jenis busana yang kemudian akan menunjukkan citra dan nilai apa yang mereka inginkan, keberadaan model sebagai panutan, saluran yang mempengaruhi perubahan nilai fashion, serta gaya konsumsi mereka. 

Disinilah idola atau panutan sangat berpengaruh dalam dunia fashion di kalangan masyarakat ini. Ada yang selalu menirukan gaya dari sang idola tersebut, ada yang menjadikan fashion sang idola menjadi inspirasi dalam berpakaian saja, dan ada juga yang hanya sekedar untuk gaya-gayaan mengikuti trend.

Jika hanya sekedar ikut-ikut dan memaksakan diri untuk mengikuti trend yang ada saja, maka fashion sebagai jati diri manusia tidak akan pernah muncul. Karena mereka tidak memahami diri mereka sendiri dan cenderung hanya mengikuti orang lain yang dianggapnya keren. 

Lalu bagaimana sebaiknya seorang individu terkhusus perempuan yang identik dengan fashion dalam menghadapi trend fashion yang selalu berganti-ganti? Perempuan biasanya memilah-milah busana mereka dalam dua kategori, yaitu busana sehari-hari dan busana untuk event-event khusus. 

Busana sehari-hari biasanya cenderung casual (santai) namun tetap terlihat trendy. Sedangkan untuk busana event-event khusus cenderung dipilih untuk menimbulkan kesan formil, feminin, anggun, glamor, dan sopan namun tetap modis.

Pada dasarnya itu semua akan kembali pada pilihan masing-masing individu, apakah kita termasuk orang yang mengunggulkan unsur novelty (kebaruan) atau tetap dengan pendirian kita dengan mengandalkan kenyamanan. Selain itu kita juga bisa melakukan mix’n’match busana yang lama dengan busana yang baru. 

Solusi ini dapat membantu kita untuk tetap terlihat stylish namun tetap bisa menghemat pengeluaran. Kita akan tetap berpenampilan trendy dan menarik tanpa harus melakukan pemborosan. 

Sehingga pakaian yang kita gunakan benar-benar bisa menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya dan bisa menjadi media berekspresi. Jadi, yang terpenting bagaimana pintar-pintarnya kita untuk mix n’ match fashion atau dimodifikasi lagi.