Kalian pasti pernah berpikir mengenai apa sih gunanya belajar matematika di kehidupan sehari-hari kita? Yang terpikirkan pertama kali pasti buat menghitung uang. Tapi masak cuma itu sih, emang nggak ada fungsi lainnya dari matematika di keseharian kita? Nah ternyata ada loh.

Kali aku bakal bahas mengenai kegunaan matematika buat mecahin masalah di keseharian kita dan nggak berkaitan dengan uang sama sekali loo. Malah yang ingin aku bahas di sini itu adalah kaitannya antara matematika sama romance life, penasaran nggak? Kalo gitu langsung aja kita bahas!

Hmm emang apa hubungannya antara matematika sama romance life? Sebenernya banyak sih hubungannya. Tapi di artikel ini, aku spesifik mau ngomongin “matematika buat nyari jodoh”. Nah disini aku bakal ngebahas matematika sebagai salah satu framework berpikir buat kita semua untuk nyari jodoh.

Sebelumnya apa sih framework itu? Framework adalah suatu model umum yang dapat kita gunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan membuat framework, kita dapat lebih efisien dalam menyelesaikan permasalahan yang kita miliki.

Sekarang kita mulai masuk ke matematikanya nihh. Tenang-tenang, nggak perlu takut, ini nggak semenyeramkan dan sememusingkan yang kalian pikirin kok. Pokoknya santai ajaa.

Jadi di dalam matematika, ada salah satu cabang keilmuan nih guys, yaitu statistika. Nah, di dalam statistika itu sendiri ada salah satu bab mengenai estimasi.

Apa itu estimasi? Estimasi adalah suatu proses memperkirakan suatu parameter menggunakan estimator. Parameter disini berarti objek yang akan kita uji yaitu “calon pasangan”, sedangkan estimator adalah tools atau alat yang dipakai buat nguji objek yang kita inginkan.

Terus hubungannya sama nyari pasangan apa dong? Jadi gini, estimator yang baik itu punya syarat guys. Syaratnya adalah tidak bias, efisien, dan konsisten. Syarat-syarat inilah yang akan digunakan sebagai framework berpikir kita buat “nyari jodoh”.

Okey kita mulai dari syarat yang pertama yaitu tidak bias. Tidak bias bisa diartikan sebagai pemilihan suatu parameter atau objek berdasarkan indikator yang telah kita tetapkan sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi.

Nah tadi di awal aku udah nyinggung mengenai objek, objek yang dimaksud yakni calon pasangan. Lalu indikatornya adalah kriteria yang harus ada dalam diri pasangan yang kalian inginkan. Inget yaa, yang harus ada! Dengan kita membuat indikator, maka kita akan lebih mudah dalam memilah-milih objek yang ada dengan tepat dan tidak bias pastinya.

Syarat yang berikutnya adalah efisien. Efisien artinya meminimalisir cost atau biaya yang kita keluarkan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Cost yang dimaksud di sini bukan hanya uang, melainkan dapat berupa waktu, tenaga, atau sumber daya lainnya. Tujuan yang dimaksud di sini “lagi-lagi” adalah untuk mendapat pasangan.

Berkaitan dengan indikator yang tadi, maka kita bisa lebih menghemat cost yang kita keluarkan dalam mencari pasangan. Ketika suatu objek tidak sesuai dengan indikator yang telah dibuat, maka objek tersebut dapat langsung kita eliminasi. Dengan hal ini, efisiensi dapat tercapai.

Syarat yang terakhir adalah konsisten. Konsisten didefinisikan sebagai tetap atau tidak berubah ubah. Hal ini berarti, kita harus memakai indikator yang telah kita buat secara terus menerus kepada setiap objek yang kita temui dalam kurun waktu tertentu hingga tujuan kita tercapai.

Tapi perlu digaris bawahi pula, bahwa indikator yang kita gunakan itu “tidak bersifat selama-lamanya”. Artinya, ketika didapati suatu indikator udah nggak relevan dengan diri kalian, maka indikator tersebut dapat dihilangkan atau diganti dengan indikator yang baru. Kemudian setelahnya, kalian dapat kembali menggunakan indikator tersebut dengan konsisten.

Biar nggak bingung, aku akan kasih contoh ke kalian dalam menggunakan framework ini.

Pertama-tama aku mau nentuin dulu nih kriteria pasangan yang harus ada di “calon pasanganku” itu apa. Misal kriterianya itu jago nyanyi, pinter main piano, sama jago masak. Nah setelah buat indikatornya, aku bakal langsung pake indikator itu ke orang-orang yang dirasa menarik buatku.

Misal aku tertarik sama tujuh orang, berarti aku akan pake indikator tadi ke tujuh orang tersebut secara konsisten. Dari ketujuh orang tadi, kan nggak mungkin semuanya sesuai sama indikator yang aku buat. Maka orang yang nggak sesuai bakal langsung aku eliminasi, sampai bersisa satu orang aja. Kalo udah, ya tinggal langsung lakuin tahapan selanjutnya. Yaitu persering interaksi sama satu orang yang udah terpilih tadi, yaa istilah lainnya sih pendekatan.

Lalu semisal dari tujuh orang tadi, ada dua orang yang memenuhi indikator gimana? Ketika hal ini terjadi, kita tinggal mempertimbangkan value-value yang ada di diri kedua orang tersebut. Kira-kira orang mana yang valuenya lebih tinggi buat kalian atau lebih relevan dengan diri kalian, maka orang itulah yang bisa kalian pilih.

Nah dari framework di atas, kita jadi punya pandangan baru bahwa sebenernya ada loh kegunaan matematika di kehidupan sehari-hari kita selain dari persoalan hitung-menghitung uang. Selain permasalahan tadi, masih banyak lagi permasalahan di kehidupan sehari-hari yang dapat kita selesaikan dengan matematika loh.

Karena masalah yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, maka aku sangat menganjurkan kepada kalian untuk bisa membuat framework sendiri dalam memecahkan masalah menggunakan pemodelan matematika. Dengan begitu, kalian akan merasa lebih dekat dengan matematika. Sehingga pada saat mempelajari matematika kalian akan lebih enjoy, antusias, dan merasa tidak terbebani.