Tidak terasa bulan Desember akan segera berakhir, yang artinya sudah di penghujung tahun 2022. Untuk teman-teman yang tengah merantau, apakah sudah berniat pulang ke kampung halaman di akhir tahun ini? Atau teman-teman memang sudah pernah pulang sebelumnya demi melepas rindu dengan keluarga?

Apabila teman-teman berencana pulang ke kampung halaman, jangan lupa, ya untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan, seperti tiket, mungkin pakaian, barang-barang berharga, dan sebagainya. Dokumen-dokumen yang sekiranya penting, alangkah baiknya dibawa. Ini demi meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, sebab teman-teman tidak berada di kos dalam waktu yang tidak sebentar.

Ngomong-ngomong tentang rindu, sepertinya tidak ada anak rantau yang tidak merasa kangen dengan keluarganya. Mungkin bukan hanya keluarga, tapi juga saudara, teman, atau mungkin dengan si Dia yang dengan sabar harus melakukan hubungan jarak jauh. Hehehe…

Setiap anak rantau pasti merindukan masakan buatan ibunya, rindu aktivitas yang biasa ia lakukan di rumah. Rindu bercerita dan mengobrol tentang kegiatan yang telah dilakukannya, serta masih banyak hal yang dirindukannya.

Sebab, saat di perantauan kebanyakan dari mereka tentu merasa bingung, dengan siapa mereka akan bercerita, mengeluarkan unek-unek, atau berbagi perasaan. Ya, mungkin itu bisa dilakukan dengan teman kuliah atau teman kerja. Namun, tentunya tidak semua hal bisa diceritakan pada teman, bukan?

Terlebih lagi apabila kita belum mempunyai teman akrab dan tak terlalu dekat dengan tetangga kos. Mau tak mau memang harus diakui bahwa anak rantau tak jauh-jauh dari kata kesepian.

Makan sendiri, tidur sendiri, semua kegiatan dilakukan sendiri. Maka dari itu si anak rantau dituntut untuk memiliki sifat mandiri, tidak boleh bergantung pada orang lain. Karena tidak semua orang mau untuk dimintai pertolongan. Tidak semua orang ikhlas untuk dimintai tolong oleh kita.

Perasaan sepi ini biasanya muncul pada awal-awal anak rantau mulai ngekos. Mereka masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan barunya. Tempat baru, orang-orang baru, dan semua hal baru yang perlu dikenali satu persatu. Tentunya, sekali lagi secara mandiri.

Mungkin saat kita sedang memiliki banyak kegiatan, perasaan sepi itu bisa teralihkan. Kita sibuk bekerja, atau berkuliah, melakukan banyak kegiatan dengan teman mampu menepis rasa rindu kita pada keluarga di kampung halaman.

Meskipun memang tak bisa dipungkiri, saat kegiatan yang kita lakukan selesai kemudian kita kembali ke kos, rasa sepi itu datang lagi. Rasa rindu itu muncul lagi. Belum lagi saat sakit, itu adalah hal yang sangat menyulitkan. Tidak ada yang merawat dan menjaga kita, seperti saat kita berada di rumah yang tentunya dekat dengan orang tua dan keluarga.

Inilah yang juga terkadang menjadi pertimbangan seseorang Ketika harus merantau ke luar kota. Tidak ada yang merawat saat sakit, tidak ada yang membantu saat terjadi musibah ataupun masalah yang tak kita kehendaki.

Saat sakit, tentu bukan hanya perasaan sepi yang hinggap dalam diri, tetapi juga rasa rindu, ingin pulang, sedih semuanya bercampur aduk jadi satu. Dan sekali lagi, semuanya harus anak rantau hadapi dan lalui sendiri.

Biasanya mereka tidak akan memberitahu orang tua atau keluarga perihal kejadian tidak menyenangkan yang menimpa mereka. Tentu saja dengan alasan tak ingin mencemaskan keluarga di rumah. Jarak yang jauh itu tidak memungkinkan mereka untuk datang langsung menemui kita.

Maka dari itu selain dituntut mempunyai sifat mandiri, makan yang teratur serta gaya hidup sehat juga tetap diperlukan bagi si anak rantau.

Percaya atau tidak, tak sedikit anak kos yang sering melewatkan jam makannya, atau mungkin begadang hampir setiap hari dan jarang berolahraga. Hal-hal seperti inilah yang sering membuat anak kos mudah jatuh sakit. Penyakit seperti maag dan tifus adalah yang paling sering diderita.

Oleh karenanya, jika ingin merantau seperti ini dianjurkan membawa obat-obatan pribadi guna menjadi pertolongan pertama saat jatuh sakit.

Bagi teman-teman yang merasa sudah tidak bisa lagi untuk menahan rasa rindunya pada keluarga, teman-teman bisa menyempatkan pulang ke kampung halaman apabila terdapat waktu libur atau senggang.

Kalaupun tidak, sebab jarak yang tak dekat dan waktu libur yang susah didapat, ada baiknya tidak perlu risau. Teknologi sudah maju di zaman sekarang. Jadi, teman-teman bisa menggunakan fitur panggilan atau video call apabila ingin mengobrol sembari bisa melihat wajah keluarga.

Berkabar setiap hari dengan orang tua atau keluarga dengan mengirimkan pesan juga bisa sedikit mengurangi rasa rindu. Teman-teman bisa bercerita tentang kegiatan yang telah dilalui atau apapun itu. Dan tentunya itu bukanlah masalah. Bukan hal yang berlebihan atau lebay untuk dilakukan.

Kadang dengan berkabar seperti itu, selain mengurangi rasa rindu juga mengingatkan kita tentang tugas atau kewajiban teman-teman di kota rantauan. Entah itu teman-teman sedang bekerja atau berkuliah.

Lebih mempertegas lagi tentang yang seharusnya teman-teman lakukan di kota orang. Sebab, kita sedang diberi amanah oleh orang tua dan keluarga untuk bekerja atau untuk belajar. Bukan untuk bermain-main dan malah melakukan hal yang tidak semestinya.

Jadi, untuk teman-teman si anak rantau, jangan sedih, ya! Teman-teman harus bisa membuktikan pada orang tua serta keluarga bahwa teman-teman bisa mengemban amanah itu dengan baik.

Dan bisa kembali ke kampung halaman dengan pencapaian terbaik versi teman-teman.



Just step by step.

Keep it up!