Gambaran Fenomena

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai pergaulan bebas. Jika mendengar kata "pergaulan" sebagai manusia kita dapat menangkap bahwa pergaulan mempunyai pemahaman mengenai menjalin hubungan pertemanan di kehidupan masyarakat. Jika mendengar kata "bebas" sebagai manusia kita dapat menangkap sebagai sesuatu yang lepas atau bisa dikatakan tidak terikat.

Jadi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia pergaulan bebas adalah kondisi dimana manusia menjalin hubungan pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat yang sifatnya tidak terikat. Perilaku yang menyimpang menjadi penyebab dari pergaulan bebas, dan juga pergaulan bebas juga merupakan aktivitas yang tidak dapat diterima secara sosial. 

Secara umum, perilaku dari individu atau kelompok yang menyimpang sudah dianggap sebagai pergaulan bebas. Menyimpang disini diartikan sebagai perilaku yang melewati batas aturan, tuntutan, perasaan malu, dan juga melanggar norma sosial dan agama.

Pergaulan bebas juga pasti memiliki penyebab seperti rendahnya tingkat pendidikan keluarga, kurang wawasan agama, faktor lingkungan, kondisi diri pribadi, dan juga gaya hidup. 

Contoh pergaulan bebas seperti merokok, meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, hingga yang paling parah melakukan seks bebas.

Pergaulan bebas juga menghabiskan banyak uang karena jika kecanduan obat-obatan terlarang maka orang yang bersangkutan akan membeli terus menerus dan juga biasanya orang-orang ini mengeluarkan uang untuk pergi ke dunia gemerlap atau lebih dikenal dengan dugem. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah orang yang tertular virus HIV pada tahun 2019 di Indonesia terdapat 50 ribu kasus HIV, merupakan kasus tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Sementara yang terdeteksi AIDS pada tahun itu terdapat 7.000 orang. Orang yang tertular virus HIV disebabkan karena mereka melakukan seks bebas.


Konsep Teoritis

Dalam mempelajari filsafat manusia ada banyak tokoh-tokoh yang dibahas seperti Arthur Schopenhauer, Auguste Comte, Friedrich Nietzsche, Soren Aabye Kierkegaard, Martin Heidegger. 

Kali ini penulis akan fokus terhadap tokoh Soren Aabye Kierkegaard dengan teori Eksistensialisme tahap estetis. Sedikit mengenal mengenai Soren, Beliau merupakan seorang filsuf Denmark yang lahir pada tahun 1813 di kota Kopenhagen, Denmark dan Beliau meninggal pada tahun 1855.

Untuk pendidikan, Beliau menyelesaikan pendidikan teologi di Universitas Kopenhagen. Masuk ke bagian teori Eksistensialisme, Eksistensialisme sendiri merupakan KEBERADAAN

Dengan ini kita dapat menangkap bahwa manusia adalah makhluk hidup yang dipandang berdasarkan keberadaannya dalam dunia, bagaimana manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Soren menawarkan tiga tahap eksistensi manusia.

Tiga tahapan itu yaitu tahap estetis, tahap etis, dan tahap religius dimana tahap religius sendiri merupakan tahap yang paling tinggi. Kali ini penulis akan fokus terhadap tahap estetis. 

Pada tahap estetis, manusia lebih tertarik kepada nafsu duniawi karena nafsu duniawi sendiri adalah kesenangan yang dikejar oleh manusia. Pada tahap ini sangat berbahaya, karena manusia dikuasai oleh nafsu.

Eksistensi tahap estetis dapat menggambarkan kehidupan manusia tanpa menilai yang baik dan yang jahat. Manusia pada tahap estetis ini memiliki sifat yang egois karena manusia pada tahap estetis ini memiliki pola hidup berdasarkan pada naluri dan perasaannya. Menurut Soren, manusia bisa keluar dari tahap ini jika mereka sudah sampai pada keadaan dimana mereka putus asa.

Manusia tahap estetis bisa putus asa karena mereka tidak menemukan kepuasan yang mereka cari. Akhirnya mereka mau tidak mau harus tegas untuk mengambil keputusan, apakah mereka tetap ingin dalam keputusasaan atau meningkat ke tahap yang lebih tinggi. 

Tahap lebih tinggi yang akan penulis ambil adalah tahap religius. Tahap religius adalah jalan menuju permulaan yang sesungguhnya dan tahap ini merupakan tahap tertinggi dalam cara bereksistensi. Terdapat 2 kesulitan saat seseorang memutuskan untuk menjadi manusia religius, yaitu paradoksalitas dan kecemasan. Manusia religius memiliki akhir hidup yang bahagia secara kekal.


Analisis Masalah

Pergaulan bebas yang dialami oleh remaja merupakan perilaku yang melewati batas aturan dan juga melanggar norma sosial dan agama, contohnya yaitu melakukan seks bebas. Pergaulan bebas juga melibatkan efek kecanduan, contohnya seperti obat-obatan, pergi ke dunia gemerlap, membeli minum-minuman alkohol. 

Pada tahap estetis manusia dikuasai oleh naluri seksual, prinsip kesenangan hedonistik, dan bertindak menurut suasana hati. Membahas mengenai bagian manusia dikuasai oleh naluri seksual, hal ini berkaitan dengan pergaulan bebas yaitu pergaulan yang melakukan seks bebas.

Manusia yang sudah sering melakukan seks bebas akan terus menerus melakukannya, mereka sudah dikuasai akan hal tersebut sehingga susah untuk melepas kebiasaan tersebut. Membahas mengenai prinsip kesenangan hedonistik dapat dikaitkan dengan pergaulan bebas seperti pergi ke dunia gemerlap. 

Manusia yang sering pergi ke dunia gemerlap akan menganggap hal tersebut biasa saja apalagi jika mereka memiliki uang atau bisa dikatakan ada support untuk mereka melakukan hal tersebut. 

Manusia yang pergi ke dunia gemerlap juga membeli minum-minuman alkohol, mereka melakukan hal tersebut karena mereka kehilangan jati diri dan juga mengalami kekosongan.

Manusia yang sudah kecanduan obat-obatan terlarang, sudah terbiasa pergi ke dunia gemerlap akan mengalami depresi jika tidak bisa melakukan hal tersebut. Hal yang membuat mereka tidak bisa melakukan kebiasaan jelek tersebut adalah karena keterbatasan uang yang mereka miliki. 

Hal ini bisa menimbulkan kemungkinan terburuk yaitu bunuh diri atau menjadi gila secara jiwa, namun juga bisa masuk dalam tingkatan hidup yang lebih tinggi.

Tahap religius adalah tahap tertinggi, di tahap ini manusia menyerahkan seluruh eksistensinya di hadapan Tuhan. Manusia yang ingin mempercayai Tuhan akan mengalami kecemasan, yang membuat mereka berpikir keputusannya ini benar atau tidak. 

Jika mereka sudah memiliki kepribadian yang kuat, mereka pasti bisa memiliki akhir hidup yang bahagia secara kekal dalam artian mereka akan terlepas dari kebiasaan seperti minum-minuman alkohol, pergi ke dunia gemerlap, dan melakukan seks bebas.


Kesimpulan

Kesimpulan dari bagian-bagian yang sudah penulis bahas adalah kita sebagai manusia harus menghindari aktivitas yang tidak dapat diterima secara sosial, contohnya yaitu pergaulan bebas yang meliputi minum-minuman alkohol, melakukan seks bebas, dan menggunakan obat-obatan terlarang. 

Sebagai manusia, kita harus berada di tahap tertinggi dalam cara bereksistensi. Kita harus berani meleburkan diri dalam Tuhan dengan rasa aman dan bahagia, dengan cara memiliki kepribadian yang kuat dan teguh. Dengan cara ini kita akan memiliki akhir hidup yang bahagia secara kekal.