Game online. Sepertinya nyaris tidak ada anak muda zaman sekarang yang belum pernah memainkan sebuah game online. Perkembangan teknologi yang pesat turut berpengaruh terhadap akses menuju beragam jenis permainan digital.
Hanya dengan bermodalkan sebuah smartphone, seseorang sudah dapat bermain game online. Bahkan, beberapa game online di smartphone sudah setara kualitasnya dengan permainan di PC atau console seperti Call of Duty Mobile, Genshin Impact, Asphalt series, atau Punishing Gray Raven.
Namun, ada masalah mengintai di balik keseruan bermain game online yaitu kecanduan. Kecanduan bermain game telah dianggap suatu permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Di Cina misalnya, pemerintah membatasi jam bermain game bagi para pelajar hanya di akhir pekan selama 2 jam. Namun sayangnya, kecanduan bermain game online juga berkembang seiring berkembangnya jenis game online.
Kecanduan game online kini tidak hanya soal waktu yang dipakai untuk bermain namun juga biaya yang dikeluarkan seiring munculnya jenis game dengan model transaksi gacha seperti Fate Grand Order, Arknight, hingga Genshin Impact. Kecanduan dalam hal mengeluarkan uang demi gacha dapat merusak hidup finansial para pemainnya.
Hal ini mungkin terdengar konyol bagi kita yang tidak bermain game online namun nyatanya kasus ini terjadi. Di sini penulis merasa pasti ada hal yang diperjuangkan sebelumnya sehingga seseorang memilih untuk bermain game online. Namun sayangnya, ia kemudian salah menempatkan prioritas sehingga ia menjadi kecanduan.
Di sini, penulis ingin melihat lebih dalam nilai apa sebenarnya yang ada di balik game online yang diperjuangkan para pemain dan dugaan di mana persisnya para pemain jatuh sehingga membuat ia menjadi kecanduan.
Utilitarisme dan Kegunaan Sebuah Permainan
Sebelumnya, mari kita lepaskan terlebih dahulu bahwa bermain game online selalu pasti buruk. Nyatanya, game online pada dasarnya adalah sebuah jenis permainan. Bukankah hidup akan membosankan bila tidak ada permainan? Lalu di mana letak kesalahannya?
Untuk melihatnya, kita akan menelaahnya menggunakan pandangan utilitarisme. Menurut J. Sudarminta dalam Etika Umum, utilitarisme adalah paham atau aliran filsafat moral yang menekankan prinsip manfaat atau kegunaan (the principle of utility) sebagai prinsip moral yang paling dasariah. Pandangan ini tidak mengakui kalau ada tindakan yang pada dasarnya pasti salah atau pasti benar. Alih-alih, pandangan ini akan mempertanyakan kembali tujuan, kegunaan, dan dampak dari suatu tindakan.
Apa tujuan dari game online? Sebagai sebuah permainan, game online pada dasarnya bertujuan untuk memberi hiburan bagi manusia yang pada dasarnya adalah homo ludens (manusia yang bermain). Tujuan ini tentu memberikan dampak positif secara mental bagi para pemain.
Selain itu, game online membuka kemungkinan baru untuk bermain bersama dengan orang lain khususnya di masa pandemi. Di masa pandemi, seseorang sangat terbatas untuk berkumpul dan berjumpa bersama secara fisik. Berkat game online, seseorang tetap dapat bermain bersama kawan meski terpisah oleh jarak. Seseorang juga dapat melampiaskan hasratnya untuk berjalan-jalan dengan bebas ketika mereka tidak dapat keluar rumah secara fisik akibat pandemi.
Di sini, kita bisa melihat ada nilai hiburan serta persahabatan di balik sebuah game online yang sebenarnya bagus sejauh nilai ini “ditempatkan secara semestinya”.
Distorsi Nilai dalam Game Online
Di sinilah letak kekeliruannya yaitu ketika seseorang tidak dapat menempatkan suatu nilai pada prioritas yang benar. Kita perlu ingat bahwa kita tidak dapat hidup hanya dengan hiburan namun kita juga perlu sandang, pangan, papan, pendidikan, serta uang untuk mendapatkannya.
Game online menjadi masalah ketika nilai hiburannya dipandang sebagai nilai yang tertinggi yang harus selalu dicapai. Mengapa nilai hiburan dipandang oleh sebagian orang menjadi nilai yang paling tinggi? Penulis melihat indikasi budaya hedonisme yang semakin mengakar dalam diri orang muda.
Hedonisme tidak hanya soal membeli barang mewah dan makanan enak. Lebih dalam dari itu, hedonisme adalah pandangan yang melihat kenikmatan sebagai hal yang utama dan untuk meraihnya seseorang yang menjauhkan dirinya dari penderitaan dan rasa sakit.
Bosan mengikuti kuliah daring? Bermain game online saja! Pusing memikirkan pekerjaan? Hibur saja dengan bermain game online! Bahkan hal ini sampai kepada pengeluaran uang demi game online: susah mengumpulkan poin untuk mendapatkan karakter yang belum pasti akan didapatkan? Keluarkan uang saja agar dapat dapat melakukan penarikan karakter berkali-kali hingga dapat!
Masalah lain yang penulis lihat adalah kurangnya apresiasi yang didapat terhadap pencapaian-pencapaian yang diraih di dunia nyata. Hasilnya, orang melarikan diri dengan berusaha menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada di sebuah game online untuk mendapat pujian. Para pemain akhirnya merasa nilai pencapaian yang didapat dari sebuah game online lebih besar dari yang didapat di dunia nyata sehingga mereka lebih memilih memperjuangkan pencapaian di game online.
Tapi jika para pemain senang dengan kondisi mereka, bukankah secara utilitaris artinya game online telah mencapai tujuannya? Kita juga perlu paham bahwa aspek lain yang diperhitungkan adalah dampak dari tindakan kita. Coba pikirkan dampak yang dihasilkan apabila seseorang melalaikan nilai-nilai penting lain dalam hidupnya seperti pekerjaan dan memfokuskan hidupnya hanya demi nilai-nilai kenikmatan dalam sebuah game online. Bukankah dampaknya akan sangat merusak?
Hal ini belum ditambah apabila seseorang memandang game online sebagai ajang pembuktian diri. Ciri-cirinya adalah seseorang memandang dirinya pemain yang hebat yang harus memenangkan semua pertandingan yang ada. Pemain yang seperti ini hanya akan merasa nikmat bila ia berhasil menang. Masalahnya, masih banyak pemain lain kelas dunia yang lebih hebat darinya. Hal ini akhirnya menyebabkan pemain tersebut bahkan tidak dapat mencapai nilai hiburan atau kenikmatan dari sebuah game online.
Di sini, kita bisa melihat bahwa bagaimana cara pandang seseorang terhadap nilai dari sebuah game online dan bagaimana ia memprioritaskan nilai game online di antara berbagai nilai penting lainnya akan sangat mempengaruhi bagai seseorang bermain game online termasuk apakah ia akan kecanduan atau tidak
Menyembuhkan Kecanduan Bukan Perkara Mudah
Apakah dengan menyodorkan tulisan ini maka seseorang akan bertobat dari kecanduannya bermain game online? Penulis berani menyatakan: tidak!
Menyadarkan seseorang akan nilai-nilai tadi dan kekeliruannya dalam melihat dan memprioritaskan nilai barulah satu langkah kecil dari sekian ribu langkah untuk mendampingi dan menyembuhkan orang yang kecanduan bermain game online. Ada kalanya langkah ini baik diberikan di awal, ada kalanya di tengah. Ada kalanya bahkan seseorang memerlukan sudut pandang lain untuk menyadarkannya.
Namun setidaknya, penulis melihat ada dua kesadaran yang perlu kita miliki dalam mendampingi teman kita yang kecanduan bermain video game. Pertama, kita peduli akan kebaikan teman kita. Kedua, mereka memiliki masalah yang tidak kita ketahui yang perlu kita dengarkan dan pahami. Dengan demikian kita tidak akan terburu-buru menghakimi dan dapat mendampingi mereka secara bijak.
Bagi mereka yang kecanduan, kesadaran yang penulis tawarkan di sini adalah langkah awal namun kesadaran ini perlu dipraktekkan dalam hidup kalian. Selain itu, ingatlah bahwa selalu ada orang yang bersedia mendampingi kalian menuju hidup yang lebih sehat dengan nilai hiburan yang tidak akan mengorbankan keseluruhan hidup, kesehatan, dan masa depan kalian.
Akhir kata, utilitarisme mengajarkan kita untuk kritis akan tujuan, kegunaan, dan dampak dari tindakan yang kita lakukan. Kita pun juga perlu kritis akan tujuan, kegunaan, dan dampak yang sebenarnya dari tindakan yang kita lakukan agar kita terlatih untuk bijak dalam bertindak.