Kusadar kini ku begitu rapuh
Kukecup kelopak matanya di atas kelopak matamu
Kusentuh bibirnya temukan manis ciummu
Kuberbaring di dadanya dengarkan detak jantungmu
Kupeluk tubuhnya rasakan hangat kau memelukku
Kutertawa dengannya mengenang candamu
Kumemakinya ratapi kisah kau dan aku
Kucurigai dia atas pengkhianatanmu
Kucemburui dia karena ketidaksetiaanmu
Ku menangis di bahunya letih menanti dirimu
Perlahan
Kurindukan dia sambil merindukanmu
Kucintai dia sambil tetap mencintaimu
Aku bercermin hari ini, kekasihku
Tak lagi kukenal diriku
Kau meremukkanku
Dia merekatkanku
Aku rapuh
Kematian Cinta
Cinta pudarlah sudah
Terbang bersama angin
Titik-titik hujan menusuk kulit
Disapu kelam awan langit Normandie
Luruh bersama dedaunan kering sepanjang jalan sunyi
Kau yang bergeming
Diam dalam gelisah
Runtuhkan puing puing asa
Hapus semua rasa
Beku tetes embun pertama
Senja usiamu di sisinya
Aku tak lagi ada, tak akan pernah ada
Selamat Tinggal, Cintaku
Dia sudah tidak ada lagi,
Dia yang lembut, dia yang rapuh
Kau merindukannya, sedikit, banyak, teramat sangat
Senyumnya, tatapannya
Telaga beningnya berbinar ceria, yang meneteskan air mata
Sebuah pengabdian, sebuah pemberontakan
Jari jemari mungilnya membelaimu
Bibir tipisnya menciumimu
Liar, terbakar gairah
Dia yang mengagumimu, memujamu,
Mencintaimu sepenuh jiwa
Hari ini dia bercermin
Tak lagi ia mengenali dirinya
Ia sudah kehilangan jiwa
Di sebuah hutan nan kelam
Tidak, tak ingin dia kembali mencarinya
Dia sudah damai di sini
Di taman magnolia
Tetap dengan senyum dan tatapan lembutnya
Untuk buah hatinya
Memberinya alasan untuk hidup
Mengajarinya mencintai, dengan berbeda, kekal sepanjang masa
Adieu, mon amour
Elle n’existe plus, la douce, la vulnérable
Elle te manque, un peu, beaucoup, énormément
Un sourire doux, un regard tendre
Les yeux riants versant des larmes
Une soumission, une rébellion
Les petits doigts te caressaient
Les lèvres fines t'embrassaient
Passionnément, éperdument
Elle t'admirait, elle t'adorait, elle t'idolâtrait
Elle t'aimait de tout son cœur
Elle se regarde aujourd'hui dans le miroir
Elle ne se reconnaît plus
Elle perd son âme
Dans une forêt noire
Elle ne pense pas à le récupérer, non
Elle est bien, là,
Dans le petit jardin de magnolias
Toujours un sourire doux et un regard tendre
A ses petits trésors
Lui donnent une raison de vivre
D'aimer autrement
Éternellement
Dalam Kenangan
Kau pernah hadir sekian waktu,
memberi warna ceria dalam hidupku
Hitam putih itu berbaur merah jambu
Kau beriku semua rasa yang kusuka,
tiada pernah mampu kulupa
Kau pelukku dalam derai tawa,
kau ciumiku dengan segenap rasa
Kadang kau berlinang air mata
Kukecup kau dengan cinta,
Kudekap kau dengan mesra
Dan senyummu pun merekah
Kau dan aku,
kita bahagia berdua
Kukira itu selamanya,
namun tiada yang abadi di dunia
Di sini aku mengukir bayangmu yang pernah ada
Kusketsa wajahmu dengan sisa nafas tersisa
Rasakan harum tubuhmu yang terus menyergapku
Kembalikanku pada kenangan tentang kita
Kau gadisku, perempuanku, belahan jiwaku
Tak mampu aku hidup tanpamu
Tak kuasa kutatap langit di atas sana
Wajahmu ada di mana-mana
Gelak tawamu menggema di seluruh jagad raya
Di manakah kau, datanglah
Lihatlah aku, kekasihmu
Terbenam dalam kenangan tentang kita
Hampa
Pagi itu di negeri antah berantah
Kau tak lagi ada
Lemas, lunglai, perih ini begitu menghimpit, sesakkan dada
Aku merasa hampa, begitu hampa
Tak lagi mampu tuk berdiri
Tak kuasa lagi menatap hari
Seluruh asa terampas
Hanya satu tersisa
Raga tak berjiwa
Kau tak lagi ada
Aku pun tiada
Relakan Aku
Jiwa yang terluka
Hati biru membeku
Sukma yang tak beraga
Dalam takut aku mendamba
Ia datang, dalam kelam hitam sunyi sepi malam musim gugur
Di antara kuning daun-daun luruh,
Getarkan kalbu meretak, merintih,
Mulai bergerak, terbangun dari berabad koma
Ia ambil jemariku
Aku tergugu
Kau menatapku
Belum, belum ingin kuucapkan selamat tinggal padamu
Berdiamlah di situ
Kunikmati usapan lembutnya
Begitu tenteram, begitu damai,
Ia menggendong tubuh rapuh ini, menjauh,
Sosokmu meredup,
Relakan aku
Seperti aku merelakanmu
Tetap Menunggumu
Aku kan menunggumu
Tetap menunggumu
Selama harummu masih melekat di tubuhku
Rasa itu ada saat kau tiba
Terus ada meski kau tiada
Kau memasuki diriku
Menembus lapis terdalam kulitku
Rasuki jiwaku dengan nafasmu
Seluruh hasratku milikmu
Sepenuh diriku kuserahkan padamu
Aku kan menunggumu
Tetap menunggumu
Meski selama itu, mungkin,
Aku begitu rapuh
-Aku, yang melupakanmu sambil tetap menunggumu-
Normandy, 2020