Bagaimana jadinya bila kertas disulap menjadi suatu produk fashion bagi gawai kita? Sebuah produk yang dapat menunjukkan identitas kita dengan perpaduan teknologi?
Kertas membuat tampilan gawai kita kian menawan dengan harga terjangkau. Pernah dengar produk paper case yang omzetnya mencapai ratusan juta?
Paper case adalah sebuah produk kombinasi dari case transparan dan beberapa lembar kertas yang menjadi pelapis di dalamnya. Dicetak di atas kertas premium pilihan dengan berbagai desain menarik sesuai selera costumer. Anti-air, bisa diganti-ganti, dan tidak mudah sobek.
Di Palembang, ada sebuah start up yang bergerak di bidang industri kreatif pelapis kertas gawai. Papcase_id namanya.
The Doctorpreuner
Tentu kehormatan bagi saya dapat berkunjung dan bersilaturahmi dengan CEO Papcase, Imam Arief Winarta, di awal Februari lalu. Cerdas, ramah, humoris, dan sederhana, itulah kesan pertama yang saya rasakan saat bertemu Imam.
Di kantor tiga lantai yang didominasi warna putih dan dihiasi batu alam keabu-abuan itu, Imam datang lebih dulu, sebelum semua karyawannya menempelkan jari di finger print. Ah, tabiat orang sukses memang selalu diawali dengan kedisiplinan, bukan?
Sebelum memasuki ruang kerjanya, saya begitu lamat melihat penampilan CEO yang tengah merintis dua perusahaan ini. Tak seperti CEO pada umumnya yang tampil necis dengan kemeja berbalut setelan jas perlente, Imam hanya menggunakan kaos kasual dan celana jeans yang senada dengan kaosnya.
Seolah tak menarik garis batas antara kerjaan profesional dan personal life. Saya terbayang bagaimana penampilan miliarder dunia ala Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg, atau mereka yang juga bekerja di Google, amat menyukai casual style seperti ini.
Ya, kesejatian diri seseorang justru dapat ditemukan dalam pemahaman dan kesadaran akan keterbatasan, kelemahan, dan kesederhanaan dirinya. Itulah mengapa manusia tampak lebih indah saat ia secara tulus merendahkan hatinya.
Demikianlah pelajaran berharga yang saya dapatkan dari pemuda kelahiran Palembang, 13 April 1993 yang juga seorang dokter, alumnus Universitas Sriwijaya. Bukan tanpa tantangan, mendirikan bisnis ini pun awalnya hanya sebelah mata dipandang.
Tapi berbekal semangat dan dedikasi yang tinggi, Imam terus berinovasi memulai usaha dari modal yang hanya Rp800.000 saja. Bayangkan, modal ini Imam dapatkan dari hasil menjual buku diktat di kampusnya. Berbagai bentuk cemooh Imam terima sebagai cambukan untuk terus maju berjuang.
Hingga akhirnya Papcase membawa nama Imam di kompetisi wirausahan nasional menjadi Juara I Wirausaha Muda Mandiri 2016 dengan Kategori Mahasiswa S1 dan Diploma bidang usaha kreatif.
Jangan mau jadi orang biasa, jadilah orang yang luar biasa.
Kata ajab ini yang telah mendarah daging dalam keseharian Imam. Sebuah pesan yang selalu ia sebarkan kepada orang-orang di sekitarnya, terutama para karyawannya.
Beruntung, bukan hanya sekadar berbincang, saya juga diperbolehkan melihat produksi Papcase mulai dari desain, cutting, packaging, hingga promosi.
Tentu ini pengalaman menyenangkan karena saya dapat berkenalan dengan beberapa manajer dan karyawan Papcase. Ada Naufal Rahmatullah, Yudhi Wijaya, Rahman, Alwi dan Nadia Wulandari. Merekalah manusia di balik layar yang berperan memproduksi Papcase hingga sampai ke tangan pelanggan.
Kertas-kertas yang Menghidupi
Papcase adalah start up pertama di Indonesia yang memproduksi pelapis kertas sebagai case yang dapat diganti sesuai selera costumer pada 01 Agustus 2012. Setahun setelah berdiri, Papcase mulai merililis legalitas brand-nya dengan nama Papcase_id (Paper Case Indonesia).
Kiprah Papcase terus berkembang setelah mengikuti event pop up store pertama kali di Jakarta tahun 2014. Omzet yang didapatkan bisa tembus Rp50.000.000 dalam 3 hari, angka yang fantastis.
Papcase pernah mengikuti 7 event besar dan membuka booth di Grand Indonesia, Lippo Mall Kemang, Kota Kasablanka, Senayan City, Palembang Icon dan Palembang Indah Mall. Pundi-pundi omzet yang masuk pun nominalnya mencapai ratusan juta.
Bisnis yang berkualitas adalah bisnis yang naik kelas. Tepat pada 2015, Papcase menjalin kerja sama dengan e-commerce dengan menjual produk ke Malayasia dan Thailand. Zalora dan 8wood adalah mitra marketing place di kanca nasional.
Selain melakukan ekspansi bisnis, start up ini membuka peluang usaha dengan mengadakan program #peloporPAPCASE, semacam kemitraan melalui reseller di tahun 2016. Selama kurun waktu 2017-2018, Papcase telah mengeluarkan 5 produk unggulan, seperti Papercase, Papstick, Shiny, Jumputan, dan wood case.
Saat ini jumlah karyawan dan reseller Papcase sebanyak 50 orang yang tersebar di 10 kota besar di Indonesia. Aktivitas produksi Papcase telah ikut menginspirasi generasi milenial sehingga banyak industri kreatif yang menjamur dengan menjual produk yang serupa.
Kepoloporan tersebut mengangkat nama Papcase diliput oleh berbagai stasiun televisi swasta lokal maupun nasional, seperti Sriwijaya TV, Indosiar, RCTI, Net TV, SCTV, Trans7, Transtv, Inews TV, dan Metro TV. Bukan hanya stasiun telivisi, surat kabar dan majalah juga ikut meliput start up yang telah berusia 7 tahun ini.
Wajar jika Papcase memiki pelanggan setia dari berbagai kalangan artis papan atas seperti Pevita Pearch, Iqbal Ramadhan, Sammy Simorangkir, Billy Davidson, dll. Bagaimana, tertarik untuk memilikinya?
Limbah Papcase seluruhnya adalah kertas, sehingga kertas-kertas nirguna tersebut didaur ulang menjadi bonus bagi costumer.
PaperMark, pembatas buku yang dibuat dari sisa limbah kertas didisain semenarik mungkin yang berguna untuk mengedukasi costumer. PaperPulp, sisa limbah kertas yang diproses menjadi bubur dan dibentuk untuk menjadi aksesoris smartphone tambahan. Semua produk diberikan secara cuma-cuma.
Sekarang pun Imam juga aktif sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan diskusi dan seminar kewirausahaan. Selain mengembangkan bisnisnya, Founder Papcase ini juga mendirikan organisasi kesehatan dan sosial. Mengajak masyarakat untuk membantu pemuda disabilitas di Kota Palembang dengan memelopori berjalan kaki minimal 5.000 langkah per hari, di mana satu langkah dinilai 1 rupiah.
Papcase pun ikut menjadi donatur dan sponsor kegiatan dan pembuatan buku #AyoProduktif yang diberikan kepada pemuda disabilitas. Papcase memberikan materi mengenai wirausaha dan melakukan kerja sama dengan salah satu pemuda disabilitas untuk menjadi artworker sehingga dapat membantu mereka untuk bekerja.
Imam mempunyai mimpi besar dengan perusahaan yang sudah dibentuknya ini, yaitu memiliki cabang di 5 negara besar dunia. Start small, think big, and work hard selalu menjadi landasan Imam dalam mengembangkan bisnisnya. Imam berupaya untuk memperkenalkan produk asal Indonesia ini menjadi brand yang terkenal di mata dunia.
Ia percaya produk kertasnya dapat menghidupi banyak orang, membuka peluang dan lapangan kerja lebih luas untuk masyarakat. Tentu kabar baik bagi para gadis, sebab dokter cerdas sekaligus pengusaha muda ini jomblo rupanya.