Warga Bogor dihebohkan dengan seorang pria yang mengaku hidup kembali setelah disemayamkan di peti jenazah.

Baru-baru ini telah terjadi suatu fenomena besar di Bogor. Ada seorang pria yang bernama Urip Saputra diduga berpura-pura meninggal demi menghindari hutang yang sudah berjumlah tinggi. Didukung dengan keterangan dari sopir ambulans yang mengantar peti dari Jakarta ke Bogor. Beliau mendapat informasi dari Istri US tentang hutang dari US. 

US dan sang istri yang dijemput di suatu tempat di Jakarta Selatan oleh seorang sopir ambulans yang sebelumnya telah dipesan sendiri oleh US. Saat ambulans masuk ke tempat istirahat di tol, US masuk ke dalam peti mati dan sopir tidak menyadarinya. 

Sopir baru menyadari ketika menurunkan peti di rumah US. Selama perjalanan dari Jakarta ke Bogor, istri US berkeluh kesah tentang hutang yang melilit keluarganya dan banyak yang menagih. 

Polisi memeriksa beberapa orang saksi mulai dari toko peti mati tempat US memesan peti mati yang dikatakan bahwa peti tersebut beliau beli untuk keluarganya yang meninggal dan ambulans untuk mengantar peti ke rumahnya, pihak hotel di Jakarta Selatan, yang memberi informasi menjemput, sopir ambulans hingga warga yang ikut menyambut dan menurunkan peti termasuk US dan istrinya.

Pada tanggal 19 November 2022 kemarin, telah dikonfirmasi bahwa orang yang bersangkutan tidak pernah mengalami kematian ataupun sakit (KAPOLRES Bogor AKBP Iman Imanuddin). US dan istrinya telah menyerahkan diri ke Polres Bogor pada hari Jumat, 18 November 2022, setelah sempat menghilang secara misterius setelah siuman dan diperbolehkan pulang dari RSUD Kota Bogor. 

Kehendak Buta Arthur Schopenhauer

Menurut Schopenhauer, kehendak adalah dorongan hati, insting, minat,keinginan, dan emosi. Dalam diri seseorang, pikiran (sikap) hanyalah lapisan atas/luar dari esensi orang. Karakter seseorang ditentukan oleh kehendaknya. Kemauan tidak mengenal payah, karena terjadi tanpa akal dan kesadaran, seperti detak jantung, paru-paru, yang aktif tanpa memikirkannya. 

Bagi Schopenhauer, kehendak bukan hanya penggerak aktivitas manusia, tetapi kehendak juga merupakan penggerak alam semesta(dunia), yaitu sebagai kehendak dunia. 

Bagi Schopenhauer, kehendak manusia tidak terbatas, sedangkan sarana untuk memenuhi kehendak tersebut sangat terbatas, oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, Schopenhauer mengusulkan etika Buddhis yang mengajarkan kebebasan manusia dari dorongan sukarela hingga tingkat terendah. 

Pada mulanya, Hakikat manusia adalah akal budi/ inteligensi/kesadaran. Namun, akal sebenarnya hanyalah karena di balik ini ada kemauan yang sebenarnya. Kehendak secara umum adalah suatu paksaan buta yang terus-menerus mendorong tanpa tujuan melalui keadaan realitas yang berbeda. Kehendak manusia dalam bentuk kekuatan/dorongan/keinginan untuk hidup selamanya, kehendak buta yang memanifestasikan dirinya dalam bentuk nafsu dan naluri. 

Kami tidak menginginkan sesuatu dengan alasan yang rasional/masuk akal,tetapi sebenarnya kami memiliki alasan yang sebenarnya tetapi irasional/tidak masuk akal karena itu, kami merasionalisasi alasan kita melakukan/menginginkan sesuatu. Kehendak tidak pernah beristirahat. Ketika "akal budi" lelah, ia merasa lelah dan membutuhkan istirahat. Kehendak terus bekerja untuk melindungi atau memulihkan orang. 

Hakikat manusia adalah perwujudan/representasi dari kehendak, dan diatur oleh kehendak pasif. Tubuh manusia adalah hasil kehendak dalam ruang dan waktu. Misalnya, keinginan untuk mengetahui menjadikan otak sebagai organ. Kegiatan atau tingkah laku manusia adalah ungkapan dari suatu dorongan yang bersifat naluri dalam diri seseorang.

Senjata makan tuan?

Pandangan dari Schopenhauer tentang kehendak buta sangat sesuai dengan fenomena ini. Saat US masuk ke peti mati dan berpura-pura mati padahal beliau dalam keadaan sehat. Dan setelah terungkap, alasan melakukan hal tersebut ialah karena terlilit hutang yang berjumlah besar dan tak sanggup dengan segala tagihan hutang tanpa mempertimbangkan akibatnya. Seperti, beliau mengalami koma yang disebabkan kekurangan oksigen karena berada dalam peti mati dalam waktu yang lama. Sampai diselidiki dan dicari-cari oleh pihak kepolisian hingga beliau di titik akhir, menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. 

Disini, US dipengaruhi oleh kehendak buta dan tidak mempertimbangkan akal sehat. Yang jika dilihat dari hasil akhir, ujung-ujungnya tetap harus membayar hutang yang dimiliki. Karena beliau sudah menyerahkan diri yang artinya pernyataan tersebut benar adanya. Bukankah dengan mengikuti nafsu dalam kehendak manusia merugikan diri sendiri. Seperti di kasus ini, saat beli peti mati dan menyewa ambulans pasti menggunakan uang yang harusnya dapat dipakai untuk membayar hutang meski hanya sebagian saja. 

Benarkah ini adalah keputusan yang tepat?

Urip Saputra atau US membeli peti mati dengan alasan untuk keluarga yang meninggal dan menyewa ambulans untuk mengirim peti mati ke rumah. Di dalam perjalanan, istri US banyak membicarakan tentang hutang yang dimiliki oleh US yang berjumlah besar dan sudah ditagih terus-menerus dan di tengah perjalanan, US diam-diam masuk dalam peti mati. Saat sudah sampai, Sopir baru sadar setelah mengangkat peti tersebut karena terasa berat. Hasil dari penyelidikan polisi, US sehat dan sudah pasti berpura-pura meninggal demi hutang dan alasan keluarga yang meninggal saat membeli peti mati itu palsu. Hingga beliau dan sang istri menyerahkan diri ke pihak kepolisian. 

Fenomena tersebut masuk dalam teori kehendak buta dari Arthur Schopenhauer. Dimana US dikuasai oleh nafsu tanpa melibatkan akal sehat dan akal budi. Yakni saat masuk ke dalam peti mati dengan diam-diam. Beliau tidak memperhitungkan jika masuk ke peti dalam waktu yang cukup lama menyebabkan kekurangan oksigen karena tidak ada udara masuk yang berakhir koma. Sedangkan dengan melakukan hal tersebut berujung merugikan diri sendiri. 

Dalam melakukan hal tersebut, beliau membeli peti mati dan menyewa ambulans pasti menggunakan uang yang tidak sedikit. Dan seharusnya bisa dipakai untuk membayar sebagian hutang serta merusak image beliau yang bisa saja jika suatu hari US meninggal tidak ada yang percaya. Dorongan nafsu dalam diri US besar hingga tidak menhiraukan akibat dari perbuatan tersebut dan berakhir menyerahkan diri ke pihak kepolisian.