Pada tahun 2019 kemarin sebuah film documenter dengan judul Sexy Killer garapan studio Watchdoc Image yang di sutradarai Dandhy Dwi Laksono menggeparkan masyarakat Indonesia. 

Film tersebut membeberkan perihal eksploitasi lingkungan oleh perusahan batubara, di film ini juga membeberkan begitu banyak fakta terkait siapa saja actor yang terlibat didalam kasus eksploitasi lingkungan oleh perusahan batubara tersebut. 

Terdapat berbagai nama mulai dari Menko Marves Luhut Pandjaitan sampai calon wakil presiden 2019 Sandiaga Uno. Film ini menjelaskan bagimana industry batubara ini memberikan begitu banyak efek negative kepada lingkungan. Mulai dari proses produksi, distribusi hingga konsumsinya pada PLTU. 

Efek negative kepada lingkungan ini tergambarkan jelas dengan bagaimana lubang galian bekas tambang yang memakan korban, rusaknya terumbu karang di karimun jawa yang diakibatkan melintasnya tongkang-tongkang pengankut batubara, hingga, penyakit kronis yang menyerang pernafasan masyarakat yang tinggad disekitar PLTU.

Tentu adanya film ini semakin mengingatkan kita bahwasannya pencemaran serta perusakan lingkungan marak terjadi tanpa sepengetahuan kita. Lalu apakah film documenter ini membuat kita sebagai masyarakat peduli akan lingkungan? 

Tercatat sudah lebih dari 35 juta penonton yang menonton film Sexy Killer ini, kampanye akan pemeliharaan lingkungan semakin meningkat. Pada media social twitter #sexykiller dan kata tambang sempat menjadi trending, yang berarti banyak dari masyarakat yang membicarakan isu tersebut.

Dengan waktu perilisan film ini yang berdekatan dengan waktu Pemilihan Umum Presiden tahun 2019 akan menimbulkan gejolak politik dimana terdapat beberapa nama actor politik yang namanya disebut didalam film ini yang memiliki perusahaan tambang batu bara. Gerakan Lingkungan sendiri adalah sebuah gerakan yang meliputi sector politik, ekonomi, serta social. 

Dengan kata lain dengan semakin memanasnya isu lingkungan yang dibawakan didalam film ini tentu akan mempengaruhi berbagai macam pilihan dari masyarakat. 

Gerakan lingkungan di media social pun semakin banyak salah satunya adalah #BersihkanIndonesia dimana kampanye ini menyebarkan perihal keprihatinan tentang keberlangsungan lingkungan kita, serta seruan untuk tidak memilih calon presiden yang tidak pro dengan kebijakan lingkungan, serta pelestarian lingkungan.

Gerakan lingkungan di Indonesia merupakan gerakan yang masih bekum eksis dikalangan masyarakat, terutama gerakan yang berskala nasional. Gerakan lingkungan biasanya hanya terjadi pada skup yang lebih kecil seperti daerah, atau kawasan tertentu. 

Pada kenyatannya pengrusakan lingkungan terjadi dimana-mana, baik itu pengrusakan lingkungan akibat tambang batubara, limbah tekstile, hingga sampah rumah tangga, mencemari daratan, sungai, hingga lautan. 

Pada awal tahun 2021 kemarin Netflix salah satu penyedia jasa pemutaran film dan video menayangkan sebuah film yang berjudul Seaspiracy. Film ini di sutradarai oleh Ali Tabrizi. 

Film ini juga sukses menyita perhatian para penontonnya bahkan dalam lingkup global. Film documenter yang bercerita tentang pengrusakan ekosistem laut yang disebabkan oleh manusia ini sukses membuat penonton tercengang.

Ali Tabrizi sebagai sutradara secara gamblang menayangkan bagaimana industry penangkapan ikan dapat merusak ekosistem laut. 

Kegiatan penangkapan ikan menggunakan jarring pukat ini tentu akan merusak ekosistem laut, karena pukat tersebut akan mengambil seluruh ikan yang ada dalam jangkaunnya, baik itu yang besar ataupun kecil, bahkan beberapa kali ditemukan hewan yang tidak boleh ditangkap seperti hiu.

Tentu kegiatan eksploitasi seperti itu semakin lama akan menimbulkan efek negtaif kepada ekosistem laut. Selain industry penangkapan ikan, film ini juga menjelaskan bagimana sampah yang selama ini kita buang akan bermuara dilautan. Hal tersebut tentu akan mencemari lautan., terdapat lebih dari 150 juta ton plastic yang saat ini mengapung dilautan.

Dengan adanya film ini akan semakin membuka mata begitu banyak orang untuk lebih memperhatikan serta peduli terhadap lingkungan. Salah satu lembaga yang berfokus kepada kegiatan perikanan ini yaitu Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan membenarkan bahwasannya praktek perusakan lingkungan pada industry perikan sudah terjadi ratusan tahun lalu. 

Mereka sebagai lembaga yang berfokus pada isu tersebut selalu mengadvokasikan terkait pentingnya tata kelola perusahaan yang baik demi keberlangsungan lingkungan baik kepada perusahaan ataupun kepada pemangku kebijakan.

Tidak jauh berbeda dengan Film Seaspiracy, pada bulan april tahun 2021 kemarin Visinema salah satu PH menayangkan film Pulau Plastik secara perdana. Film yang berkolaborasi dengan salah satu sutradara Watchdoc Image yaitu Dandhy Dwi Laksono ini bercerita bagimana kita masyarakat Indonesia dapat mencemari lautan kita dengan cara membuang sampah sembaranag, serta menggunakan plastic sebagai alat sehari-hari untuk keperluan kita. 

Film yang berfokus kepada Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) yang menjelaskan bagaimana plastic merusak lingkungan hingga kita manusia terpapar dengan zat microplastik. Dalam kampanyenya GIDKP ini menyarankan kita, masyarakat untuk berhenti menggunakan kantolng plastic sekali pakai. 

Karena pada dasarnya penggunaan kantong plastic sekalai pakai ini dapat kita alihkan dengan cara menggunakan tas belanja yang lebih ramah lingkungan. Film ini juga menjelaskan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat turut andil dalam pemeliharan lingkungan, dengan mengurangi menggunakan alat berbahan plastic, dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. 

Terdapat berbagai macam gambar dan video yang mengambarkan seberapa rusak lingkungan kita sekarang untuk kita tinggali, bahkan dengan menonton film ini kita akan berpikir apakah sampah-sampah tersebut yang ditayangkan didalam film adalah sampah plastic yang kita gunakan sebelumnya lalu kita buang?

Gerakan lingkungan akan terus tumbuh selama kita sebagai masyarakat terus merasa bahwasannya lingkungan yang kita tinggali merupakan tanggung jawab kita. Adapun metode yang digunakan untuk menyebarkan isu, atau kampanye kepada masyarakat dapat berupa apapun. 

Pembuatan film dokumenter merupakan salah satu caranya. Dengan penyajian yang memanjakan mata melalui audio dan visual tentu dapat semakin menarik banyak orang untuk mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kita saat ini. Tentu untuk menjadi peduli kepada lingkungan kita tidak harus ikut serta didalam berbagai gerakan lingkungan. 

Cukup menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan seperti menghemat penggunaan listrik dan air, serta tidak menggunakan alat berbahan plastic didalam kegiatan kita sehari-hari. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan kita untuk masa depan lalu siapa lagi?