Gao Xingjian, penerima hadiah nobel sastra pada tahun 2000 mengatakan bahwa “Saya mulai menulis novel untuk mengusir kesepian jiwa di sepanjang waktu.” Salah satu manfaat membaca novel ialah membunuh sepi dengan kosa kata yang indah dan mengekspresikan apa yang dirasakan dengan kata-kata yang tepat.
Jenis novel mempunyai ragam genre, mulai dari misteri, horor, inspiratif, sejarah, petualang, komedi, percintaan hingga novel bergenre religi/islami. Novel genre religi karya Habiburrahman El-Shirazy merupakan novel favorit penulis. Dari itu, dalam tulisan ini akan diuraikan sekilas mutiara hikmah pembangun jiwa.
Novel religi karya Habiburrahman El-Shirazy ini menghidangkan mutiara hikmah pembangun jiwa khususnya untuk anak muda karena tokoh utama dalam novelnya diperankan anak muda berjiwa gairah dalam menuntut ilmu, menginspirasi anak muda menuju suatu cita-cita yang bernilai tinggi.
Novel Ayat-ayat Cinta 2 misalnya menceritakan sosok Fahri yang sukses dalam dunia akademisi dan bisnis di luar negeri, ia berhasil menjadi pakar filologi dan studi Islam serta menjadi pengajar di Universitas Oxford.
Sukses di bidang akademisi, nama Fahri masyhur di Eropa karena banyak mengisi seminar dan menulis jurnal bertaraf internasional, mengisi pengajian-pengajian di masjid, dan mengikuti debat dengan beberapa profesor ternama di Eropa, kualitas intelektual Fahri tidak diragukan lagi.
Fahri hidup di tengah-tengah mayoritas umat non-Muslim, ia banyak mengalami penghinaan; seperti tuduhan sebagai muslim monster, teroris dan lain sebagainya. Perlakuan yang didapatkan Fahri tidak serta merta ia membenci orang yang memusuhinya bahkan sebaliknya ia begitu baik terhadap yang memusuhinya.
Bukan hanya itu, ia membantu seorang nenek beragama Yahudi yang hidup dalam kesendirian.
Habiburrahman El-Shirazy menghidangkan binar-binar keilmuan, melalui metode debat menawarkan tema-tema yang sangat menarik untuk dikaji yaitu masalah konsep bangsa pilihan Tuhan, amalek dan pluralisme.
Pembahasan menarik tentang amalek diuraikan dalam novel ini, pemikiran amalek berbahaya bagi kelangsungan umat manusia yang disebarkan ole kaum Ortodoks Yahudi (kalangan ekstrem Yahudi).
Konsep amalek inilah menjadi penyebab kenapa Yahudi begitu benci terhadap umat Islam terutama Palestina; mereka ingin membunuh rakyat Palestina dengan keji karena mereka berpendapat bahwa “Siapa saja yang menjadi penghalang bangsa Yahudi, yang membenci dan bermusuhan dengan Yahudi termasuk golongan amalek yang wajib ditumpas.
Di sisi lain, El-Shirazy mengkritik kondisi umat Islam dewasa ini. Terlihat dari percakapan Fahri dengan Profesor Charlotte yang banyak mengkaji dan menulis tentang Islam, tap ia bukan seorang muslim.
Charlotte mengatakan bahwa “Jujur, secara konsep teologis, dalam bacaan saya, Islam itu sangat menarik. Bahkan mungkin paling menarik dan paling rasional dari agama-agama yang lain. Sejarah awal Islam juga menakjubkan. Tapi tingkah laku dan peradaban para pemeluk Islam, mayoritasnya, bagi saya kurang menarik.
Fahri mendengarkan penjelasan Charlotte dengan seksama, kemudian Fahri juga mengakui ada kesenjangan serius antara ajaran Islam yang luhur dan sempurna dengan perilaku umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Tiba-tiba Fahri teringat kisah Syeikh Muhammad Abduh yang menangisi kondisi umat Islam dan keluarlah kalimat terkenal dari ulama terkemuka Mesir ini, “Al-Islamu mahjuubun bilmuslimin”. Yang artinya, Islam tertutup oleh umat Islam.
Selain novel Ayat-ayat Cinta 2, novel sejarah pembangun jiwa yang berjudul Api Tauhid juga mencuri perhatian saya bahwa kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda yang sangat luar biasa dalam menjalani kehidupan, ia telah di didik oleh ayahnya sejak kecil menjadi orang yang jujur dan mendalami ilmu agama Islam.
Tak heran saat ia masih muda telah menjadi ulama yang sangat dihormati karena keunggulan ilmu yang ia miliki. Saat usianya masih remaja, ia telah mengkhatam berbagai macam kitab; gurunya merasa takjub dan menjulukinya badiuzzaman atau sang keajaiban zaman.
Nama aslinya adalah Said Nursi, ia mengguncangkan dunia dengan pemikirannya dan memberi semangat juang dalam meneruskan perjuangan Tauhid di permukaan bumi ini.
Sosok Said Nursi menginspirasi generasi Islam bagaimana agar umat Islam bisa bersatu dan menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh serta umat Islam bisa menguasai ilmu pengetahuan agama dan umum tanpa ada perbedaan sehingga jauh dari sikap sekuler.
Ada beberapa poin penting yang harus direnungkan sebagai generasi Islam yang dicetuskan oleh Said Nursi, yaitu merancang reformasi pendidikan dalam bentuk penyatuan tiga pilar. Medrese pilar pendidikan agama, mekteb pilar pendidikan umum dan tekke sebagai lembaga sufi yang menjadi pilar penyucian rohani.
Said Nursi khawatir terhadap pendidikan Turki masa itu karena Sultan Abdul Hamid II menggalakkan pendidikan dan membangun sekolah dimana-mana. Tapi sekolah cara Eropa yang hanya dibekali ilmu modern khas Eropa. Ilmu modern itu penting, tetapi harus diimbangi ilmu agama.
Sekolah-sekolah yang didirikan sultan meningkatkan pendidikan sebagian rakyat Utsmani dengan pesat, lulusan-lulusan sekolah lalu dikirim melanjutkan studi ke Eropa. Namun tanpa sadar, sultan seperti sedang beternak ular berbisa di dalam istananya. Dari sekolah itu lahir anak-anak sekuler progresif, yang dijuluki Turki Muda/Young Turk.
Mereka adalah anak muda yang tertarik pada pemikiran dan politik Eropa Barat dan menerapkannya ke dalam negara dan masyarakat. Turki muda ini melahirkan gerakan Committee of Union and Progress (CUP). Dari Turki Muda dan CUP ini lahir Mustafa Kemal Attaturk dan CUP memakzulkan Sultan Abdul Hamid II.
Dalam CUP disusupi orang-orang Zionis dengan tujuan menghilangkan Sultan Abdul Hamid II dan Kekhilafahan Utsmani.
Ketika usulan Nursi untuk menjadi tiga pilar pendidikan di Turki masa itu di tolak oleh Sultan Abdul Hamid II, sultan tidak menolak atas usulan Nursi tersebut tapi orang-orang dekatnya yang menolak karena telah disusupi anggota Zionis.
Ketika pendidikan sekuler telah menjadi kebanggaan di Turki maka pelan-pelan pengaruh Islam dan sultan lenyap hingga Young Turk/Turki Muda yang menyukai sekuler serta para anggota CUP meruntuhkan sultan dan Kerajaan Utsmani.
Kisah perjalanan kehidupan Badiuzzaman Said Nursi dalam novel Api Tauhid ini menarik untuk diulas lebih mendalam lagi, dari itu penting untuk dibaca khususnya generasi Islam. Begitu juga dengan novel Ayat-ayat Cinta 2 terdapat butiran pengetahuan dalam menambah wawasan.
Adapun catatan penulis dari kedua novel di atas ialah mendapat binar-binar keilmuan laiknya mutiara hikmah dan lautan informasi yang tersedia dalam novel religi menggugah hati, membangun jiwa, dan membuka pikiran. Novel Habiburrahman El-Shirazy bukan novel biasa tapi novel yang menggetarkan jiwa. Nah!