Jakarta - Motivasi merupakan membangun semangat kerja karyawan dalam menjalankan aktivitas pekerjaan baik "periodik maupun non periodik" secara konsisten dan bersama-sama dengan karyawan lainnya. Motivasi yang baik bisa diterima oleh karyawan, sehingga tetap bekerja sesuai dengan prosedure walaupun tanpa pengawasan oleh pimpinan perusahaan.
Setiap karyawan berhak mendapatkan motivasi dari pimpinan perusahaan baik secara "financial maupun non financial", secara umum karyawan membutuhkan motivasi yang bersifat financial seperti gaji yang layak, fasilitas dan tunjangan kesehatan yang menjamin untuk keluarga dan masa akan datang, memberikan insentif dan bonus secara terus menerus baik "bonus bulanan maupun bonus tahunan".
Selain motivasi financial "pimpinan perusahaan" harus memperhatikan juga "motivasi non financial" seperti memberikan ilmu dan pengetahuan kepada bawahan baik ilmu yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang berkaitan dengan kehidupan. Keduanya saling mendorong untuk karyawan membangun pondasi dalam bekerja dan tentunya untuk pandangan hidup yang lebih luas.
Pimpinan perusahaan harus memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan jenjang karir, karena secara tidak langsung dengan bawahan naik jabatan atau karirnya meningkat "menjadi kesuksesan juga dari seorang pimpinan perusahaan tersebut". Hal ini menjadi semangat untuk karyawan yang diangkat jabatan baru, sebab selain motivasi non financial karyawan tersebut mendapatkan motivasi finacial karena penghasilan atau gaji karyawan akan bertambah.
Sisi lain saat memberikan motivasi bisa juga berkaitan dengan "readward dan funisment" baik tindakan atau hukuman "tertulis maupun tidak tertulis" dengan melalui kekuatan kata-kata dan kalimat yang disampaikan kepada karyawan. Hal ini bisa diterima oleh karyawan apabila pimpinan perusahaan melakukan pembinaan yang positif, walaupun karyawan tersebut dinyatakan bersalah. Kata kuncinya "penghargaan dan hukuman" bisa membuat karyawan berubah lebih baik terutama dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan jobdesk.
Berbagai macam karakter karyawan menjadi bahan evaluasi jangka panjang dalam memberikan motivasi "baik karyawan junior maupun karyawan senior" karena sering kali motivasi diberikan tidak bisa diterima dengan baik oleh karyawan seperti besar kecilnya intensif, kecemburuan sosial antara sesama karyawan, merasa pimpinan lebih dekat dengan salah satu karyawan yang lainnya, demotivasi karyawan, dan lain sebagainya.
Implementasi motivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi kerja karyawan ,sehingga perusahaan lebih mudah menganalisa bisnis untuk jangka panjang. Tentunya keberlangsungan perusahaan yang membutuhkan karyawan professional dan mempertahankan kebutuhan pelanggan, sebagai phatnership dengan tujuan saling memberikan keuntungan. Hal ini menjadi sasaran utama dalam mengedepankan keberlangsungan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.
Konsep prioritas utamanya dari sebuah motivasi adalah mengharapkan sistem yang ada di perusahaan berjalan semestinya "baik kepentingan karyawan dan kebutuhan pelanggan" kedua hal ini jadi ukuran pencapaian kesuksesan dalam memberikan motovasi kepada karyawan baik melakukan secara bersama-sama kepada "operator atau frontliner" dan secara personal kepada level pengawas, manager dan bahkan sampai dengan directur yang terkait.
Siklus motivasi yang baik adalah pimpinan perusahaan memberikan motivasi kepada president directur atau directur utama, kemudian transformasi kepada level directur, level senior manager, level manager, level supervisor, dan sampai dengan level paling bawah yaitu operator. Sehingga menghasilkan satu tujuan yang sama, baik dari komunikasi, sikap, perilaku, budaya kerja, dan mengikuti semua peraturan kerja yang telat ditetapkan oleh pimpinana perusahaan.
Yang memberikan motivasi kepada pimpinan tertinggi perusahaan bisa saja komisaris, kedua orang tuanya bila menjalankan perusahaan pribadi, bila instansi lainnya bisa menyesuaikan siapa yang pemegang saham, owner, dan pemilik perusahaan tersebut. Hal ini memang sedikit "ambigu" karena seharusnya "pemilik perusahaan yang levelnya lebih tinggi" mampu memberikan pengarahan yang lebih positif dan mendorong kepada semua orang yang bekerja di perusahaan yang dimilikinya.
Maka dari itu siapapun yang memberikan motivasi dan memotivasikan kepada semua karyawan lalu karyawan tersebut merasa termotivasi, langkah selanjutnya bagaimana pimpinanan perusahaan menciptakan dan membangun "Etos Kerja" yang bertujuan bahwa pekerjaan itu penting? Tanpa diberikan motivasi, seharusnya peraturan perusahaan secara otomatis akan berjalan dengan baik. Kesadaran antara "atasan dan bawahan" menjadi lebih transparan yang mengedepankan perkembangan perusahaan tempat mereka bekerja.
Mengapa "motivasi digabungkan dengan etos kerja?". Karena secara umum bahwa setiap karyawan "memiliki dan mempunyai motivasi internal" yang artinya dorongan dalam hati dan naluri dari individu masing-masing yang memang ada sejak lahir. Sehingga menjadi keutuhan yang sempurna bila dipersatukan antara "motivasi internal dan motivasi eksternal" serta dilengkapi dengan pondasi etos kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dalam "menjalankan visi dan misi perusahaan".
Dengan demikian motivasi karyawan bagian dari investasi untuk kemajuan dan perkembangan perusahaan masa akan datang, hal ini tentu menjadi pertimbangan khusus atas kontribusi dari pelanggan yang menggunakan produck perusahaan tersebut. Keberlangsungan perusahaan menjadi tolok ukur juga dalam menjalinkan kerja sama dengan "pelanggan internal maupun pelanggan eksternal" untuk tetap dievaluasi dari kegiatan atau aktivitas pekerjaan karyawan.