"Kapan terjadinya kiamat, itu urusan Tuhan. Tetapi jika Negara Barat ingin 'kiamat dipercepat' itu urusan saya."
Tertanda, Vladimir Putin, Presiden dari Rusia.
***
Sepertinya ada yang terlalu terburu-buru dalam menyuarakan konflik Rusia-Ukraina akan segera berujung titik temu, mengingat situasi dan kondisi yang terjadi tidak hanya melibatkan wilayah daratan, dan udara saja namun sudah mulai menjamur ke wilayah lautan.
Tepat pada tanggal 21 Maret 2022 kemarin, sejumlah kapal-kapal perang milik Rusia, memuat senjata dan tank berlapis baja tertangkap oleh kamera Kementerian Pertahanan Jepang mulai melintasi selat Tsugaru.
Hal itu seolah menyulut api pertahanan Laut NATO khususnya Angkatan Laut Jerman sehingga Terje Schmitt Eliassen selaku Komandan pasukan pun turut menggerakkan 5 unit kapal perang ke bekas Republik Soviet Latvia yang merupakan bagian paling rentan dari sayap Timur NATO.
Aksi ini, turut "Melatahkan" sejumlah Angkatan Laut dari beberapa Negara NATO yang lainnya seperti ; Denmark, Belgia dan Estonia hingga tergabung ke dalam 600 orang pelaut yang akan memulai operasi pembersihan ranjau serta memblokade semua kapal berbendera Negara Rusia.
Terasa kian jauh dari kata damai, pada tanggal 18 Maret 2022 kemarin pun, Rusia tidak beri ampun dalam menembakkan 2 unit Rudal Hipersonik ke Ukraina.
Dimana 1 unit diledakkan tepat di bagian Barat Ukraina yaitu lokasi gudang senjata, sedang 1 unit lainnya diledakkan tepat di bagian Selatan Ukraina yaitu lokasi gudang bahan bakar.
Para analisis sempat mengeluarkan statement bahwa ; penggunaan senjata ini merupakan yang pertama di dunia. Rudal berjenis Khinzal, tergolong senjata ideal yang terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan dapat lolos dari sistem pertahanan udara.
Tidak hanya itu! Pem-bombardiran juga dilakukan oleh Rusia terhadap sebuah Pusat Perbelanjaan yang ada di Ukraina, hal tersebut dilakukan lantaran terbongkarnya "Gudang berkedok Mall" di mana faktanya, tempat itu dijadikan sebagai lokasi penyimpanan roket dan juga amunisi perang.
Dan yang tidak kalah "Mengejutkan dunia" adalah penemuan Laboratorium Pentagon Amerika di Ukraina. Dimana laboratorium ini mengakui bahwa sudah "Dibiayai" oleh Amerika selama hampir 1 dekade.
Sekarang kita lirik kembali alur "Kepresidenan Amerika" dalam 10 tahun terakhir ; Joe Biden - 2020 s/d sekarang, Donald Trump - 2017 s/d 2020, Barack Obama - 2009 s/d 2017.
Itu artinya, jika dalam 1 dekade Amerika telah memfasilitasi laboratorium Ukraina, maka fasilitas tersebut telah dimulai sejak era kepresidenan Barack Obama.
Tidak hanya kejutan berupa laboratorium Amerika di Ukraina yang kini tengah memper-panas konflik Rusia, Ukraina dan Amerika, namun juga label "Presiden Boneka" yang disematkan kepada Presiden Zelensky pun turut menjadi perhatian publik.
Disebut-sebut bahwa Presiden Zelensky, sebelum dinobatkan sebagai Presiden Ukraina, ia telah terlebih dulu menandatangani sebuah kontrak rahasia dengan Amerika. Sehingga Amerika lah yang memodali serta memfasilitasi kemenangan sang Presiden Ukraina pada Mei 2019.
Sekarang kita tahan sampai di situ. Sedikit beralih tentang hal mengejutkan lainnya, di mana pada laboratorium Amerika yang berlokasi di Ukraina, ditemukan sampel virus Corona beserta sampel patogen mematikan lainnya.
Seperti yang dipaparkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Igor mengatakan bahwa,
"Selama operasi militer khusus, fakta terungkap dari rezim Kyiv menghapus jejak program Militer biologis yang sedang dikembangkan Ukraina, dan dibiayai oleh Pertahanan Amerika. Juga terdapat beberapa sampel virus Corona dan sampel patogen mematikan lainnya."
Hal ini menjadikan Rusia mengeluarkan asumsi bahwa Amerika dan Ukraina lah yang selama ini menyebarkan berbagai macam virus termasuk Covid-19 di dunia.
Maka munculah sebuah pertanyaan, jika memang Amerika telah memfasilitasi Ukraina selama kurang lebih Sepuluh tahun untuk misi "Penyebaran virus" ini? Lantas kenapa baru terealisasi di akhir tahun 2019?
Sebelumnya saya sudah memaparkan terkait "Kepresidenan" Ukraina pada serial Rusia-Ukraina part I & II, bahwa di balik "Diam-diamnya" Rusia-Ukraina semenjak tahun 1991, ada peran Presiden Ukraina yang pro-Rusia.
Namun tidak semenjak kemenangan Presiden Zelensky yang digadang-gadang sebagai Presiden Boneka Amerika.
Tetapi secara terbuka, Amerika masih membantah asumsi Rusia, dengan berdalih bahwa mereka melakukan penelitian tersebut adalah untuk membantu menemukan cara pemberhentian penyebaran virus.
Hingga saat ini, sejumlah Negara yang ada di dunia tentu merasa dipermainkan oleh kedua "Negara maha pintar" tersebut, terlebih ketika Amerika menuduh bahwa Rusia lah yang menyebarkan virus mematikan melalui invasi yang mereka lakukan meski pun ini terdengar mengada-ada.
Hanya saja, saya akan tetap melanjutkan informasi ketika fakta kian terungkap di balik propaganda Amerika terhadap Ukraina, berikut dengan peran laboratorium Pentagon selama 10 tahun terakhir ini.
Sebagai penutup, saya akan "Mengenang" sedikit mengenai "Aksi lucu" Presiden Zelensky yang barang kali sudah "Belajar atau kecipratan" ilmu propaganda, di mana baru-baru ini mendunia lah sebuah video simulasi pengeboman di Prancis.
Pada bagian akhir video tersebut Presiden Zelensky mengatakan bahwa ;
"Jika Negara kami runtuh, Negara Anda juga akan runtuh."
Video yang menjadikan saya dan barang kali berjuta manusia di dunia tertawa itu seolah menunjukkan bahasa tubuh yang panik, ketakutan dan sedikit kekanak-kanakan.