Diinginkan : Hidup atau pun Mati, Vladimir Putin! Bagi yang berhasil akan dihadiahkan uang sebesar 1 Juta Dollar AS.
Tertanda, Konanykhin, Pengusaha dari Rusia.
***
Mendapat pujian setinggi langit dari mantan Presiden Amerika, Presiden Trump melalui pidato yang disampaikannya ketika sedang berada di Florida, bahwa Presiden Putin merupakan Pemimpin yang cerdas karena sudah melakukan serangan terhadap Ukraina.
Ledakan Bom Vakum atau senjata Non Nuklir yang terjadi di daratan Ukraina, dianggap sebagai sesuatu yang jauh di luar perkiraan dunia mengingat bom tersebut hanya dapat diledakkan dengan menyerap oksigen yang ada di wilayah sekitar sebelum akhirnya memberikan ledakan yang sangat tinggi. Lantas apa yang menjadikan Presiden Putin melakukan hal demikian?
Perkembangan terbaru pasca diajukannya permohonan oleh Presiden Zelensky selaku Pemimpin Ukraina, agar Negaranya masuk dalam keanggotaan NATO, maka tepat pada tanggal 3 Maret 2022, NRF (Dibaca : NATO Respons Force) di bawah kepemimpinan Jens mulai mengerahkan sejumlah 40.000 pasukan Militer untuk siap bertugas baik di darat, laut, mau pun udara perbatasan Ukraina.
Merasa kecamannya "Diabaikan" oleh NATO, lantaran sebelumnya sudah memperingatkan NATO untuk tidak ikut campur karena jika sampai hal itu terjadi, maka akan ada serangan yang lebih serius, Presiden Putin tampak tidak main-main dengan kecamannya sehingga memutuskan untuk menggunakan Bom Vakum yang bahkan dapat memecahkan paru-paru manusia itu.
Sedang alasan NATO mengerahkan NRF adalah karena Rusia telah memberikan ancaman keamanan Eropa yang lebih luas di luar anggota NATO, yaitu Ukraina.
Sebenarnya, perlawanan-perlawanan "Non perang" sudah dilakukan oleh beberapa Negara yang terlibat ke dalam NATO sejak awal mula konflik Rusia-Ukraina, di antaranya ; Amerika Serikat yang melakukan larangan investasi ke Donesk dan Luhansk, larangan ekspor dan impor, serta larangan transaksi keuangan.
Inggris yang memangkas akses perusahaan Rusia dalam bentuk Dollar AS dan Poundsterling serta modal di London. Termasuk Uni Eropa yang memangkas akses Rusia ke pasar dan modal di Uni Eropa.
Namun perlawanan-perlawanan tersebut seolah dianggap tak berarti bagi Presiden Putin selaku Pemimpin Rusia.
Hal tersebut juga persis seperti yang disampaikan oleh mantan Presiden Amerika, Presiden Trump saat mengatakan Presiden Putin adalah Pemimpin yang cerdas karena bagi Rusia, larangan investasi, ekspor dan impor itu bukan masalah dan tidak akan mengusik mereka.
Benar! Presiden Putin sama sekali tidak terusik dengan hal itu bahkan ia semakin menjadi-menjadi mengeluarkan perintah untuk membom bardir Ukraina.
Kendati pun masyarakat Rusia sendiri turut melakukan unjuk rasa di lapangan Pushkin, Moskow di mana unjuk rasa tersebut terdiri dari ribuan masyarakat yang meneriakkan, penolakan mereka atas perperangan.
Bahkan pesawat terbesar yang ada di Dunia yaitu, pesawat Antonov AN 225 milik Ukraina sudah dihancurkan oleh Rusia, bahkan pasukan Rusia turut mengambil alih Bandara Hostomel yang menjadi lokasi di mana pesawat tersebut terparkir.
Bersamaan dengan NRF yang sudah mengerahkan pasukan pada tanggal 3 Maret 2022 kemarin, PBB pun tampaknya telah selesai dari rapat mendesak dimana dari hasil rapat tersebut, ada 141 Negara yang setuju bahwa serangan Rusia-Ukraina harus dihentikan, salah satu di antara Negara-negara tersebut adalah Indonesia.
Seperti yang disampaikan oleh Arrmanatha Nasir selaku Wakil Tetap RI untuk PBB,
"Kita harus mengakhiri perang, mengajukan resolusi damai melalui dialog dan diplomasi. Keselamatan dan kesejahteraan warga sipil harus menjadi prioritas utama, karena alasan itu Indonesia memastikan agar aspek kemanusiaan menjadi resolusi ini.."
Sedang 5 Negara di antaranya ; Rusia, Belarus, Korea Utara, Suriah dan Eritrea tidak setuju jika peperangan harus dihentikan. Terlepas dari 146 Negara tersebut, 35 Negara lainnya justru memilih untuk netral.
Namun lagi-lagi dunia merasa gagal dalam memprediksi sosok Presiden Putin terlebih ketika NRF telah mengerahkan pasukannya baik di darat, laut, mau pun udara, Presiden Putin justru menarik Angkatan Udara mereka dari langit Ukraina, padahal prediksi mereka akan terjadi serangan udara secara besar-besaran.
Lalu tepat pada tanggal 4 Maret 2022, Rusia sempat diberitakan memberi kejutan dengan adanya serangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir terbesar yang ada di Eropa, yaitu Ukraina dan penembakan tersebut dilakukan saat pertempuran kian masif di Enerhodar.
Hanya saja, informasi tersebut ditampik oleh pasukan Militer Rusia bahkan menyulut amarah Presiden Putin lantaran provokasi yang kejam hasil rekayasa Presiden Zelensky demi mendapat belas kasih dunia, dan juga Negara-negara Barat.
Sedang yang terjadi pada hari tersebut adalah, Rusia kembali melanjutkan invasi di mana helikopter milik Rusia turut mengawal keikut sertaan pasukan infanteri Moskow yang digadang-gadang sebagai Negara "Terdigdaya" Nuklir, di langit Ukraina, dan apa bila pecah perang Nuklir, maka selamanya perang tersebut akan menjadi catatan buruk bagi NATO dan Negara-negara Eropa yang lain.
Merespon provokasi yang diciptakan oleh Presiden Zelensky, Presiden Putin mengeluarkan statement berisi sumpah bahwa dirinya akan tetap melanjutkan "Invasi mematikan" tersebut hingga Ukraina mengembalikan keberpihakan mereka terhadap Rusia.
Jika mantan Presiden Amerika, yaitu Presiden Trump mengakui betapa luar biasanya Presiden Putin maka tentu tidak ada bedanya dunia dalam memandang Pemimpin Rusia tersebut, bahkan seorang Pengusaha asal Rusia sempat mempublikasikan sebuah video yang berisi sayembara jika kelak ada seseorang yang berhasil menangkap sang Presiden lalu membawa ke hadapannya, maka orang tersebut akan ia hadiahkan uang tunai sejumlah 14 Miliyar dalam Rupiah.