Siapa saja yang menjadi anak tunggal di dalam keluarga?
Anak tunggal berarti satu-satunya anak yang dimiliki oleh orang tua, tanpa memiliki seorang kakak atau seorang adik.
Menjadi anak tunggal bukan suatu permasalahan yang dapat disimpulkan dengan cepat apakah mudah atau sulit. Karena mudah atau sulitnya setiap anak tunggal pasti berbeda sesuai dengan didikan yang diberikan oleh keluarga masing-masing.
Yang menjadi anak tunggal dalam keluarga mungkin akan setuju dengan tulisan ini.
Banyak pernyataan masyarakat tentang anak tunggal, contohnya seperti "Anak tunggal pasti manja", "Anak tunggal egois", "anak tunggal tidak bisa mandiri", "anak tunggal pasti dekat dengan orang tua", "anak tunggal apa pun maunya pasti akan dituruti", dan banyak lagi pernyataan lainnya yang sering dikatakan oleh orang lain kepada anak tunggal.
Karena banyaknya pernyataan tersebut, sebagai anak tunggal pasti merasa terganggu dan terkadang pula merasa semua pernyataan tersebut tidak benar.
Apakah segala pernyataan tersebut dapat menjadi motivasi bagi anak tunggal? Mungkin terkadang pernyataan tersebut dapat menjadi suatu motivasi sebagai anak tunggal. Tapi mungkin juga pernyataan tersebut menjadi beban.
Seringnya mendengar perkataan seperti itu, sebagai anak tunggal pasti terkadang merasakan beban. Seakan semua anak tunggal itu adalah anak yang manja, anak yang tidak mandiri. Padahal kenyataannya tidak semua anak tunggal seperti itu.
Sebagai anak tunggal apakah pernah berada pada posisi seperti itu?
Merasa terbebani dengan sebuah predikat yaitu sang anak tunggal kesayangan orang tua. Yang dituntut harus bisa sempurna karena merupakan anak satu-satunya yang di miliki orang tua. Harus bisa sukses dan berhasil supaya dapat membanggakan orang tua bukan hanya membanggakan diri sendiri.
Terkadang menjadi anak tunggal juga harus mengikuti impian yang dimiliki oleh orang tua, bukan impian yang dimiliki diri sendiri. Dengan alasan karena orang tua hanya memiliki satu anak saja dan berharap anak tersebut mengikuti kemauannya.
Menjadi anak tunggal juga di haruskan selalu kuat dalam keadaan apa pun, dan tidak bergantung dengan orang lain. Karena anak tunggal tidak memiliki kakak atau adik maka diharuskan untuk bisa mandiri.
Namun pada kenyataannya sering juga ditemukan anak tunggal yang bisa mandiri, tidak manja kepada orang tua, dan tidak semua keinginannya langsung diwujudkan. Di mana hal tersebut terjadi karena didikan yang dilakukan dari masing-masing orang tua.
Menjadi seorang anak tunggal, atau anak sulung, ataupun anak bungsu tidak ada yang mudah dan tidak ada yang sulit. Mudah atau sulitnya tersebut dirasakan seseorang sesuai dengan keluarga masing-masing.
Lalu mengapa ada pernyataan-pernyataan tersebut tentang anak tunggal?. Mari simak penjelasan berikut.
Pertama, karena anak tunggal itu anak satu-satunya yang dimiliki oleh keluarga dan tidak memiliki kakak atau adik. Jadi menurut orang lain menjadi anak tunggal berarti menjadi anak yang manja kepada orang tua. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, tapi perlu diingat juga tidak semua anak tunggal itu adalah anak yang manja kepada orang tua.
Kedua, karena sebagai anak tunggal tentu pasti orang lain yang melihatnya akan mengatakan jika mereka egois. Pernyataan tersebut berdasar karena anak tunggal merupakan satu-satunya anak dalam keluarga dan sudah pasti menjadi kesayangan kedua orang tua. Dan selalu menjadi prioritas orang tua serta segala keinginan akan terwujud.
Ketiga, karena anak tunggal adalah anak satu-satunya terkadang orang akan mengatakan bahwa anak tunggal tidak bisa mandiri. Anak tunggal akan selalu bergantung dengan orang tua. Padahal dalam kenyataannya tidak semua seperti itu.
Keempat, karena anak tunggal satu-satunya anak yang harus menjadi penerus dalam keluarga. Tidak ada lagi yang bisa menjadi penerus dalam keluarga. Mau tidak mau anak tunggal yang harus menjadi penerus keluarga dan bisa membanggakan.
Terakhir, anak tunggal sering dikatakan segala apa pun kemauannya pasti akan dituruti oleh orang tua. Padahal dalam kenyataannya tidak semua anak tunggal merasakan seperti itu. Tidak jarang anak tunggal harus melakukan sesuatu yang dapat membanggakan dahulu baru bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Jadi, dapat dikatakan semua pernyataan tentang anak tunggal tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya juga benar. Karena semua kembali kepada didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak di rumah.
Demikian beberapa alasan yang menyebabkan beberapa pernyataan terhadap anak tunggal.
Keuntungan Menjadi Anak Tunggal
Apa saja ya keuntungan menjadi anak tunggal dalam keluarga?
Menjadi anak tunggal tentu saja memiliki berbagai keuntungan.
Pertama, lebih dekat dengan orang tua. Karena anak yang dimiliki orang tua hanya satu, maka setiap orang tua akan berusaha untuk menjadi dekat dengan anak. Dan sebagai anak tunggal bersyukur bisa lebih dekat dengan orang tua, karena tidak semua anak bisa merasakannya.
Kedua, menghemat dalam biaya hidup. Tentu saja karena orang tua hanya membiayai satu anak saja untuk kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan biaya lainnya.
Ketiga, mendapat kasih sayang orang tua sepenuhnya. Menjadi anak tunggal sudah pasti kasih sayang orang tua tidak terbagi karena memang hanya memiliki satu anak saja.
Kerugian Menjadi Anak Tunggal
Selain memiliki keuntungan, tentu saja menjadi anak tunggal memiliki kerugian.
Pertama, tidak memiliki teman di rumah. Karena anak tunggal merupakan anak satu-satunya dalam keluarga, jadi tidak memiliki teman di rumah untuk berbagi cerita atau sekedar untuk bermain.
Kedua, merasa terlalu dikekang. Anak tunggal juga sering kali mendapat kekangan dari orang tua dengan alasan orang tua harus menjaga dengan baik anak mereka. Karena mereka hanya memiliki satu anak maka mereka berharap anak tersebut dapat tumbuh dengan sempurna.
Apakah anak tunggal saja yang dituntut untuk menjadi kuat?
Tentu tidak, sebenarnya tuntutan menjadi kuat bukan hanya untuk anak tunggal saja. Melainkan tuntutan tersebut dapat diberikan juga kepada anak pertama, anak tengah, dan anak terakhir dengan tujuan supaya semua anak dapat tumbuh menjadi anak yang kuat.
Menjadi anak tunggal atau anak dengan urutan lahir ke berapa pun memiliki hak, kewajiban, serta kesempatan yang sama. Yang membedakan hanya pada jalan takdirnya saja sesuai dengan apa yang telah dituliskan oleh Sang Pencipta.