…berkreasi mengungkap setiap detail imajinasi yang dimiliki, menjadi suatu karya seni…

Memaknai Fakta dan Ilusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, maka Ilusi itu bisa bermakna baik sebagai kata benda maupun kata sifat.

Sebagai kata benda, maka Ilusi bermakna khayalan. Sesuatu yang hanya ada dalam angan-angan. Juga bisa bermakna sebagai pengamatan yang tak sesuai dengan penginderaan. Sedangkan sebagai kata sifat, maka Ilusi bermakna palsu, tak dapat dipercaya.

Dari makna mengacu satu kamus yang berstatus sah mewakili kaidah bahasa Indonesia itu, maka sudah jelas bahwa kata Ilusi lebih bermakna negatif. Karena, baik sebagai kata benda maupun sifat, maka Ilusi itu tidak nyata.

Memang menjadi hal yang wajar, apabila kebanyakan orang bakal mengutamakan tindakannya yang berujung pada raihan hal-hal yang nyata, seperti;

  • Seorang Pekerja bakal bekerja delapan jam sehari, empat puluh jam seminggu, lalu akhir bulan mendapat transferan gaji dari tempatnya bekerja, untuk setidaknya memenuhi kebutuhan sehari-harinya, pangan, sandang, papan juga termasuk pelunasan banyak tagihan cicilan. Itu bagi yang masih sendiri.
  • Jika si pekerja, pria, sudah berkeluarga, maka tentunya uang gajinya diserahkan kepada pengelola keuangan rumah tangga yang lebih familiar disebut Bojo atau Ojob.
  • Petani menuntun kerbaunya untuk membajak sawah agar tanahnya empuk berair, lalu siap ditanami benih padi agar beberapa bulan kemudian padinya menguning, dipanen, gabahnya digiling agar terkupas kulitnya, menjadi butiran beras. Terus, berasnya dijual ke Koperasi Unit Desa, KUD, untuk dibeli oleh pelanggan pun anggota KUD. Lalu, beras itu pun dimasak menjadi nasi pulen panas-panas, berlauk sambal bajak, teri, ikan asin, tahu, tempe, sayur bening bayam dan gambas.
  • Nelayan akan berangkat melaut pada malam hari pas angin darat mengalir menuju tengah lautan sebagai energi penggerak perahunya guna menuju tempat menjala ikan yang berlimpah. Kemudian, keesokan pagi harinya ikan-ikan tangkapan pun dijual dengan cara lelang di Tempat Pelelangan Ikan, TPI dan sebagian dari ikan-ikan itu diawetkan, dijemur berhari-hari menjadi ikan-ikan asin yang nantinya memperkaya aneka lauk nasi, hasil pertanian tersebut di atas, yang terhidang di setiap meja makan.
  • Politisi akan berupaya sedapat mungkin meraih suara dari banyak orang, agar nantinya terpilih menjadi sosok yang mewakili aspirasi orang-orang yang memilihnya itu, dalam suatu lembaga berserikat yang resmi, dengan visi dan misinya yang unik, melalui program-program kerja yang telah dijanjikannya, agar kebutuhan orang-orang yang memilihnya itu terwujud.
  • Seniman berkreasi mengungkap setiap detail imajinasi yang dimiliki, menjadi suatu karya seni yang memikat, memiliki daya tarik tertentu bagi setiap orang menikmati karyanya, sesuai selera mereka yang relatif berbeda satu sama lain.
  • Ilmuwan selalu akan membuktikan sekian banyak teori sesuai bidang ilmu pengetahuan yang ditekuninya, sedemikian hingga teori-teori itu kelak terbukti sebagai suatu kebenaran yang diterima oleh banyak orang, terlebih setelah mendapat kebaikan yang meningkat, sebagai buah dari pembuktian kebenaran itu.
  • Pedagang mengembangkan jejaring usahanya, membangun kepercayaan dengan rekanan bisnisnya, yang memiliki kebutuhan yang sama demi meningkatkan usahanya untuk barang dagangan/komoditi tertentu, dengan target meraih keuntungan optimal bukan maksimal yang berarti monopoli, agar kegiatan usahanya tetap mendapatkan pesaing yang justru meningkatkan kualitas layanannya kepada para pelanggannya.

Juga lain sebagainya beragam profesi kebanyakan orang, yang orientasinya adalah menghadapi kenyataan dan membuktikan hasilnya dalam bentuk fakta-fakta. Bukan Ilusi.



…hanya ada Tuhan, manusia adalah ilusi optik…

Ilusi Dalam Pandangan Orang-Orang Berbakat

Kiranya, makna Ilusi dalam KBBI tersebut benar adanya. Ilusi itu palsu tak sesuai penginderaan manusia. Ilusi itu sedapat mungkin kudu porak-poranda. Kenyataan harus menjadi pilihan utama.

Demikian memang suatu kamus besar disusun berdasarkan persepsi dari banyak orang, dalam memahami suatu kata pun kalimat. Makna akan suatu kata dan kalimat tersebut pun lantas berkualitas umum.

Akan tetapi, banyak nama-nama besar yang mendunia justru bertumpu pada Ilusi sebagai pemacu, agar bisa kenyataan tertangani satu persatu.

Bagi setiap individu, kenyataan bakal dihadapi, itu pasti. Namun, menangani suatu kenyataan itu tetap memerlukan Ilusi. Agar, penanganan pada kenyataan tak liar kesana dan kemari, lalu merugi.

Beberapa nama besar yang mendunia, punya pendapat tentang Ilusi. Seperti;

  • “Kenyataan itu ilusi, hanya saja bersifat memaksa.” Ungkap Einstein sang fisikawan suvenir abad ke-20.
  • “Jangan pernah berpisah dengan ilusi, karena ketika itu berhenti, kamu mungkin tetap ada tapi tanpa kehidupan.” Mark Twain sang penulis besar mewanti-wanti.
  • “Il n’y a que Dieu. L’homme, c’est une illusion d’optique.” Jean-Paul Sartre peraih nobel Sastra asal Perancis pernah bilang, yang kurang lebih bermakna hanya ada Tuhan, manusia adalah ilusi optik.
  • “Jakarta kota limpahan ilusi, mimpi-mimpi warga yang tak bisa terbeli.” Bahkan seorang Najwa Shihab yang kecerdasannya terkemas dalam wajah ayu, pernah merangkai kalimat yang mengandung kata Ilusi.

Itu semua baru beberapa kata-kata tentang Ilusi dari sebagian orang yang berkategori tak umum, orang-orang luar biasa, yang lebih menghargai suatu Ilusi lebih dari sekedar hal yang dikesampingkan, ketimbang suatu kenyataan.

Bagaimana tidak, seorang Pekerja, berilusi bahwa keberadaannya harus bermanfaat bagi orang lain. Dia akan menyedekahkan sebagian kenyataannya, yaitu penghasilannya, kepada orang-orang yang mungkin kurang beruntung. Atau mungkin berbagi pengetahuan pun pengalamannya bagi orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan.

Petani atas ilusinya agar para anak, cucu, kerabat, handai taulannya bisa menyantap nasi pulen bersama lauk dengan perasaan nyaman dan enak, maka diapun menggarap tanah sawah serta memelihara bibit padi untuk ditanamnya dengan sebaik-baiknya, hingga bertemu kenyataan ketika panen padi tiba.

Nelayan karena berilusi agar isi lautan berupa limpahan ikan-ikan tetap ada dan lestari, maka mereka mulai mengurangi perburuan ikan hiu. Karena, pada kenyataannya ikan ini adalah Top Predator yang apabila musnah maka keseimbangan ekosistem laut akan terganggu yang berujung pada fakta, bahwa laut akan menjadi mati kelak.

Politisi pun berilusi menjadikan setiap program-program kerja yang dijanjikannya kepada setiap orang-orang yang memilihnya terwujud pun berlomba-lomba meraih kenyataan agar posisinya mewakili rakyat tetap dipercaya hingga setidaknya dua kali periode. Proses sikut, sikat, sakit, sakti pun hal yang lumrah dan dimaklumi oleh setiap politisi.

Seniman yang dalam berimajinasi selalu berimpitan dengan berilusi, bahkan terkadang sulit untuk membedakan antara imajinasi dan ilusi, maka mereka menghasilkan buah nyata yang unik, yang memikat individu-individu berjiwa seni sebagai penikmat setia akan karya-karya seni.

Pedagang karena menghadapi ilusi kegiatan bisnisnya bak gelombang sinusoidal yang bergelombang naik-turun, kadang untung kadang rugi, maka merekan pun lantas berusaha untuk tak sekedar mencari keuntungan semata. Namun, juga menebar sebagian hasil usahanya dalam bentuk sedekah. Sebagai ungkapan kebersyukuran keberhasilan berusaha serta mempertimbangkan fakta, bahwa pelanggan bakal puas dan secara tak langsung bakal mendoakan agar usaha si Pedagang selalu lancar, karena turut menebar kebermanfaatan.

Juga lain sebagainya, yang dapat menjadi hikmah atas ungkapan pesan dari sebagian orang-orang luar biasa tersebut di atas, bahwa Ilusi justru diperlukan agar kehidupan tak melulu hanya menghadapi kenyataan.

Namun, mengelola Ilusi hingga menjadi suatu kenyataan yang lebih nyaman diterima oleh orang kebanyakan. Ilusi, bisa merubah kenyataan lebih menebar kebaikan dan kebermanfaatan.



Hakikat untuk kembali menghidupkan cinta, menjadi satu-satunya alasan…

Ironi Berawal Perbedaan Memaknai Ilusi

Lalu, mengapa sosok legenda Skandinavia, Thor, sang dewa petir putra mahkota kerajaan Asgard, yang jauhnya ribuan tahun cahaya dari bumi, harus bersusah payah bertarung menghadapi Gorr sang jagal para dewa dan dewi di alam semesta?

Oh, karena Gorr hanya memandang sepihak tentang makna Ilusi. Hanya membaca makna Ilusi sekedar sensasi yang tak sesuai penginderaan. Kekecewaannya akan cinta yang hilang dari sang putri kesayangan, menjadi dendam tak berkesudahan. 

Bagi Gorr, cinta yang hilang semakna dengan luruhnya kenyataan. Ilusi yang membalut alam pikiran Gorr pun menjadi biang kisruh, lalu merugikan jagat raya.

Thor sebaliknya, seutuhnya kasih dan cinta Jane Foster adalah sepenuhnya kenyataan, tiada sedikit pun terbersit kepalsuan. 

Bagi Thor, kehadiran sang kekasih bahkan mampu meluruhkan kenyataan bahwa, tanpa palu godam Mjolnir dan kampak Strombreaker, Thor bakal kehilangan kekuatan untuk menyelamatkan jagat raya beserta orang tercinta di dalamnya.

Kedua dewa perkasa itupun lalu bersaing gegap gempita, demi mengukuhkan pilihan antara Ilusi dan kenyataan. Suatu pilihan yang turut menentukan apakah isi alam semesta tetap nyata dalam keberadaan atau sama sekali musnah, tak tersentuh penginderaan.

Hakikat untuk kembali menghidupkan cinta, menjadi satu-satunya alasan mendasar bagi mereka. Betapa sebuah cinta, bisa mengaburkan perbedaan makna antara Ilusi dan nyata.

Seandainya keduanya, Thor dan Gorr sudi belajar tentang kisah-kisah kehidupan dari orang-orang nyata yang luar biasa, yang telah membuahkan kata-kata mutiara tentang makna Ilusi, mungkin penyelesaian suatu perseteruan tidaklah perlu hingar bingar, hingga merugikan raga dan jiwa.

Cukup saling bertukar kisah hidup inspiratif dari orang-orang hebat nan mendunia, lalu memetik hikmah sebagai sinopsis yang tiada henti bakal dibahas kelak, dari generasi ke generasi, dalam ruang dan waktu yang menyenangkan. Alam semesta pun bakal menjadi tempat beradab, maju, nyaman sebagai tepat tinggal dan hunian.

Kisah Thor: Love and Thunder dikemas dalam tuturan yang sangat ringan, penuh kejenakaan. Seolah menyiratkan pesan, betapa perbedaan dalam memaknai kenyataan dan Ilusi bisa menuai ironi, yang dalam konteks keberaturan alam semesta memandang, bahwa ironi hanyalah sekedar parodi.

Poster film Thor: Love and Thunder mulai diputar di bioskop-bioskop Indonesia sejak Rabu, 6 Juli 2022. Satu seri kisah aksi standalone satu sosok pahlawan super dalam kelompok jagat sinema Marvel yang ditunggu oleh banyak penggemarnya, setelah sukses dalam kisah-kisah sebelumnya, yakni; Thor (2011), Thor: The Dark World (2013) dan Thor: Ragnarok (2017). 

Sebagai hasil karya seni sinema populer, kiranya karya-karya pekerja seni dalam kelompok jagat sinema Marvel, Marvel Cinema Universe, akhir-akhir ini gencar menebar pesan bahwa kemajuan suatu peradaban, dapat dimulai dari keterbukaan dan saling menghargai perbedaan.