Menulis puisi adalah menangkap momen yang ada di benak kita dengan jalan menuangkannya melalui kata-kata. Hal ini bisa dimiliki oleh  siapa saja, bukan hanya dimiliki oleh para penyair. Merangkai kata untuk mengungkapkan perasaan tentunya siapa saja bisa karena semua orang kini mampu untuk itu terutama setelah berkembangnya media sosial dengan keberadaan status di berandanya.

Tiap kali seseorang menulis di status media sosial yang dimilikinya berarti ia telah mengolah ide yang dimilikinya menjadi sebuah kalimat yang diniatkan untuk dibaca orang lain. Ada yang terlihat norak seperti curhatan anak remaja ada juga yang bagus seperti aforisma atau kalimat pendek yang mengandung makna.  

Ada beberapa genre tulisan yang mengutamakan subyektivitas penulisnya. Esai  dan karya sastra adalah tulisan yang mengutamakan subyektivitas penulisnya. Pendapat  pribadi penulis  menjadi sandaran utama  untuk membuat tulisan. Tentunya ini memberikan kebebasan penulis untuk menuangkan idenya dalam tulisan. Dan tentunya harus disertai alasan yang kuat khususnya untuk esai.

Dalam tulisan ini  akan kita bahas beberapa alasan yang membuat kita harus mampu menulis salah satu genre karya sastra yaitu puisi. Sebuah bentuk tulisan yang sangat bebas dan pendek. Tulisan yang bisa dituangkan hanya dalam dua baris kalimat. Meski demikian untuk menulis puisi tentunya butuh kepekaan dan ketajaman kita dalam mengamati kejadian maupun peristiwa di sekitar kita agar tulisan yang kita buat menarik atau enak untuk dibaca berulang-ulang.

Karena alasan susunannya yang bisa sangat pendek itulah, puisi bisa menjadi sarana yang tepat  untuk mengungkapkan momen dengan cepat. Pemilihan kata-kata yang konkret membuat puisi mampu menyajikan gambar peristiwa di benak pembacanya. Ajaklah pembacamu untuk menikmati lukisan lewat kata yang kau tulis. Gugahlah imajinasinya sehingga mereka terhanyut dalam tulisan yang kau tulis.

Meski tidak semua puisi berhasil untuk itu, namun imajinasi pembaca kadang lebih tajam untuk menangkap kata-kata yang tertuang dalam bait-bait puisi yang sedang dibacanya.

Mungkin bagi banyak orang yang kurang familiar dengan kata-kata (kurang membaca) mengungkapkan sesuatu yang ada di pikirannya menjadi begitu sulit walaupun hanya selarik kalimat puitis. Semua bisa membuat puisi meski untuk memenuhi standar kualitas sebuah puisi diperlukan waktu lama bagi yang tidak berbakat.

Menulis puisi memang berbeda dengan menulis esai. Dalam esai kita dituntut untuk memilih kata denotatif yang tidak ambigu. Hal ini karena kita tidak mengajak pembaca untuk menerka-nerka apa yang kita tulis. Kejelasan akan membuat esai dipahami dengan mudah dan pesan yang hendak kita tulis menjadi tepat sasaran.

Sedangkan dalam puisi, penggunaan gaya bahasa terutama majas dan metafora lebih diutamakan agar puisi yang kita buat,  selain mempunyai pesan, juga  ada unsur keindahan bahasanya. Mengapa harus dengan gaya bahasa? Karena sastra memberikan kebebasan pada pembacanya untuk menafsirkan sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya.

Kemampuan untuk bisa membuat ungkapan yang menarik  tentunya memerlukan kebiasaan  untuk selalu bersinggungan dengan bahasa sastra, salah satunya dengan sering membaca puisi. Kita akan menyerap tiap kata yang kita baca menjadi bahan mentah yang sewaktu-waktu bisa kita pakai untuk membuat puisi.

Ada beberapa alasan mengapa kita harus menulis puisi, pertama menulis puisi sebagai sarana menghibur diri. Setiap orang pasti pernah mengalami kesedihan dalam perjalanan hidupnya. Daripada harus meratapi kesedihan tersebut, langkah baiknya jika kesediah itu dituangkan menjadi sebuah puisi.

Kedua, untuk melatih kepekaan rasa terhadap peristiwa sekitar. Dengan sering menulis puisi berdasarkan peristiwa di sekeliling kita lambat laun daya tangkap kita untuk memaknai segala peristiwa menjadi lebih sensitif dan tajam. Kita tidak serta merta mudah terhanyut perasaan saat melihat sebuah peristiwa karena terlatih untuk berjarak dengan peristiwa tersebut.

Ketiga, dengan sering mengutak-atik kata otak kita menjadi lebih sehat karena setiap hari laksana dilatih untuk bermain puzzle. Otak yang sering digunakan untuk memilah dan menganalisis mempunyai  kekuatan dan peningkatan kapasitas kerjanya atau secara tidak langsung kecerdasannya meningkat.

Tentunya sebelum kita mencoba menulis puisi, akan lebih baik jika kita terbiasa membaca puisi yang pernah ditulis oleh orang lain. Pilih saja penyair yang kamu suka puisinya agar kamu tidak bosan membaca puisi. Kamu bisa mempelajari dari cara dia memilih kata dan selanjutnya bisa kamu terapkan pada caramu menulis puisi. beberapa penyair mempunyai ciri khas masing-masing entah dalam pemilihan kata, membentuk frase, dan tipografinya

Itulah tiga alasan penting yang bisa dijadikan sandaran mengapa kita harus menulis puisi. Meski puisi bisa berupa dua larik kalimat yang pendek, namun menulis puisi adalah keterampilan yang perlu dilatih terus menerus. Dan sekali lagi menulis puisi adalah aktivitas yang menghibur, meningkatkan kepekaan sosial dan sekaligus bisa meningkatkan kecerdasan emosional. Ayo menulis puisi.