"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."(QS. Az-Zalzalah 99: 7)
Kami tinggal di hunian cukup strategis, dekat dengan pintu tol, 300 an m dari jalan raya, dan tidak terlalu crowdeddi daerah Sidoarjo. Perumahan baru ini, perkembangannya tergolong bagus, tidak butuh waktu lama 1 cluster yang paling ujung sudah sold out. Terus berlanjut dengan pembangunan ruko dan cluster-cluster berikutnya.
Namun takdir berkata lain, pada 29 Mei 2006 meletus banjir Lumpur Lapindo. Semburan lumpur panas menggenangi kawasan pemukiman, pertanian, dan industri. Hunian kami nyaris tidak tumbuh, banyak rumah dan lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar
Rupanya semak belukar ini menjadi sarang ular yang nyasar ke pekarangan.
Kami keluarga besar "Kalam", di perumahan dikenal sebagai penyuka kucing. Mereka kami kondisikan setengah liar, agar saat ditinggal bisa survive. Jadi aturan tak tertulisnya, saat masih cemeng boleh di rumah, setelah besar di luar.
Kebetulan di sebelah ada rumah pengembang yang kosong, kami jadikan rumah kucing. Kami sediakan makanan dan minuman. Ssst jangan bilang-bilang ya, nanti pas ditarik uang kontrakan. Ha ha ha.
“Kasihan”, menjadi sifat dari anak-anak. Saat kecil jika ketemu anak-anak hewan; kucing, kambing, ayam dan lain-lain, yang terlontar dari mulut mungilnya, adalah;
"Kasihan, ibunya ke mana itu?"
Pernah suatu ketika, ada anak kucing terlantar di selokan. Lantas dibawa pulang sama putriku. Rupanya ia sudah lama terpisah dari induknya, kondisinya kurus dan salah satu matanya sakit. Kemudian dibawa ke dokter hewan.
"Ini harus dioperasi, jika tidak bisa menular ke mata satunya," terang dokter.
Akhirnya salah satu matanya diangkat.
Hachi, putriku memberinya nama, ia tumbuh sehat sebagai kucing betina dewasa hingga beranak 3 ekor manis. Saat anak-anaknya beranjak besar mulai banyak tingkah, berkelahi, menggaruk sofa, merusak bunga, dll.
Sampai suatu saat saya bilang," Awas jangan nakal! Nanti tak sekolahkan ke pasar!"
Eh, besoknya si Hachi bersama anaknya pergi entah ke mana dan tidak pernah kembali lagi. Padahal saya hanya bercanda, seolah-olah menakuti biar tidak nakal. Sepertinya Hachi menanggapi serius.
Pada kejadian lain, ada anak kucing yang jatuh dari lubang flavon rumah. Kondisinya masih hidup, terluka parah, lumpuh, dan belum bisa makan sendiri. Akhirnya dirawat oleh 2 putri kami.
Saat itu, bertepatan dengan jadwal liburan akhir tahun. Jadi ia dibawa serta liburan keliling Jawa; Siodarjo, Madiun, Jakarta, Bandung, Sumenep, dan kembali lagi ke Sidoarjo. Perkembangan kondisinya terlihat membaik, dari awal lumpuh sampai bisa berdiri dan jalan, tetapi sayang ia tidak bisa diselamatkan.
"Peliharalah kucing, doanya agar tuannya banyak rejeki, biar bisa ikut tidur di kasur empuk.”
Kucing adalah hewan kesayangan Rasulullah. Mencintai dan memeliharanya dengan baik bisa memberikan nilai sedekah dan membawa kebaikan kelak di akhirat.
Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Pada setiap sedekah terhadap makhluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan mendapatkan pahala kebaikan."
Pada awalnya, perumahan kami tidak aman, sering terjadi pencurian. Rumah belum ditempati, handle pintu rumah raib. Setelah ditempati dan sudah ada security, masih saja terjadi pencurian. Bahkan pernah dalam satu malam beberapa rumah kemalingan bersamaan.
Ada asisten rumah tangga, yang diharapkan bisa sedikit membatu soal keamanan, justru tidak jujur dan panjang tangan pula. Akhirnya kami kasih sangu dan serahkan kembali kepada yang nitipkan.
Semenjak keluarga Kalam bersahabat dan memelihara kucing, menyediakan makanan dan minuman buat kucing-kucing liar, seingat saya tidak ada lagi kejadian pencurian di rumah.
Ditambah lagi, mendapatkan ganti asisten rumah tangga yang jujur, rapi dan bersih. Kami rela menunggunya saat cuti melahirkan hingga siap bekerja lagi.
Foto: Si Cantik yang baik hati, bukan anaknya pun disusui
Ada tetangga sama-sama penggemar kucing nyelethuk, "Keluarga Kalam lho rejekinya melimpah, berkah pelihara kucing."
Itu semua adalah bagian dari kehidupan yang berkah, salah satunya bisa dari sebab berbagi kebaikan sama si Manis.
Jadi ingat nasehat si Mbah saat kecil,
"Peliharalah kucing, doanya agar tuannya banyak rejeki, biar bisa ikut tidur di kasur empuk. Jangan pelihara anjing, ia berdoa agar tuannya mati karena berharap tulang belulang sisa selamatan."
Orang-orang kuno serba simbolis dalam memberi nasihat, karena kami hidup di keluarga muslim dan air liur anjing najis buat umat muslim. Secara tidak langsung menanamkam pemahaman tidak baik muslim memelihara anjing.
Pada saat menjelang Isya' di malam penuh berkah, di depan rumah gaduh oleh anak-anak. Di luar sudah ada bapak-bapak dan security dengan tongkat pemukul ditangan. Terlihat sekawanan kucing berkelahi dengan ular King Kobra yang besar.
King Kobra berusaha menyerang dan menyambar kucing. Dengan sigap kucing mematahkan serangan King Kobra. Selanjutnya King Kobra dibereskan sama bapak-bapak.
Masih di Ramadhan yang sama, saat buka pintu mau berangkat sholat Tarawih ke mushola At Taubah tiba-tiba Ifa, anak tengahku berteriak, "Ular besar, ular besar."
Waah bikin panik karena tidak tahu posisi persis dari ular, terus terbayang ularnya sebesar King Kobra sebelumnya. Saya coba intip dari cendela ruang tamu, tidak nampak.
Saya melihat keluar dari cendela kamar, nampak sekawanan kucing pandangannya tertuju di satu titik sudut antara kamar dan ruang tamu. Saya yakin mereka memandang ke arah ular. Lagi-lagi kucing menyelamatkan keluarga dari ganguan ular.
Foto: ilustrasi kobra lawan kucing/youtube
Kucing dan penyanyangnya seakan terhubung dengan vibrasi yang selaras dan saling menarik. Bukan hanya di rumah, di kantor pun di huni kucing, bahkan saat duduk santai di kala berpergian tiba-tiba didatangi kucing, ia menyapa dengan berguling-guling atau bahkan kadang ada duduk dipangkuan.
... kucing pun ingin memberi persembahan pada tuannya.
Pemelihara kucing mungkin sering menjumpai adanya bangkai tikus, burung, kadal, katak di depan rumah. Lebih ngeri lagi, pernah suatu ketika si Cantik pulang ke rumah membawa ular yang masih hidup. Kata seorang teman penyuka kucing bahwa kucing pun ingin memberi persembahan pada tuannya.
Ada kebiasaan kucing jantan yang kurang disukai, ia kencing sembarangan untuk menandai wilayah teritorialnya. Pintu, mobil, dinding, barang-barang depan rumah jadi sasaran tembakan.
Di suatu malam yang gerah, saya duduk di depan teras sambil baca-baca berita di HP. Tiba-tiba punggung terasa hangat, saya menoleh ke belakang, terlihat si Jhoni kucing jantan santai berlalu. Bayangkan, punggung pun ikut ditandai.
Tiadalah kesia-siaan dalam menebar kebaikan, meskipun kebaikan itu untuk binatang. Lebih-lebih kebaikan buat sesama.
Selamat menebar kebaikan buat semesta, guna memetik berkah kehidupan di dunia dan akhirat.
AK, 30/05/2022