Tokoh yang paling dominan dalam sejarah epistimologi Barat menurut Furmerton adalah kaum skeptis. Kaum skeptis sering kali secara implisit mengisyaratkan (presuppose) beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan (knowledge) atau justifikasi.

Para sejarawan filsafat di Barat modern biasanya mengklasifikasikan sejarah filsafat Barat ke dalam tiga periode: kuno (klasik), pertengahan, dan modern. Filsafat yang berkembang di Athena, Alexandria dan pusat-pusat pemikiran Hellenik serta Hellenistik dan Roma disebut filsafat-filsafat klasik. 

Sedangkan yang berkembang bersamaan dengan Kristenisasi Eropa sejak sekitar abad keempat dan kelima Masehi hingga perceraian peradaban pertengahan disebut filsafat abad pengetahuan-didalamnya termasuk filsafat Islam dan Yahudi.

Michelet, sejarawan terkenal, adalah orang pertama yang menggunakan istilah renaisans. Para sejarahwan biasanya menggunakan istilah ini untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-16. 

Agak sulit menentukan garis batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans, dan zaman modern. Bisa dikatakan abad pertengahan berakhir tatkala datangnya zaman renaisans. Sebagian orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan dari zaman renaisans.

Renaisans adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. 

Ciri utama renaisans yaitu humanisme, individualisme, sekularisme, empirisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat humanisme.

Tokoh penemu di bidang sains pada masa renaisans (abad 15-16 M): Nicolaus Copernicus (1473-1543 M), Johanes Kepler (1571-1630 M), Galileo Galilei (1564-1643 M), dan Francis Bacon (1561-1626 M).

Selanjutnya tokoh penemu di bidang sains pada zaman modern (abad 17-19 M): Sir Isaac Newton (1643-1727 M), Leibniz (1646-1716 M), Joseph Black (1728-1799 M), Joseph Prestley(1733-1804 M), Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794 M), dan J.J. Thompson. 

Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus, dan statistika, sementara pada abad ke-19 lahirlah pharmakologi, geofisika, geomophologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi. Pada tahap selanjutnya, ilmu-ilmu zaman modern memengaruhi perkembangan ilmu zaman kontemporer.

Zaman modern ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. 

Menurut Slamet Iman Sontoso, dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun1453. 

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang merupakan basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer.

 Zaman modern di tandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah di rintis sejak zaman Renaissance. Tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern adalah Rene Descartes. 

Rene Descartes juga sebagai ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah system koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X Dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for live (Perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya electron. Berikut penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut.

  • Rene Descartes

Dia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan “Bapak Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. 

Hasil pemikirannya berupa konsep “Aku berpikir maka aku ada” (I think, there fore I am). Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.

  • Isaac Newton

 Berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, Dan Optika.

  • Charles Darwin

Dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teori yang terkenal ada struggle for life (perjuangan untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap menampilkan kelainan-kelainan kecil. 

Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan tersisihkan karena kalah tersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (Survival of the fittest).

Aliran yang ada pada saat itu adalah sebagai berikut :

- Rasionalisme

Adanya pendirian bahwa kebenaran-kebenaran yang hakiki itu secara langsung dapat diperoleh dengan menggunakan akal. Adanya suatu penjabarannya secara logic atau deduksi untuk memberikan pembuktian mengenai lain-lain segi dari seluruh sisa bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap sebagai kebenaran-kebenaran hakiki.

- Empirisme

Sumber pengetahuan yang memadai ialah pengalaman lahir yang menyangkut dunia dan pengalaman batin yang menyangkut pribadi manusia.

- Kritisisme

Menurut immanuel kant (1724-1804) pengetahuan itu seharusnya sintetis apriori (pengetahuan bersumber dari rasio dan empiris yang sekaligus bersifat apriori (rasional) dan aposteriori (empiris).

- Idealisme

Filsafatnya bersumber dari kritismenya Immanuel kant. Yang dijuluki sebagai penganut idealisme subjektif merupakan murid kant. Demikian juga dengan scelling ysng filsafatnya disebut dengan idealisme ini (subjektif dan objektif) yang disintetiskan dalam filsafat idealisme mutlaknya Hegel (1770- 1831). Bagi Hegel pikiran adalah essensi dari alam dan alam adalah keseluruan jiwa yang diobyektifkan.

- Positivisme

Terhadap arti dan pemikiran dalam struktur dunia merupakan intuisi dasar yang menjadi asa idealisme.

- Marxisme

 Filsafat positivisme comte disebut juga paham empirisme-kritis, bahwa pengamatan dengan teori berjalan seiring.