Kalian pernah nggak sih ngalamin perasaan kayak pingin banget punya hidup produktif, bisa berbuat banyak hal bermanfaat dan membangun citra diri yang positif tapi rasanya sulit banget gitu? Ngerasa terjebak dalam hidup yang gitu-gitu aja dan rasanya nggak punya prestasi apa-apa? Pingin punya karya tapi kayak stuck nggak tau harus dimulai dari mana? Yes yes, kita samaan! Sering kali dalam hati kita ingin berubah dan maju tetapi kok rasanya berat gitu dan have no clue harus mulai dari sebelah mana. Well, menurutku itu perasaan yang normal dialami oleh banyak orang akhir-akhir ini.

Sekarang dengan adanya handphone canggih dalam genggaman rasanya banyak sekali Batasan kehidupan yang semakin kabur. Distraksi dari segala penjuru semudah menggerakkan jemari di atas screen HP. Pengaruh dunia luar, pemikiran, gaya hidup bisa masuk dengan mudahnya. Sekarang satu-satunya tameng untuk melindungi diri dari berbagai pengaruh negative tadi ya hanyalah diri kita sendiri.

Nah sayangnya, kadang banyak kecil yang sudah sangat terbiasa kita lakukan dan sejatinya menjadikan hidup kita degradasi nih, kurang produktif, terjebak dalam kesenangan semu, sampai akhirnya hidup kita cuman jalan di tempat, nggak nambah value apa-apa baik buat diri sendiri maupun orang lain. 

Yes, we did a lot self-sabotage! Scrolling HP berjam-jam sampai kekurangan waktu tidur, paginya bangun tidak bersemangat atau merasa lelah. Larut dalam euforia drama korea sampai setia banget di depan TV bermalam-malam, gampang banget terpengaruh promo dan aneka diskon sampai-sampai hobi check out di tanggal cantik padahal aslinya nggak butuh-butuh banget. Beli buku best-seller biar keliatan pinter, FOMO gitu, padahal bacaan di rumah masih segudang nggak diselesaikan. Well, sound familiar?

Nah, semua tindakan remeh tadi itu membuat kita sebenarnya merasa senang, tapi senangnya sebenarnya sungguh sanggat fana banget! Sementara! Bukan kesenangan yang sejati. Kita senang sudah kepoin banyak orang di medsos, keep update dengan berbagai berita terbaru, merasa kekinian, tetapi aslinya hidup kita nggak banyak berubah dari situ. 

Nggak nambah skill, nggak nambah manfaat yang berarti baik buat diri dan orang lain. Parahnya semua kebiasaan kecil tadi itu juga menjadi candu! Tiba-tiba aja kita gampang ngerasa insecure sama orang lain, tiba-tiba ngerasa left behind ketinggalan ketika ngelihat pencapaian orang lain. Nah, padahal kita sendiri yang menyabotase diri dari hidup yang progressif!

Yes mungkin kita ngerasanya, nggak kok toh kehidupan kita tetap maju, kuliah tetap jalan, kerjaan juga terlaksana, tapi coba deh deep reflect on your life, semakin dalam kita terjebak di self-sabotage tadi, semakin dunia kita mengecil disitu-situ aja. Kita jadi nggak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana, mau negara lain perang kek, anak-anak di belahan dunia lain kelaparan kek, we don’t really see and concern about them. 

Boro-boro yang jauh, bisa jadi malah kita dengan keluarga juga jadi nggak peduli. Udah nelpon bapak ibu belum hari ini? Eh kakak atau adik kita butuh bantuan nggak ya? We don’t see them at all. Perlahan humanity kita berkurang. Dan yang paling merugikan diri sebenarnya adalah waktu yang terbuang percuma! Padahal kalau bisa digunakan untuk melakukan kebaikan lainnya pahalanya mungkin sudah berlipat, hehe.

Nah, so gimana ya biar kita nggak terus-terusan self-sabotage sama diri sendiri? Paling nggak perlahan berkurang gitu. Mungkin beberapa hacks ini bakal sedikit banyak ngebantuin kita buat menghindari self-sabotage yang mengakar dalam keseharian.

  • Sadari seberapa banyak waktu yang dihabiskan

Langkah pertama banget, yuk cob akita evaluasi, seberapa banyak waktu yang sudah kita habiskan ngelakuin hal yang menurut kita senang-senang namun nihil faedah buat hidup kita. Bisa gaming, bisa scrolling on media social, bisa nonton drama, dll. 

Coba cek apakah semua hal tadi membuat kita kehilangan waktu seperti kekurangan waktu tidur, jadi nggak punya waktu buat orang lain atau keluarga, buat exercise atau sekedar jalan keluar rumah. Nah jika semua hal kecil tadi sudah mulai overtake banyak waktu dalam hidup kita, well fix kita udah terjebak di self-sabotage! Sadari itu guys!

Selain waktu kita bisa juga evaluasi seberapa effort yang rela banget kita habiskan buat semua itu, misal rela beli harddisk banyak guna menyetok drama, atau ngeluarin duit banyak buat beli buku-buku yang cuman jadi alas tidur doank atau hiasan rumah, rela ngehabisan quota buat gaming dan sebagainya. 

Yes, nggak ada yang salah dengan have fun, istirahat sejenak dan nyenengin diri, tetapi jika semua itu udah jadi candu dan berlebihan, it’s called overdose dan jelas jadi toxic buat diri sendiri. So, awal banget, coba evaluasi dan sadari seberapa banyak dan dalam self sabotage yang sudah kita lakukan.

Fyi, biasanya orang-orang yang mau evaluasi dan refleksi diri adalah mereka yang benar-benar mau menjadi lebih baik, menjadi orang yang produktif, dan punya hidup yang lebih manfaat lagi. Jadi, jangan heran kalo yang masih bermental ‘so what gitu’ sama hidup bakal ngerasa self sabotage ini malah fun dan nggak bisa move on.

  • Buat Life Goals

Hidup mesti banget punya goals atau tujuan. Sebagaimana manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa untuk beribadah kepadaNya. Maka tujuan hidup kita harusnya linear dengan tujuan penciptaan tadi. Ibadah itu bentuknya luas, bekerja belajar membangun kehidupan sosial yang baik juga ibadah. Nah hal-hal yang nihil manfaat tidak termasuk di sini guys. 

So, saat menetapkan goals buatlah sesuai dengan keinginan Tuhan Semesta Alam. Semisal, menargetkan kapan lulus kuliah, IPK berapa yang ingin dicapai, organisasi apa yang ingin ditekuni, bekerjapun harus punya target, kapan selesai pekerjaan A dan B, target untuk diri juga seperti mau nambah skill apa, mau nerbitkan berapa artikel dalam sebulan, mau buat karya apa dalam jangka waktu setahun. Nah semua harus ada goalsnya. Dengan ada life goals yang jelas, inshaAllah hidup jadi terarah. Kita jadi ngerasa hidup ada progressnya, nggak Cuma stuck disitu-situ aja tenggelam dalam self-sabotage tadi.

  • Tentukan Aksi Harian

Nah, sejalan dengan goals besar yang kita tetapkan buat diri, misal target tahunan, target bulanan, maka berikutnya adalah nentuin aksi hariannya. Tentuin donk hari ini mau ngapain aja. Orang yang gagal merencanakan, sejatinya merencanakan kegagalan, Jangan sampai kita Cuma ngejalani hari seadanya tanpa plan dan tujuan yang jelas. 

Karena itu buat jadwal atau aksi harian yang ingin diraih. Karena ini bentuknya aksi harian, jadi nggak usah buat yang muluk dan berat untuk dicapai. Mulailah dari hal sederhana. Misalnya menargetkan terbit satu artikel per minggu, nah ini aksi harian bisa dipecah, seperti hari pertama mulai cari tema yang mau ditulis, hari kedua cari bahan bacaan untuk referensi misalnya 4 referensi, nah hari ketiga sampai keenam targetkan untuk baca dan buat resensi dari masing-masing referensi yang dibaca. Satu hari satu. Lalu hari terakhir di hari ketujuh baru deh targetkan mulai nulis sampai selesai. See? Kita jadi punya guidance buat ngejalani hari. Jika kita tahu persis apa yang mau kita lakuin, kita jadi nggak mudah ke distraksi buat membuang-buang waktu. So, try it!

  • Self-Affirmation

And of course sebagai manusia wajar banget buat ups and down. Kadang semangat kadang letoy. Yes wajar, yang nggak wajar adalah membiarkan diri hanyut. Kita mesti jadi raja buat diri kita, maksudnya ya kita yang ngatur diri kita, jangan mau diombang-ambing mood yang disebabkan oleh pengaruh luar. 

Saat lagi down, nggak semangat, yuks buat reminders. Caranya gimana?? Kita bisa masukan self-affirmation setiap hari dalam aksi harian kita. Do Self-Affirmation ini penting buat remind jiwa dan tubuh kit akita harus jadi orang seperti apa.

Nah jadi, usahakan lah setiap bangun pagi pas ngaca nih, talk to ourselves. “I am productive, I can do everything I plan, I am beautiful, I am wonderful” atau kata-kata positifnya lainnya. Say it aloud to yourself. Jangan ngomong dalam hati, tapi ucapkan dengan mulut hingga telinga kita bisa mendengarnya. 

Yes, I am amazing! Nah nanti, pas malam hari sebelum tidur, daripada sibuk scrolling hape sampe subuh, mending jauhkan HP dari jangkauan, lalu berdoa dan jangan lupa ucapkan terima kasih pada diri. Terimakasih ya sudah bertahan dan berusaha menjadi orang hebat hari ini. Makasih ya sudah bekerja keras hari ini. I love me!

Sound silly? Iya awal-awal pas denger ini juga saya ngerasa aneh dan awkward, tetapi setalah sekali dua kali dicoba berasa sangat terbantu. Jadi seperti ada motivasi untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik, dan jadi merasa kuat menghadapi hidup yang keras cielah.. haha.. whatever it is, yang jelas terasa banget magicnya. Cobain deh tiga hari dulu rutin.