Murjiah merupakan sebuah paham atau aliran yang muncul karena tidak sepaham dengan aliran Khawarij dan Syiah. Murjiah berada di tengah antara dua aliran atau golongan tersebut. Mereka berpaham bahwa hanya Allah yang berhak menentukan perbuatan seseorang. Maka dari itu, mereka dikenal dengan aliran yang menangguhkan amal dan dosa seseorang sampai akhirat kelak. 

Murjiah tidak sepaham dengan golongan Khawarij yang mengafirkan seorang muslim yang berdosa besar. Menurutnya, seorang muslim akan tetap dikatakan muslim walaupun dia melakukan perbuatan dosa besar dan masih punya harapan untuk bertobat. Karena menurut mereka, yang berhak menjatuhkan hukuman kepada yang melakukan kesalahan-kesalahan hanyalah Allah Swt.

Murjiah juga tidak sepakat dengan paham Syiah yang memuliakan Ali bin Abi Thalib diurutan pertama. Padahal menurut golongan Murji'ah, Ali tetap merupakan khalifah keempat dari para Khulafaur Rasyidin, dan tidak mengingkari ketiga khilafah sebelumnya.

Terpecahnya umat Islam dalam beberapa aliran disebabkan karena konflik politik. Lahirnya Khawarij dan Syiah tidak terlepas bagaimana hegemoni kekuasaan diperebutkan dengan mengatasnamakan agama. Agama terus dijadikan tameng bagi mereka yang menang dan bagi mereka yang ingin menghabisi lawan politiknya. 

Bahkan mereka melakukan berbagai cara untuk merebut pengaruh. Salah satunya membuat hadis-hadis palsu yang berpihak kepada mereka. Semua ini dimulai ketika  kekhalifahan berada di tangan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Terlepas dari itu semua, ada juga pihak yang berdiam diri, netral, dan menganggap perpecahan adalah bencana. Mereka tidak sepakat dengan penetapan yang haq dan batil, dan menyerahkan semuanya kepada Allah di hari akhir nanti. Dari sinilah aliran Murjiah muncul. Mereka tidak ingin terlibat jauh dengan sikap kafir mengafirkan yang dilakukan oleh pihak Khawarij. 

Murjiah pertama kali muncul di Damaskus. Murji'ah pernah mengalami kejayaannya pada masa daulah Bani Umayyah. Tapi setelah runtuhnya Umayyah, seketika itupun Murji'ah berangsur-angsur hilang dalam peradaban.

Dari segi politik, keberadaan Murji'ah sangat menguntungkan pihak pemerintahan Bani Umayyah dikarenakan dengan pemahaman seperti itu akan sulit terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh golongan Murji'ah. 

Pemerintah Bani Umayyah yang sangat dzalim dan memperlihatkan sikap otoriter di dalam kacamata Murji'ah tetap lah pemerintah yang sah dan segala bentuk perbuatannya ditangguhkan sampai akhirat kelak. Murji'ah sangat moderat dan toleran terhadap pemerintah.


Asal-usul Murjiah

Seperti halnya aliran lain, asal-usul Murjiah memiliki beberapa pendapat atau teori kapan aliran ini muncul. Ada yang berpendapat bahwa Murjiah muncul pertama kali pada era akhir pemerintahan Khalifah Usman bin Affan. Tepatnya, pada saat munculnya golongan yang akan membunuh Usman bin Affan, namun ada sekolompok yang menarik diri dari pertikaian tersebut.

Sebagian ahli sejarah menyebut Murjiah pertama kali muncul pada tahun 695 H sebagai gerakan yang dibawa oleh cucu Ali bin Abi Thalib yakni Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah. Al Hasan tidak sepakat berdampingan dengan kelompok Syiah, begitu pun dengan Khawarij. Ini dilakukan untuk menghindari perpecahan.

Sementara menurut pendapat sejarawan lainnya, Murjiah muncul akibat tidak mau terlibat dalam perseteruan antara Ali dan Muawiyah terhadap peristiwa Abitrase (tahkim). Pada peristiwa kemudian membuat kelompok Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi golongan pro dan kontra. Kelompok yang kontra yang menjelma Khawarij, menuding perbuatan tahkim merupakan perbuatan dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi kafir.

Kemudian kelompok yang pro mengatakan bahwa semua itu dikembalikan kepada Allah Swt., dalam artian bahwa mengafirkan seseorang bukan hak manusia. Kelompok inilah yang disebut Murjiah.


Kelompok-kelompok dalam Murjiah

Al-Yunusiyah

Kelompok ini memiliki pandangan bahwa segalanya adalah hanya kepada Allah Swt., semisal keimanan hanya kepada Allah, tunduk kepada-Nya dan mencintai-Nya di dalam hati. Menurutnya juga bahwa orang yang masuk surga bukanlah karena amalnya, tetapi hanya keikhlasan hati dan cintanya kepada Allah Swt. Kelompok ini didirikan oleh Yunus bin Aun al-Numairi.

Al-Ubaidiyah

Kelompok Al Ubaidiyah memiliki padangan yang berbeda dari Al Yunusiah. Kelompok ini mengatakan bahwa setiap muslim akan diampuni selama tidak melakukan perbuatan syirik. Mereka juga berpaham bahwa pengetahuan Allah tidak akan serupa dengan apapun, begitupun Agama-Nya. Kelompok ini didirikan oleh Ubaid al-Maktaib

Al-Ghassaniyah

Kelompok ini didirikan oleh Ghassan al-Kufi. Menurutnya keimanan itu persoalan hati, makanya dia tidak akan berkurang atau bertambah. Keimanan juga merupakan janji suci kepada kitab dan rasul Allah, tanpa perlu diperinci lagi.

Pemikiran aliran Murjiah ini tidak dikenal lagi beberapa waktu setelahnya. Di antara orang-orang terakhir yang dianggap Murjiah adalah al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Sa’id bin Jubair, Hammad bin Abi Sulaiman, Abu Yusuf al-Hanafiyah. 

Mereka ini adalah ahli-ahli hadis dan ahli fikih di masanya. Tetap tidak pernah berpendapat atau berpaham untuk mengafirkan mereka yang melakukan dosa besar atau mengatakan bahwa mereka kekal di dalam neraka.