Banyak orang mendapatkan kasih sayang tanpa batas dan didikan yang tepat untuk menjadi lebih sempurna oleh orang tuanya. Berbanding terbalik dengan kita yang keterbatasan kasih sayang dari orang tua di mana kita mendapat didikan yang kurang tepat namun dituntut untuk selalu sempurna dan selalu benar dimata mereka.

Mereka banyak menuntut kita akan tetapi mereka juga tidak mengetahui sampai mana kemampuan kita dan apa yang kita butuhkan dari mereka. Mereka mengingin kita sempurna akan tetapi dengan cara yang salah dan bahkan selalu mengedepankan emosinya, tidak jarang kita juga mendapat kekerasan baik fisik maupun verbal dari mereka.

Di saat kita terjatuh dan gagal dalam mencapai sesuatu atau prestasi pun, kita masih dihakimi, dicaci, dan di banding – bandingkan. Momen seperti itu seharusnya mereka ada di samping kita untuk memberikan, memotivasi, memberi semangat, dan selalu mensupport dll.

Lalu bagaimana jika kita berhasil mencapai sesuatu? Orang tua yang tulus menyayangi anaknya pastinya akan ikut senang mendengar keberhasilan anaknya dan selalu mensupportnya untuk melangkah ke depan dll. tapi itu tidak dengan kita yang mendapatkan respons biasa – biasa saja, paling hanya berkata “ oh, iya, bagus, dll. “ atau mengangguk bahkan hanya acuh saja.

Ada juga beberapa orang tua sering memarahi, memaksa kita untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepadanya sekalipun itu bukan kesalahan yang kita perbuat. Akan tetapi, saat orang tua melakukan kesalahan justru mereka tidak meminta maaf bahkan tidak mau mengakui ke salahnya.

Banyak orang tua memiliki pemikiran ketika dia tidak keras dalam mendidik anak dan melakukan kesalahan maka harga dirinya akan turun di hadapan anaknya. Padahal hal tersebut justru akan ditiru anaknya dan diterap kepada teman bahkan kepada orang tuanya sendiri.

Mungkinkah orang tua lupa bahwa kita juga sangat membutuhkannya sebagai pendengar atau sebagai tempat bercerita tentang apa yang kita lihat, kita lakukan, kita dengar atau hanya sebatas kita ingin bertanya saja.

Kita butuh support dari orang tua saat melakukan sesuatu hal yang baik, karna itu dapat berdampak baik pula untuk kita lebih bersemangat, memiliki rasa percaya diri yang tinggi serta kita akan terdorongnya untuk melakukan hal – hal baik.

Orang tua tidak boleh mengandalkan kekerasan fisik dan verbal karena hal tersebut tidak baik untuk kondisi mental dan fisik. Justru kita akan mencontohnya dengan melakukan hal yang sama kepada teman atau orang sekitar kita dan yang lebih parahnya lagi hal tersebut dapat menimbulkan dendam antara anak dan orang tuanya.

kita juga harus mendapat pelajaran dari orang tentang tanggung jawab kecil seperti, membereskan sesuatu setelah kita memakainya, tolong menolong, menyapu, mencuci piring, belajar, berkata jujur, meminta maaf ketika kita bersalah dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Orang tua harus memberikan kita waktu untuk bersenang – senang seperti memberi waktu untuk bermain dengan teman, menggunakan waktu luang orang tua untuk mengajak kita liburan, menikmati keindahan alam atau hanya sekedar mengajak kita untuk bercanda.

Orang tua juga tidak boleh menghakimi kita seakan – akan kitalah yang paling bersalah, tetapi orang tua harus mendengarkan atau meminta penjelasan kenapa kita melakukannya dan memberikan kita kesempatan kedua untuk memperbaikinya.

ketika kita tidak sengaja merusak barang ajaklah kita untuk memperbaikinya jangan malah melakukan kekerasan fisik ataupun verbal, karena tindakan kekerasan justru tidak bisa kita terima dengan baik malah hanya akan menjatuhkan mental dan takut untuk melakukan sesuatu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya orang tua dalam mendidik anaknya seperti ; Kurangnya pengalaman dalam mendidik anak, Cara mendidik keras yang turun menurun, pernikahan dini juga bisa pengaruhi dalam mendidik anak, dan ada masalah rumah tangga atau masalah yang lain – lain yang dilampiaskan kepada anak.

Mungkin, perlu juga sosialisasi untuk orang tua tentang cara – cara mendidik anak yang baik dan benar tanpa harus memanjakan dan menggunakan kekerasan fisik maupun verbal. Supaya anak jadi lebih aktif, lebih kreatif, lebih percaya diri dan mempunyai pikiran positif.

Ya. kita sebagai orang yang dididik kurang tepat oleh orang tua harus mengambil hikmahnya. Mungkin Tuhan sedang memperlihatkan bagaimana cara mendidik anak yang kurang baik dan memberi kita pelajaran agar tidak mengikuti cara mendidik mereka.

Jangan ada dendam kita dengan orang tua yang salah dalam mendidik kita karna bagaimanapun mereka tetap orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Perlu kita ketahui, dulu sebelum kita ada mereka sangat berharap akan kehadiran kita. Jadi tugas kita adalah tetap berbakti dan menghargai mereka

Ya, kita memang tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua kita kalaupun bisa pasti saya pasti akan memilih menjadinya anak Raffi Ahmad atau Crazy Rich lainnya hahahah. Becanda.

Udah gitu aja, yang jelas kita harus tetap semangat karna kita adalah manusia kuat yang dipilih tuhan untuk menjaga dan mendampingi orang tua kita. jangan lupa perbanyak rasa syukur karena sejatinya kebahagiaan kita dilihat dari seberapa besar rasa syukur kita. makasihh..