Sains berkembang dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh sungguh.
Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan dan keberlangsungan hidupnya. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran dengan akal budinya.
Dalam sejarah Islam, ilmu pengetahuan sebenarnya sudah berkembang sejak masa Rasulullah saw. namun hanya berupa pengetahuan terapan untuk berdakwah dan mengembangkan masyarakat muslim belum dikaji secara teori-teori secara rasional.
Setelah Rasulullah wafat peradaban Islam semakin meluas ke berbagai daerah, sejak masa Khulafa al-Rasyidin hingga masa Dinasti Bani Umayyah lebih, pemerintahan fokus terhadap perluasan wilayah dan memperkuat pertahanan. Ilmu pengetahuan baru menjadi fokus utama setelah masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah.
Zaman Klasik (Puncak Kegemilangan Sains dalam Islam)
Zaman ini merupakan puncak perkembangan ilmu pengetahuan dan ajaran islam. Zaman yang dimaksud adalah masa Dinasti Bani Abbasiyah (132-656 H/750-1258 M). Dalam aktivitas pemerintahannya, Bani Abbasiyyah mengambil pusat kegiatannya di kota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibu kota negara.
Dari sinilah segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, keuangan, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan.
Kota Baghdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki dan tinggal di kota tersebut, sehingga semua bangsa yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan bermukim di dalamnya, dengan begitu Baghdad menjadi kota interenasional yang sangat ramai dan di dalamnya berkumpul berbagai budaya: Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.
Sehingga bisa dikatakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah upaya perluasan daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini ditandai dengan munculnya para ilmuwan, cendekiawan dan alim-ulama. Beberapa faktor yang mendorong kemajuan Perkembangan Sains antara lain:
Adanya kekayaan yang melimpah dari pertanian atau pun perdagangan, dengan dana dari hasil kekayaan tersebut para khalifah dapat dengan mudah merencanakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Perhatian beberapa khalifah yang besar kepada ilmu pengetahuan seperti Al-Mansyur (754-775 M ), Harun Al- Rasyid (775-785 M), Al-Watiq (824-847) Dan lain – lain. Dan tak kalah pentingnya ia pengaruh keluarga Barmak, yang berasal dari Balkh (Bactra) pusat ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani di Bagdad mereka menjadi pendidik bagi anak – anak khalifah.
Kecenderungan umat Islam di dalam menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan besar sekali, maka banyaklah ulama di setiap kota pada masa itu.
Lancarnya hubungan kerja sama dengan negara – negara maju seperti India, dan lainya.
Umat Islam pada masa itu telah bercampur baur dengan orang–orang Persia terutama Mawali mereka inilah yang memindahkan ilmu pengetahuan dan filsafat dari bahasa mereka ke dalam bahas Arab.
Pada zaman ini, Umat Islam benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktikkan syariat Islam bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki di samping ketakwaannya pada Allah swt. sebagaimana firman-Nya:“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujaddalah.11)
Zaman Modern dan kejumudan
Setelah kegemilangan yang dicapai Dinasti Bani Abbasiyah, perkembangan sains dalam Islam mengalami penurunan yang signifikan. Kemunduran ini tidak terjadi secara tiba-tiba, namun terjadi karena beberapa faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya peradaban sains dalam Islam dicapai di masa Dinasti Bani Abbasiyah, antara lain:
Wilayah Abbasiyah yang terlalu luas
Luasnya wilayah juga menyebabkan pemerintah tidak adil dalam memberikan hak wilayah bayjan dari baitul maal untuk pembangunan infrastruktur berupa bangunan fisik, seperti irigasi, jalan raya, jembatan penghubung kota dan sarana pendidikan. Sementara kewajiban wilayah-wilayah bagian harus disampaikan secara rutin ke baitul maal (kas negara). Akibatnya banyak wilayah bagian yang lepas dan minta merdeka dari Abbasiyah, seperi Touland dan Fatimiyah di Mesir, Sabaktakim di wilayah Persia, Idrisi dan Thohiriyah di Maroko. Masa ini disebut masa disintegrasi Abbasiyah
Perang Salib
Perang salib berlangsung selama kurang lebih 200 tahun (1096- 1287M). Perang salib berlangsung di wilayah yang merupakan pusat-pusat perkembangan Islam, di mana banyak fasilitas pendidikan dan fasilitas umum yang rusak, seperti sekolah, masjid, istana dan lembaga-lembaga pemerintah atau umum yang rusak Selain itu banyak masyarakat yang ikut korban akibat dari perang yang berlangsung selama kurang lebih 200 tahun, baik itu dari pihak nasrani maupun dari pihak Islam
Serangan tantara Mongol
Penyerangan Mongol dilakukan mulai tahun 1220 M oleh penguasa Timur Lenk. yang dipimpin oleh jendralnya Jengis Khan. Penyerangan di mulai dari dua pusat peradaban Abbasiyah di wilayah Tranxiaonia, Bukhara dan Samarkand. Selanjutnya penyerangannya dilanjutkan ke daerah Abbasiyah lainnya, Tajekistan, Turkistan Armenia daerah sampai ke Anatonia.
Terakhir tahun 1258 M penyerangan diarabkan ke pusat kekuasaan Abbasiyah; mulai dari Syiria, Kufah, Jaffa, Hira, Anhar, Damaskus dan kota Baghdad sebagai pusat kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah tahun 125 M dengan cara kota Baghdad dibakar dan dibumihanguskan termasuk perpustakaan Baitul Hikmah.
Sejak saat itu Perkembangan sains dalam Islam mengalami stagnansi atau jumud. Semua perkembangan pesat sebelumnya berhenti. Umat Islam menjadi terpecah belah menjadi golongan-golongan tertentu.
Dibanding membahas bagaimana cara berinovasi agar menghasilkan penemuan baru, umat Islam cenderung lebih sering untuk membahas masalah khilafiyah antar golongan mereka. Mencari pembenaran dan mengklaim golonganya yang paling benar selain itu salah.
Meskipun begitu, tetap ada cendekiawan Islam yang memberi gagasan inovasi baru yang terus menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Dan ciri yang jelas dalam Perkembangan sains dizaman modern adalah sains berkembang sesuai daerah atau teritori masing-masing, tidak sebagai kesatuan umat Islam.