Perang di Suriah merupakan peristiwa yang telah menjadi sorotan publik selama beberapa tahun. Negara itu hancur oleh konflik yang sedang berlangsung. Dimulai dari persoalan demonstrasi massa untuk menggulingkan rezim Assad, kemudian munculnya kelompok oposisi dan partisipasi negara-negara penting.
Konflik ini kemudian lepas kendali, namun Presiden Bashar Al Assad bersikeras mempertahankan kekuasaannya. Hal ini dipengaruhi oleh dukungan rakyat Suriah terhadap kepemimpinan Bashar Al Assad dalam mengakhiri konflik tersebut.
Namun, kelompok oposisi diketahui didukung oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan sekutunya. Persaingan antara Rusia dan Amerika tercermin dalam peran mereka di forum internasional dan juga dukungan dari mereka yang mendukung mereka.
Rusia dengan tegas menentang setiap solusi yang akan mengancam Suriah, terutama kepemimpinan Bashar Al Assad. Hal ini mempersulit Amerika Serikat, sebagai rival Rusia, untuk melakukan intervensi di Suriah. Amerika Serikat berulang kali mencoba mengusulkan solusi untuk mengakhiri konflik Suriah, namun Rusia selalu menolaknya. Bahkan Rusia, yang didukung oleh China, memveto sesi PBB tiga kali pada waktu yang bersamaan sebagai bantuan terhadap Suriah.
Rusia bekerja sama dengan China dan Iran sebagai sekutu melawan Amerika Serikat. China yang telah berulang kali memasok senjata ke tentara Suriah, sementara Iran telah memasok personel militer.
Sebagai tanggapan untuk melawan kekuatan Rusia, Amerika Serikat mengumumkan akan mendukung kelompok oposisi. Amerika Serikat diketahui memberikan bantuan berupa senjata militer dan dana kepada kelompok oposisi FSA.
Apa saja yang telah dilakukan oleh kedua negara adidaya ini dalam mengintervensi konflik di Suriah? Apakah Rusia dan Amerika Serikat mengalami ketegangan dalam intervensi ini?
Intervensi Amerika Serikat
Amerika Serikat bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengumpulkan bantuan guna mendukung oposisi Suriah. Dana yang terkumpul berjumlah sekitar 260 juta dolar, yang kemudian akan digunakan untuk membantu oposisi memenuhi kebutuhan sehari-hari, menyediakan layanan dasar dan mendukung transisi demokrasi Suriah. Kondisi Donasi tersebut termasuk $15 juta kepada Syria Recovery Trustfund untuk pemulihan dan rekonstruksi pasca-konflik di Suriah.
Bantuan tersebut berupa peralatan dasar yang dapat mendukung upaya pasukan oposisi untuk melindungi rakyat Suriah, seperti generator, ambulans, derek, truk, stasiun pemadam kebakaran, dan persediaan air.
Amerika Serikat juga bekerja sama dengan organisasi akar rumput yang siap menjadi dasar pemerintahan demokratis untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti listrik, sanitasi, air, dan layanan masyarakat.
Kemudian Amerika Serikat juga memperkenalkan resolusi yang memberlakukan embargo ekonomi, senjata, dan militer. Resolusi tersebut disampaikan oleh Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Portugal, Inggris Raya, dan Irlandia Utara. Namun, keputusan ini gagal karena Rusia memveto Suriah.
Selain itu, Amerika Serikat melalui PBB mempersatukan kedua belah pihak, yaitu pemerintah Suriah dan kelompok oposisi. Namun Rusia selalu menolak upaya Amerika. Penolakan tersebut merupakan upaya Rusia untuk melindungi Suriah agar tidak jatuh ke tangan oposisi.
Intervensi Rusia
Pada akhir 2015, Rusia mulai mengerahkan pasukan darat di wilayah Suriah untuk mendukung tentara Suriah, dan Rusia mengerahkan salah satu tank tercanggihnya, tank T-904, ke Suriah.
Di awal tahun 2016, pasukan pemerintah Suriah, dengan bantuan serangan udara oleh pasukan pemerintah Rusia, berhasil merebut salah satu wilayah penting yang strategis di Suriah, kota Latakia. Ini adalah kemenangan penting bagi kubu pemerintah sebelum negosiasi perdamaian di Jenewa, Swiss.
Menurut Observatorium Suriah yang berbasis di London, setidaknya 4.408 orang tewas dalam serangan udara Rusia di Suriah antara September 2015 dan Maret 2016, setengah dari mereka adalah warga sipil.
Kementerian Pertahanan Rusia telah mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan lebih dari 63.000 tentara ke Suriah karena terlibat dalam konflik negara tersebut. Tepatnya 63.012 tentara Rusia telah memperoleh pengalaman tempur di negara yang dilanda perang sejak partisipasi mereka.
Jumlah ini termasuk 25.738 perwira dan 434 jenderal, serta 4.349 spesialis artileri dan roket. Kementerian menjelaskan hal ini dengan video tentang operasi militer Rusia untuk mendukung rezim Suriah. Sebelumnya pada Desember 2017, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa lebih dari 48.000 tentara telah ambil bagian dalam operasi di Suriah.
Persaingan antara Amerika Serikat dan sekutunya melawan Rusia dan sekutunya dalam konflik Suriah sangat penting bagi teori neorealisme yang digagas oleh Kenneth Waltz. Dimana sistem anarki internasional membentuk keberadaan dua kubu yang berlawanan besar dan kuat. Ini menjelaskan realita di kancah internasional bahwa ketika satu pemain kuat mendominasi, pemain lain muncul untuk mengimbangi kekuatannya.
Keterlibatan AS-Rusia dalam konflik Suriah telah mengulangi pola Perang Dingin yang telah lama menghancurkan Uni Soviet dan meninggalkan Rusia sebagai negara terbesarnya.
Dalam intervensi antara AS dan Rusia dalam konflik Suriah ini, kedua negara adidaya ini memiliki ketegangan yang memicu banyak tindakan yang menarik ulur keputusan dalam konflik ini.
Bantuan yang diberikan oleh Rusia dan AS ini sudah cukup banyak membantu warga sipil di Suriah namun tidak cukup banyak menyelesaikan konflik yang ada di Suriah.