Setelah saya dinyatakan lulus dari serangkaian tes sebagai Filed Officer dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), malamnya saya dihubungi oleh PO (Program Officer) bahwa saya akan ditempatkan pada lokasi yang bukan menjadi pilihan ketika pendaftaran dan lokasi itu adalah Kabupaten Bantaeng. Dalam kepala dan hati bergumam banyak pertanyaan. Tidak lama berbincang dengan PO komunikasi kami terhenti dan telpon kami tutup. 

Di Kabupaten yang jauh dari bayangan awal saat saya mendaftar. Saat itu juga, di kelapa muncul beberapa pertanyaan. Pikiran kusut, bagaimana tidak! di Kabupaten itu saya tidak ada kenalan atau kerabat untuk sekedar bisa tinggal sementara sembari mencari tempat tinggal untuk beraktivitas selama masa kerja. 

Belum lagi, tempat di mana saya akan bertugas nanti tak ada bayangan apa pun. Akan seperti apa atmosfirnya di tempat kerja? dan tidak ada gambaran sedikit pun tentang orang-orang yang akan bekerja sama dengan saya nantinya.

Apakah saya akan diterima dengan baik? dan bagaimana lingkungan kerja nanti akan memperlakukan sesamanya? apakah di tempat itu akan mendukung setiap aktivitas dan kegiatan serta keperluan saya yang berkaitan dengan tugas-tugas saya? dan lebih penting seperti apa pimpinan saya nantinya? semua pertanyaan itu berkelindan dikepala saya. Surat tugas pun keluar dengan durasi kerja Agustus 2021- mei 2022. Surat tugas ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng. 

Surat tugas yang berkekuatan untuk mengikat saya dalam hal beraktivitas mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan imunisasi rutin dan imunisasi anak sekolah di Kabupaten Bantaeng dalam kurun waktu 9 bulan.

Orientasi

Hari pertama kerja, saya bertemu Ibu KASIE (Imuinsasi dan Surveilance) bidang P2P. Dalam benakku beliau adalah sosok yang menutup diri untuk mendiskusikan sesuatu. Namun hal itu buyar ketika kami mulai membincangkan imunisasi Kabupaten Bantaeng dan aktivitas saya ke depannya. Tak membuang banyak waktu, beliau pun membimbing saya untuk bertemu Sekretaris Dinas Kesehatan untuk memperkenalkan diri sekaligus membawa surat tugas dan surat lainya. Saat itu Kadis sedang tidak di tempat. 

Kesan pertama saat bertemu dan berdiskusi dengan Ibu KASIE, pembawaan beliau ramah dan terbuka untuk berdiskusi. Dari sini, saya sedikit bernafas legah. Bagaimana tidak! Seksi di mana saya akan beraktivitas dikepalai oleh seseorang yang mengayomi.

Setelah, Bertemu Ibu KASIE. Saya diarahkan untuk menghadap Bapak Wasor (Wakil Supervisi) Imunisasi dan Serveilance. Keesokan harinya, saat bertemu dan memperkenalkan diri kepada Pak Wasor dan berdiskusi sekedarnya perihal cakupan Imunisasi rutin dan Imunisasi anak sekolah serta tujuan penepatan saya selama di Dinas Kesehatan. Kami bertukar kontak Whatsapp, saya pun yakin bahwa hal ini merupakan awal yang baik. 

Bincang kami tidak berlangsung lama, Bapak Wasor langsung memberi instruksi untuk ikut serta pada kegiatan kunjungan dan pemantauan vaksinasi covid-19 di Kecamatan Bissappu wilayah kerja dari Puskesmas Bissapu. Sesampai kami di lokasi vaksinasi, saya diperkenalkan oleh Bapak Wasor kepada Korim dan Tim imunisasi Puskesmas Bissappu. 

Disela-sela vaksinasi kami sedikit berbincang terkait kegiatan saya ke depannya. Yang akan banyak terlibat dalam aktivitas imunisasi anak sekolah dan imunisasi rutin di dua Puskesmas yaitu Puskesmas Bissappu dan Puskesmas Kota. Usai pembicaraan kami, saya pun bertukar kotak whatsapp dengan Korim Puskesmas Bissappu.

Dari sini, saya semakin bernafas legah. Baik Ibu Kasie, Wasor dan Korim tarlihat menerima dan akan dapat bekerja sama untuk berbagai kegiatan maksimalisasi pelaksanaan dan cakupan  imunisasi anak sekolah dan imunisasi rutin. Namun, masih ada sesuatu yang membuat saya tidak tenang. 

Keesokan harinya, saya mengatur waktu untuk bertemu Korim Puskesmas Kota. Menyambangi ruang kerja Ibu Korim di Puskesmas Kota, Saya membawa copy-an surat tugas dan menyodorkan ke Beliau. Sembari saya menjelaskan maksud dan tujuan saya serta aktivitas saya ke depannya. 

Awalnya saya berprasangka bahwa beliau adalah Tenaga Kesehatan yang tertutup dan hanya akan membicarakan perihal tugas dan fungsi beliau saja. Namun, bayangan itu sirna saat kami membincangkan perjalanan tim imunisasi selama melakukan imunisasi anak sekolah semasa pandemic Covid-19. 

Dimana kebijakan saat itu, pelaksanaan imunisasi baik anak sekolah dan rutin dilakukan dari rumah ke rumah. Tim melakukan imunisasi anak sekolah secara door to door  dan yang pasti perjuangan mereka ini menitihkan piluh keringat dan menguras banyak energi. Bagaimana tidak, Sekolah yang menjadi sasaran Imunisasi anak sekolah sejumlah 18 Sekolah Dasar dengan jumlah sasaran kurang lebih 1.496 siswa, sementara tim imunisasi hanya berjumlah 3 orang saja.

Beliau menuturkan bahwa selama melakukan imunisasi door to door timnya pernah ditolak oleh orang tua siswa. Walau pun pada saat itu, tim imunisasi didampingi langsung oleh guru/wali kelas siswa. Terlena dengan cerita pengalaman imunisasi selama masa pandemic, beliau hampir lupa untuk mendampingi saya untuk bertemu Ibu Kepala Puskesmas Kota. Tidak lupa, kami juga bertukar kontak whatsapp.

Pelaksanaan BIAS

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2021 di Kabupaten Bantaeng, pertama dilaksanakan oleh Puskesmas Bissappu pada tanggal 23 September 2021.  Dan SD (Sekolah Dasar) sasaran pertama adalah SD 25 Panaikang yang juga adalah SD intervensi dari program yang saya kawal di Kabupaten Bantaeng. Setelah SD 25 Panaikang, kemudian dilanjut di SD 21 Tanganga-tangnga yang juga merupakan sekolah intervensi. 

Dan pada tanggal 11 Oktober 2021, giliran Puskesmas Kota yang melaksanakan Imunisasi anak sekolah di SD 5 Lembang Cina yang merupakan Sekolah intervensi untuk wilayah kerja Puskesmas Kota. 

Pelaksanaan BIAS dilakukan selama 2 hari, dikarenakan kebijakan pembelajaran tatap muka saat itu bisa dilaksanakan dengan syarat jumlah siswa dalam kelas sebanyak 50% saja, untuk itu sistem kehadiran siswa dijadwal dengan model shift. Sehingga Imunisasi di sekolah dilaksanakan oleh Puskesmas Bissappu dan Puskesmas Kota dilakukan selama 2 hari. 

Setelah imunisasi di SD lima Lembang Cina selesai. Sesuai jadwal BIAS Puskesmas Kota, tim imunisasi kemudian bergerak ke SD Inpres Tapanjeng yang juga adalah sekolah intervensi.  Sepanjang pendampingan pelaksanaan BIAS di dua Puskesmas, tim imunisasi tidak menemui kendala yang cukup berarti dan terbilang lancar.

Namun, untuk Puskesmas Bissappu ada cerita sendiri. Dari 18 SD yang menjadi sasaran, 17 SD cakupannya rata-rata mencapai di atas 80% dan satu sekolah hanya 50% cakupannya. Sekolah ini adalah sekolah Wahda Islamiyah, awalnya saat pelaksanaan Imunisasi cakupannya hanya 20% saja.

Dari penelusuran saat pelaksanaan imunisasi, banyak orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya untuk diimunisasi dan itu disampaikan melalui group whatsapp "pareting" masing-masing kelas 1, 2, dan 5 (group yang berisi orang tua siswa dan guru/wali kelas). 

Dalam pesan group whatsapp terdapat list nama siswa yang bersedia dan tidak bersedia untuk diimunisasi. Kepala sekolah SD Wahda Islamiyah juga menambahkan bahwa banyaknya orang tua yang menolak dikarenakan masih ada orang tua siswa yang tidak mengetahui apa itu BIAS.

Merasa cakupan sangat rendah, Korim Puskesmas Bissappu berharap pada saat sweping BIAS bisa mendapat sasaran lebih banyak lagi. Saya kemudian berdiskusi dengan Korim dan mencoba mengusulkan untuk mengadakan sosialisasi virtual kepada orang tua siswa terkait BIAS dan pihak puskesmas meyiapkan pemateri sosialisasi. 

Ibu Korim pun setuju dengan usul saya. Tanpa menunggu waktu lama saya kemudian mengadvokasi harapan Korim ke pihak Sekolah Wahda Islamiyah dan mendiskusikannya dengan bapak Kepala Sekolah. Saya pun menjadwalkan bertemu bapak Kepala Sekolah. 

Ketika bertemu bapak Kepala Sekolah, diskusi kami tidak berlangsung lama. Bapak Kepala Sekolah setuju dengan ide untuk mengadakan sosialisasi BIAS secara virtual. 

Dengan catatan pihak sekolah menyiapkan media zoom sosialisasi dan moderator, serta pihak Puskesmas menyiapkan pemateri. Jadwal sosialisasi pun kami sepakati yaitu tanggal 8 Desember 2021. Saat pelaksanaan sosialisasi peserta yang hadir berjumlah 45 orang.

Setelah pelaksanaan sosialisasi, Korim Puskesmas Bissappu menjadwalkan untuk pelaksanaan sweping BIAS. Sweping dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2021. Dan dari sweping BIAS harapan Korim sedikit terjawab, cakupan BIAS di SD Wahda Islamiyah naik mencapai 57% untuk MR dan Dt kelas satu, 37% Td kelas dua, dan 75% kelas lima. 

Meski jauh dari target. Paling tidak, telah dilakukan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan BIAS. Karena satu ikhtiar akan lebih baik dari pada tidak melakukan apa-apa.