“Pusing-pusing!!. Mengapa  banyak tugas dan masalah dalam hidupku?, Padahal aku baru semester enam.”

Setelah mendengarkan keluh kesah dari Yusril, temannya menyarankan Yusril untuk mencari ketenangan di desa “bagaimana kalau kamu pergi dari kota?, Mungkin kamu bisa pergi ke sebuah desa yang sepi agar kamu tenang dan menghirup udara segar di sana.”

Yusril pun menyetujui saran tersebut “wah boleh juga tuh. Lebih baik aku melakukan hal tersebut.”

Setelahnya Yusril  pun mulai beres-beres untuk mempersiapkan keberangkatannya ke suatu desa yang dia datangi. Yusril melakukan perjalanan selama 5 Jam dari kota menuju desa. Sesampainya di desa dia lalu mencari tempat untuk ditempati, namun dia belum menemukan tempat yang menawarkan tempat tinggal, setelah merasa lelah Yusril pun beristirahat di pos ronda. Selang beberapa lama Yusril bertemu seorang kakek yang habis menangkap ikan dari danau.

Kakek itu bertanya, “ada apa nak?, Kakek lihat kamu tampak lesu".

Yusril menjawab " tidak apa-apa kakek saya hanya sedang beristirahat setelah mencari tempat penginapan''.

Kakek bertanya lagi " dari mana asalmu nak?"

“Saya berasal dari kota kek, saya datang ke desa ini untuk beristirahat menghindari hiruk pikuk kota.”

Tiba-tiba kakek menawarkan tempat tinggal di rumah-nya.

“Kebetulan di rumah kakek terdapat 1 kamar kosong, kamu bisa menempatinya kalau mau?.”

Dengan perasaan lega Yusril pun langsung menerima tawaran dari kakek.

“Wah boleh kek”

Tak berpikir lama Yusril pun langsung mengikuti kakek ke rumah.

Sesampainya di rumah kakek, Yusril pun kaget dengan keadaan rumah kakek tersebut, yang sudah rapuh dan hampir roboh. Setelah Yusril masuk, kakek langsung mengantarkan Yusril ke sebuah kamar yang bersekat triplek dan berlandaskan sebuah tikar.

“Ini nak kamar kamu nak semoga nyaman.”

Pada malam harinya kakek tersebut menawarkan sebuah makanan yaitu ikan ikan kecil yang telah digoreng kepada Yusril yang disandingkan dengan nasi yang sudah dingin.

“Ini nak coba dimakan ikan yang tadi habis kakek tangkap tadi di danau.”

Dengan rasa terpaksa Yusril pun tetap memakan ikan yang sudah dihidangkan kakek tadi.

Setelah menghabiskan makanan Yusril pun langsung masuk ke kamar.

Di saat di kamar Yusril pun mengeluh.

“Padahal aku menuju ke desa ini untuk  menghindari hiruk pikuk kota tapi malah menambah masalah dengan  tinggal di rumah reot dan makan-makanan yang tak layak.”

Keesokan pagi Yusril pun keluar untuk berlari pagi, di saat Yusril berlari dia berpapasan dengan seorang ibu lurah yang terkenal julid.

Yusril pun hanya melewati ibu lurah begitu saja tanpa menyapa nya sedikit pun

“Siapa anak itu sombong sekali tidak menyapa ku, apa dia tidak tahu kalau aku ini istri dari bapak lurah”.

Setelah berlari cukup jauh Yusril menemui seseorang yang sedang kesusahan mendorong gerobak.

Namun Yusril hanya melewati orang yang sedang kesusahan tesebut.

Tidak hanya hal-hal tersebut terdapat banyak hal yang membuat warga sekitar tidak suka adanya Yusril, padahal Yusril baru dua hari berada di desa tersebut.

Para warga pun melapor kepada pak lurah akibat hal tersebut.

Setelah laporan tersebut, keesokan harinya pak lurah menuju kerumah kakek dan memberi tahu perihal mengenai Yusril yang tidak di sukai warga desa dan meminta Yusril untuk pergi dari desa tersebut.

Setelah mengetahui perilaku mengenai Yusril, lalu kakek pun berbicara kepada.

“ada apa yang terjadi kepadamu nak sehingga orang-orang desa tidak menyukaimu”

Yusril pun menjawab

Haduh kakek aku disini itu hanya untuk istirahat dari hiruk pikuk kota, memangnya salah kalau aku tidak menyapa orang desa dan tidak membantu orang kesusahan, itu hak ku kek untuk melakukannya, aku ini sedang banyak masalah jadi jangan malah ditambahi masalah orang-orang desa.

Dengan banyak mengeluh, kalau dia lagi banyak masalah.

Lalu kakek tadi ini mengambil segenggam garam dan mengajak anak Yusril ke sebuah danau .

sampai di danau kakek tadi mengambil air dengan segelas cangkir  lalu ditaburi sedikit garam  dan disuruh anak muda tadi minum

Lalu ditanya, "apa rasa airnya ?."

Dia bilang, "rasanya asin."

Setelahnya kakek tadi melempar sisa garam  yang ada di tangannya ke dalam danau, terus disuruh Yusril minum air danaunya.

Ditanya lagi sama kakek, "apa rasa air danaunya."

Yusril menjawab, "Rasanya segar.”

Lihat teman-teman, apa kata kakek setelahnya

"Kalau kamu menjadikan hatimu seluas danau  maka masalah besar apa pun akan menjadi kecil (ringan)

Tetapi kalau kamu menjadikan hatimu seperti gelas  masalah sekecil apa pun bakal terasa besar (berat).”

Jadi yang besar itu sebenarnya bukan masalahnya teman-teman tetapi hati kita yang belum lapang menerimanya.

Setelah mendengar pesan kakek tadi Yusril pun merenunginya

Pada keesokan harinya Yusril pun menyadari perbuatannya dan mencoba menemui kepala desa untuk meminta maaf atas kelakuan yang dilakukan.

Setibanya di rumah pak kepala desa. Yusril menemui ibu kepala desa.

Dengan muka sinis Bu kepala desa bertanya “ngapain kamu ke sini?”

Yusril pun menjawab keperluannya mendatangani rumah kepala desa

“saya datang ke sini untuk bertemu kepala desa untuk meminta maaf atas perbuatan saya di desa ini”

Bu kepala desa pun memanggil pak kelapa desa.

Setelah bertemu kepala desa Yusril pun menyatakan kembali mengatakan keperluannya datang.

Setelah mengutarakannya pak kepala desa pun menjawab

“Yusril di desa ini berbeda dengan kota, di desa masih banyak adat istiadat dari nenek moyang yang harus di patuhi. Maka dari itu seharunya nak Yusril perlu beradaptasi dengan keadaan desa yang berbeda dengan kota, setelah kamu merasa menyesal atas perbuatanmu saya sebagai kepala desa dan wakil pada warga memaafkan nak Yusril. Tetapi nak Yusril tidak boleh melakukan hal tersebut kembali.”

Yusril pun berterima kasih kepada kepala desa telah memaafkan nya.

Setelah itu Yusril pun pulang dan menceritakan kepada kakek bahwa dia sudah minta maaf kepada kepala desa.

Sehabis mendengar cerita dari Yusril kakek pun merasa lega dan memberi nasihat kembali agar kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi Yusril agar hal tersebut tidak terulang kembali. Pada ke esokan harinya Yusril mencoba untuk bersosialisasi dengan warga desa dengan belajar menyapa dan juga mulai membantu warga sekitar bila terdapat voting royong maupun yang sedang kesusahan.

Selang beberapa hari Yusril pun mulai diterima di kehidupan masyarakat desa tersebut, semua hal tersebut terjadi akibat mendapatkan nasihat dari kakek yang mengubah perspektifnya yang ke tidak pedulian ya dengan orang lain karena merasa dia sendiri sedang mendapatkan masalah yang ia dapatkan di kota.

Setelah 3 Minggu Yusril berada di desa. Yusril pun harus kembali ke kota untuk kembali berkuliah. Yusril berpamitan dengan kakek.

“Kek Yusril ingin pamit, terima kasih atas diberi tempat tinggal dan diberi nasihat yang membuka pikiran Yusril kek”

“Iya nak, kakek juga minta maaf hanya memberi tempat tinggal seperti ini.”

“Makasih ya kek Yusril pamit ke kota”

Setelah itu Yusril pun pergi menuju terminal.

Sesampainya di terminal Yusril pun pulang menaiki bus, dia duduk dengan seorang bapak-bapak.

Bapak itu pun bertanya “dari mana mau ke mana nak?.”

Yusril menjawab “saya dari desa ...... ingin kembali kota pak.”

Dengan agak kaget bapak itu bertanya “desa..... Itu bukanya desa yang sudah terkubur di bawah danau sejak 10 tahun yang lalu”.

Dengan kagetnya Yusril pun mengecek gegol, dan benar nama desa .... itu ternyata sudah tenggelam 10 tahun yang lalu.

Yusril pun bertanya kepada bapak tersebut “jadi yang saya temui di desa tersebut siapa pak?.