…manusia pertamakali belajar tentang pembunuhan itu pas Qabil (Cain) membunuh Habil (Abel)…

Cara Mengasyikkan Untuk Berkembang Biak

Proses penciptaan alam semesta termasuk bumi beserta isinya, beserta bagaimana sistem perkembang biakan makhluk hidup, sangatlah jenius.

Manusia diciptakan agar tak pernah kapok berketurunan dengan cara yang sangat menyenangkan, antara pria dan wanita. Coba kalo dengan cara membelah diri gitu ya manusia mesti pikir-pikir ulang untuk mau melakukannya, agar punya keturunan lagi.

Lalu, cara yang sangat mengasyikkan agar berketurunan tersebut pun Dia memberlakukan Syarat & Ketentuan. Agar, tak terjadi hal-hal yang merugikan. Karena, manusia juga punya sifat amarah, dendam, benci, dusta dan lain-lain sebagai kebalikan dari cinta serta kasih sayang.

Apabila dirunut, maka manusia pertama kali belajar tentang pembunuhan itu pas Qabil (Cain) membunuh Habil (Abel), yang keduanya adalah putra nabi Adam dan Hawa (Eva), sang istri nabi.

Sebelum itu, manusia tak pernah saling bunuh. Entah bagaimana dengan 'manusia' sebagai makhluk penghuni bumi, pada masa-masa sebelum era turunnya Adam dan Hawa.

Karena KalamNya perihal awal tercipta kehidupan manusia dalam kitab suci, berawal ketika Nabi Adam dan Hawa mendapat amanah baru di bumi. Sebelum itu? Blank.

Kalam-KalamNya tentang perikehidupan makhluk hidup di dalam bumi sebelum Adam dan Hawa menetap di dalamnya, belum pernah tertutur. Bahkan tak pernah tertutur dalam kitab-kitab suci agama Samawi, agama Langit.



Itulah perlunya berucap istighfar, menobatkan diri, dengan sepenuh-penuhnya niatan hati…

Gelap Mata Hanya Menuai Bencana

Akhir-akhir ini, terdapat berita yang sangat menyedot perhatian khalayak ramai dalam negeri, berupa kasus terjadinya pembunuhan yang melibatkan seorang perwira tinggi dalam institusi keamanan negara, Polri.

Apabila dari hasil sidang pidana, kelak membuktikan bahwa (misal) ternyata sang perwira tinggi sebagai pihak pria yang melakukan perselingkuhan, kemudian karena ketahuan lalu gelap mata, maka bakal ada moral story, yakni; bagi pria, apabila kedapat tengah berselingkuh dengan wanita lain, segeralah merendahkan hati, serendah-rendahnya di hadapan sang istri.

Biarkan dia, sang istri, menumpahkan kekesalan sejadi-jadinya.

Mau kedua pipi dikaplok terus dikuliahi lebih dari dua jam, dengerin aja.

Mau rambut dijambak-jambak, terserah, sekuatnya.

Mau wajah dicakar-cakarin, monggo silakan, sepuasnya.

Mau dilemparin alat dapur macam ulek-ulek, wajan, sutil, juga sandal klompen, ya manut aja.

Mau pulang ke rumah orang tuanya, itu sah-sah saja, bila perlu antar sampai stasiun kereta.

Gak usah dilawan, kasih waktu si dia melampiaskan segala kejengkelannya.

Ingat! Api, jika bertemu api bakal memanas, membara, membakar. Bara api kebakaran, kudu ketemu sama penahan oksigen, seperti siraman air, biar padam.

Setelah reda amarahnya, baru bujuk rayu si dia, sang wanita pilihan pertama. Rangkai kata dan puisi, beriring bunga-bunga.

Teruuus tiada lelah, lakukan dengan tekun hingga suatu saat nanti hati si dia bakal luluh, meleleh, lalu memaafkan.

Apalagi jika dulu komitmen menjalani bahtera rumah tangga punya latar belakang cinta yang menyentuh hati, maka tak bakal gampang baik bagi sang istri pun suami akan bilang talak satu, talak dua atau talak tiga, gara-gara ketahuan tengah terjadi perselingkuhan.

Dalam hal kasus yang mempertaruhkan citra Polri ini, maka sang suami, apabila tak gelap mata, lalu jika nanti terbukti melakukan pembunuhan, kiranya sang istri juga sangat mungkin tak bakal dengan mudah melepas sang suami yang notabene petinggi satu divisi strategis dalam institusi Polri. 

Tak gampang untuk mendapatkan pasangan hidup dengan kualitas yang demikian. Tentunya dulu, perlu perjuangan juga bagi sang calon istri agar bisa meluluhkan hati sang calon suami.

Tapi, jalan hidup berkata lain. Apabila kelak benar, melalui bukti-bukti dalam persidangan, bahwa peristiwa tragis tersebut berawal dari pertengkaran akibat salah satu pihak kedapatan berselingkuh, yang ternyata menuai ironi memilukan.

Itulah perlunya berucap istighfar, menobatkan diri, dengan sepenuh-penuhnya niatan hati, sebelum bertemu dengan situasi pun kondisi, ataupun bila terlanjur menjalani sesuatu hal.

Bertengkar juga begitu, kudu ada salah satu yang menobatkan diri, apalagi suami istri.

Lalu, jika nanti sudah usai, saling memaafkan dan introspeksi. Biarkanlah kejadian perselingkuhan oleh si suami, yang kebanyakan kasus perselingkuhan dilakukan pria, benar-benar menjadi masa lalu.

Kemudian suami dan istri, keduanya fokus untuk kembali merajut tali-tali layar yang sempat putus, agar bahtera rumah tangga kembali mengembangkan layar, lalu berjalan menuju masa depan, dalam pandangan yang lebih mencerahkan.



Sama sekali tanpa terlintas pikiran melakukan perbuatan ironis, melainkan saling membahagiakan.

Setidaknya Ada Tiga

Terus, nasib si wanita selingkuhan gimana? Setidaknya, ada tiga alternatif solus, yakni;

  1. Diputus baik-baik, memberi pemahaman betapa istri yang sah, adalah sosok wanita yang mungkin bukanlah cinta yang pertama, namun pasti yang terakhir.
  2. Mengajukan proposal kepada sang istri, yang sudah tenang, bahwa sebenarnya ada wanita lain yang mengisi hati dan sanggup untuk menafkahinya pula.
  3. Jalan akhir, berupa perpisahan, perceraian dengan cara baik-baik, melalui komitmen bersama, berupa pertanggungjawaban dalam bentuk pemberian hak-hak kepada pihak istri ataupun suami, beserta kesepakatan penyerahan hak pengasuhan anak.

Jadi, setidaknya dengan ketiga alternatif pilihan tersebut, maka penyelesaian kisruh rumah tangga akibat tindak perselingkuhan ataupun perselisihan lainnya yang mungkin terjadi, bakal lebih elegan. Sama sekali tanpa terlintas pikiran melakukan perbuatan ironis, melainkan saling membahagiakan.

Mindset yang perlu dibaca dalam bentuk berpikir terbalik, adalah bahwa selama perselingkuhan itu dinilai sebagai tantangan bagi kebanyakan oleh pria, maka kegiatan itu bakal sering terjadi, dengan catatan sembunyi-sembunyi.

Namun apabila mindset tersebut dibalik, bahwa membahagiakan sang belahan jiwa, yang resmi  menjadi pilihan pertama sebagai pendamping hidup, adalah tantangan yang tak kalah menariknya, maka niscaya kegiatan itupun bakal beralih pada pilihan ini.