Kota Bambu merupakan julukan dari salah satu kabupaten yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Ngawi.

Mengapa dijuluki sebagai Kota Bambu? Karena Ngawi berasal kata "awi" yang berarti bambu dengan tambahan huruf sengau "ng" di depannya sehingga menjadi "Ngawi".

Ngawi menggambarkan suatu daerah di pinggiran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi pohon Awi. Kota yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah ini memiliki banyak potensi dan keunikan yang perlu dikembangkan guna memajukan Kota Ngawi. 

Catatan sejarah menunjukkan adanya kota kecil di dekat pertemuan dua sungai besar yaitu Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Ngawi memiliki beragam kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini, antara lain:

1. Tarian

Tarian adat Ngawi biasanya dipopulerkan pada acara tahunan di berbagai kalangan masyarakat dan wisatawan. Tarian adat Ngawi diantaranya ada Tari Pentul Melikan, Tari Bedoyo Srigati, dan Tari Orek-Orek

2. Cokekan

cokekan biasa digunakan sebagai penembang lagu jawa oleh para sinden dan merupakan hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat Ngawi. Hal itu dikarenakan, cokekan memiliki makna kehidupan di setiap lagunya.

3. Dalang Cilik

Seorang anak kecil yang mempunyai keahlian khusus dalam memainkan boneka wayang disebut Dalang Cilik. Di Ngawi kesenian ini biasanya diadakan di sebuah acara dalam upaya melestarikan budaya Ndalang. 

4.Kirab

Di Ngawi, kegiatan ini diadakan untuk mencuci pusaka dan mengarak pusaka kerajaan dalam upacara adat. Kegiatan ini biasa dilakukan pada hari-hari tertentu menurut perhitungan Jawa.

Pusaka peninggalan kerajaan yang dimiliki, diantaranya ada Tombak Kyai Singkir, Tombak Kyai Solonggolangit, Payung Tunggul Warsini dan Tunggul Wulung.

5. Batik

Membatik merupakan kegiatan yang dilestarikan oleh masyarakat Ngawi hingga saat ini. Kegiatan ini  dilakukan sebagai salah satu  bentuk warisan budaya kebanggaan Indonesia dan diakui oleh UNESCO. 

Keindahan dan kekayaan yang dimiliki Kota Ngawi ini menjadikan inspirasi dan menuangkannya dalam berbagai motif batik yang indah.

Berbicara mengenai motif, Ngawi sendiri memiliki motif yang menjadi ciri khas batik Kota Ngawi, diantaranya ada Motif Bambu, Motif Tulang dan Manusia Purba, Motif Benteng Pendem, dan masih banyak lagi motif yang lainnya. 


Selain kebudayaan, Kabupaten Ngawi juga memiliki riwayat sejarah yang tak kalah menarik dengan riwayat sejarah lainnya. Mulai dari awal peradaban manusia hingga awal kemerdekaan Indonesia.

Disini penulis akan menjelaskan secara detail salah satu tempat bersejarah di Ngawi. Berikut tempat bersejarah di Ngawi yang cukup terkenal diberbagai daerah, diantaranya adalah :

1. Museum Trinil

Museum ini didirikan karena ditemukannya fosil makhluk purba pada ribuan tahun lalu. Situs Trinil ini menjadi sangat terkenal karena ditemukannya fosil manusia kera berjalan tegak atau biasa dikenal dengan Phitecantropus Erectus oleh Eugene Dubois pada tahun 1881-1892.

Situs Trinil merupakan situs yang prasejarah yang memiliki nilai arkeologi dan budaya yang sangat tinggi dan penting. Sehingga wajib dilestarikan, bukan hanya Indonesia tetapi juga dunia.


2. Benteng Van Den Bosch

Benteng Van Den Bosch ini merupakan benteng peninggalan kolonialisme Belanda. Benteng ini didirikan pada tahun 1839-1845 oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch saat berhasil menjajah wilayah Ngawi.

Benteng Van Den Bosch lebih dikenal dengan sebutan Benteng Pendem. Kalian tahu tidak sih mengapa disebut dengan Benteng Pendem? Itu dikarenakan bangunan ini dikelilingi oleh gundukan tanah yang tingginya hampir menutupi bangunan benteng.

Salah satu tujuan dibangunnya benteng ini adalah selain untuk menguasai jalur transportasi udara, tetapi juga untuk mencegah serangan lanjutan dari Perang Diponegoro.

Benteng ini dibangun di atas lahan seluas 15 hektar. Dan kala itu, benteng ini digunakan sebagai  tempat hunian oleh 250 tentara belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van Den Bosch.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Benteng Pendem ini ditempati dan dikelola oleh satuan Yon Armed Kostrad 12 Ngawi sampai saat ini. 

Benteng Van Den Bosch mulai dijadikan sebagai tempat wisata edukasi pada tahun 2011. Karena keberadaan Benteng ini mempunyai nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi muda.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah Benteng Van Den Bosch ini seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah kelahiran, semangat jiwa perjuangan, pantang menyerah, dan masih banyak lagi.

Benteng Van den Bosch saat ini sedang direnovasi karena beberapa bangunannya sudah tidak utuh lagi akibat pengeboman oleh pasukan Jepang.

Meskipun demikian, gaya bangunan benteng yang khas Eropa ini masih bisa dinikmati keindahannya hingga sekarang.


3. Sendang Tawun

Sendang Tawun merupakan sebuah sumber mata air yang tidak kering meskipun kemarau panjang. Sendang yang dipercayai sebagai tempat sakral ini biasanya digunakan untuk upacara adat pembersihan Desa Tawun.


4. Monumen Soerjo

Monumen yang didirikan pada 28 Oktober 1975 ini menjadi tanda bahwa pada tahun 1948 telah terjadi pembunuhan sadis. 

Pembunuhan sadis terhadap Gubernur pertama Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo dan 2 pengawal perwira polisi oleh pemberontak PKI.


5. Kediaman Ketua BPUPKI

Siapa sangka bahwa rumah dr KRT Radjiman Wedyodiningrat ini berada di Ngawi? Dan mampu berdiri kokoh selama 140 tahun meski dibangun tanpa semen.

Sosok dr KRT Radjiman Wedyodiningrat ternyata tidak hanya menjadi tokoh penting bagi pendiri bangsa Indonesia tetapi juga merupakan salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo.


Uraian di atas adalah sepenggal sejarah dan kebudayaan yang ada di Ngawi. Bagaimana? Riwayat sejarah yang dimiliki Kota Bambu ini tidak kalah menarik bukan?

Selain tempat bersejarah, Ngawi juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik. Penasaran dengan kota Ngawi? Ayo ke Ngawi! agar rasa penasaran kalian terobati dengan keindahan yang dimiliki Kota Ngawi.