Inter Milan merupakan salah satu klub raksasa Italia yang memiliki banyak penggemar. Klub yang sudah berdiri sejak tahun 1908 ini telah mencatat banyak sejarah sejak awal terbentuknya, dari memenangkan liga Italia hingga memenangkan piala bergengsi Eropa.

Tahun 2006 hingga 2010 merupakan tahun terbaik Inter Milan sepanjang sejarah berdirinya klub. Dalam kurun waktu tersebut Inter Milan telah sukses memperoleh lima gelar seperti Serie A, Coppa Italia, Liga champion, Piala Super Italia, dan Piala Dunia Antarklub.

Setelah 4 tahun melewati musim yang baik inter mulai ditinggalkan pemain-pemain terbaiknya seperti Samuel Eto'o, Sneijder, dan pelatih mereka Jose Mourinho yang merupakan inti dari Inter Milan. Kejadian ini merupakan awal terpuruknya Inter milan yang di tinggalkan pemain bintangnya.

Musim 2011 Inter Milan mulai mengalami penurunan peforma dari segi kualitas dan permainan. Hal ini terjadi sebab pergantian manager dan perombakan pemain yang dilakukan management Inter Milan yang mengakibatkan hilangnya chemistry dari klub tersebut.

Keterpurukan ini terjadi hingga tahun 2013 yang menyebabkan para Interisti kecewa pada management. Sampai pada Akhirnya seorang asal Indonesia yang kita kenal sebagai Erick Thohir membeli saham klub tersebut, yang di mana Erick Thohir membentuk klub yang sedang hancur ini menjadi raksasa Italia secara perlahan.

Musim berikutnya Erick Thohir mulai merekrut pemain-pemain seperti Gary Medel, Danillo D'ambrosio, Saphier Taider, dan Marcelo Brozovic. Benar saja, pemain-pemain tersebut membantu Inter Milan kembali pada performa top mereka walau belum sebaik saat 3 musim yang lalu.

Kembalinya performa ini membuat para penggemar bahagia dan kembali percaya pada klub kesayangan mereka. Dari 2014 hingga 2019 Inter Milan Selalu Memasuki 6 besar klasemen Seria A dan bersaing ketat dengan klub papan atas seperti Juventus, Napoli, Atalanta, Roma, dan rival abadi mereka AC Milan.

Pada musim 2020-2021 Inter Milan mulai menunjukan jati diri mereka. Dengan berisikan pemain tajam seperti Romelu lukaku, Lautaro Martinez dan Nicolo Barella yang di nahkodai oleh Antonio Conte sebagai pelatih baru mereka membuat Inter Milan semakin menakutkan bagi lawan-lawannya, terutama AC Milan.

Kebangkitan Inter Milan mulai mengancam Status AC Milan sebagai pemuncak klasemen sementara Serie A Italia. Hingga pekan ke-12, AC Milan tampak masih begitu nyaman dengan memuncaki klasemen sementara dan rekor tidak pernah kalah menjadi modal yang krusial dan berharga.

Akan tetapi, rekor tersebut dipatahkan oleh Inter Milan yang merebut posisi mereka sebagai pemuncak klasemen Seria A. Dan sampai akhir musim Inter Milan harus bersaing ketat dengan AC Milan untuk memenangkan scudetto. Pada akhirnya Inter Milan lah yang keluar sebagai juara dengan memuncaki klasemen.

Keluarnya Inter Milan sebagai juara ini juga memecahkan rekor Juventus yang telah memenangkan scudetto sejak dominasi mereka pada tahun 2012 hingga 2019 yang sudah memenangkan Seria A sebanyak 8 kali secara berturut-turut tanpa disaingi oleh klub Italia lainnya.

Tidak lain dan tidak bukan, kebangkitan ini dibuat oleh Antonio Conte yang membuat skuad Inter Milan terlihat mengerikan dengan pemain yang seimbang antara pemain tua dan pemain muda. Antonio Conte telah membangun chemystri antara sesama pemain dan pelatih.

Musim berikutnya Inter Milan kehilangan nahkoda mereka Antonio Conte yang dikarenakan tidak dapatnya management Inter Milan memenuhi kenaikan gaji yang di minta Antoni Conte. Dan hal ini, membuat Inter Milan mengganti pelatih mereka dengan menunjuk Simone Inzaghi sebagai pelatih baru mereka.

Dengan perginya Antonio Conte, Inter Milan di bawah asuhan Simone Inzaghi bermain pada gelaran Liga Champion Eropa dengan skuad yang masih sama seperti musim lalu. Akan tetapi, Simone Inzaghi hanya mampu membawa Inter Milan sebagai runner-up grub dan kalah di perempat final oleh Liverpool

Di Seria A Inter Milan kembali bersaing ketat untuk mempertahankan gelar juara bertahan mereka. Inter Milan hanya berbeda 1 poin dengan rival satu kota mereka AC Milan. Hal ini, membuat Inter Milan berusaha keras agar bisa mempertahankan gelar juara mereka.

Akan tetapi, fakta berkata lain dengan AC Milan yang berhasil keluar sebagai juara. Meskipun Inter Milan mampu menang di pertandingan terakhir mereka dengan skor telak 3-0 saat menghadapi Sampdoria, namun kemenangan tersebut menjadi sia-sia karena AC Milan yang juga Berhasil menang.

Dengan gagalnya Inter Milan untuk mempertahankan gelar juara mereka, Simone Inzaghi yakin untuk menjadi lebih kuat di musim berikutnya untuk merebut kembali scudetto. Meski gagal menjadi juara Serie A, Inter Milan telah mengamankan dua trofi  yakni Piala Super Italia dan Piala Italia.

Meski telah gagal memenangkan Serie A, Inter Milan menjadi tim paling produktif di Serie A dengan torehan sebanyak 60 gol. Torehan ini membuat Inter Milan sebagai tim yang akan kembali bersaing ketat dengan tim Serie A yang lain pada musim depan.