Di dalam masyarakat perempuan sering kali dituntut untuk bisa segalanya. Najwa Shihab berkata pada sebuah videonya di YouTube, dalam norma sosial sering perempuan dituntut untuk mengambil pekerjaan domastik karena dianggap sudah kodratnya. Beban pekerjaan rumah ditanggung oleh perempuan salah satunya mengurusi keluarga, mengurusi pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci baju, menyapu, dan mengurus anak.

Tidak hanya di rumah, terkadang perempuan juga memiliki karier yang menjadi pekerjaan utamanya. Di zaman sekarang mungkin orang titak lagi mempersalahkan persoalan gender, tapi ini masih menjadi hal yang sering dibincangkan.  

Perempuan dan laki-laki sekarang mempunyai kesempatan yang sama dalam hal nya menempuh pendidikan atau mencapai mimpinya. Umumnya laki-laki dianggap wajib berkarier karena berperan sebagai tulang punggung keluarganya, sedangkan perempuan dihadapkan dengan pilihan antara menjadi ibu rumah tangga atau meneruskan kariernya.

Dimana sering kali ketika perempuan memilih untuk hanya menjadi ibu rumah tangga, dianggap sebagai beban suami atau hanya mengandalkan suami saja. Sedangkan ketika perempuan memilih untuk melanjutkan kariernya, sering kali dianggap tidak bisa optimal dalam mengurus rumah dan anaknya. Padahal sebagai perempuan juga mempunyai hak untuk memilih antara menjadi ibu rumah tangga atau keduanya.

Pilihan menjadi seorang ibu rumah tangga menjadikan tugas perempuan menjadi full time ketika di rumah. Hal ini yang sering ditakuti ketika sebelum menikah. Takut tidak punya waktu untuk sekedar pergi jalan-jalan atau dilanda kebosanan setiap hari karena pekerjaan yang sama diulang kembali setiap hari.

Pilihan seorang perempuan untuk menjadi seorang wanita karier disamping menjadi ibu rumah tangga memiliki banyak alasan. Salah satunya adalah untuk membantu perekonomian keluarga agar tercukupi. Tetapi yang harus diperhatikan ketika menjadi wanita karier disamping menjadi ibu rumah tangga adalah kemampuan manajemen waktu antara pekerjaan dan di rumah mengurusi keluarga.

Berdasarkan riset dari hill ASEAN studies 2018 di Indonesia 60% istri bekerja artinya 6 dari 10 istri membantu pendapatan keluarga titik namun hanya 3 dari 10 suami yang membantu istri di dapur. Itu artinya banyak perempuan yang bekerja membantu ekonomi keluarga dan sedikit laki laki yang membantu pekerjaan di rumah.

Bagaimana dengan memasak? Apakah menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh seorang istri? Di Indonesia lazimnya istri dituntut bisa memasak untuk bisa mengurus keluarganya. Ada mertua yang memakluminya, ada yang dianggap lalai terhadap tugasnya menjadi seorang istri, dan malah ada yag sama-sama tidak bisa memasak.

Sebenarnya, peran suami dan istri tergantung pada kesepakatan antara keduanya, apa yang penting dan apa yang menjadi tugas antara keduanya sebaiknya disepakati keduanya sebelum melakukan pernikahan.

Melahirkan, menyusui, dan menstruasi adalah 3 kodrat perempuan. Selebihnya, bisa saling berbagi peran. baik dalam pekerjaan domestik maupun di luar itu. sederhana, tapi sedikit dari masyarakat yang akrab dengan hal-hal itu.

Dalam islam, Allah SWT menjelaskan dalam al quran tentang hak dan kewajiban seorang istri.  Contohnya Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 233 yang berbunyi “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik” .

Seorang suami memiliki kewajiban membantu istri termasuk dalam perkerjaan rumah. Sebaiknya suami istri bisa saling melengkapi satu sama lain karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang mempunyai kekurangannya masing-masing.

Dalam fiqih, memasak dan mencuci yang secara umum dipandang sebagai kewajiban istri ternyata menjadi tanggung jawab suami dan suami wajib menginformasikannya kepada istri. Sulaiman Al-Jamal dalam Hasyiyatul Jamal mengatakan “wajib atau tidak kah bagi suami memberitahu istrinya bahwa sang istri tidak wajib membantu memasak mencuci, dan sebagainya sebagaimana yang berlaku selama ini?”

“jawabnya adalah wajib bagi suami memberitahukan hal tersebut titik karena jika Tidak diberitahu seorang istri bisa menyangka hal itu sebagai kewajiban bahkan istri akan menyangka pula bahwa dirinya tidak mendapatkan nafkah bila tidak membantu (mencuci, memasak, dan lainnya). hal ini akan menjadikan istri merasa menjadi orang yang terpaksa.”

Memasak merupakan skill yang tidak memandang gender. Tidak hanya perempuan yang sabaiknya bisa memasak tetapi juga laki-laki. Tidak harus bisa masak yang rumit, cukup yang sederhana saja sudah bagus karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, bagaimana kondisi dan ekonominya.

Bisa jadi suatu hari dihadapkan dengan ekonomi yang sulit, sehingga tidak bisa terus terusan membeli makanan di luar dan hanya ada bahan mentah di rumah. sehingga disituasi ini skill memasak dapat membantu.

Memasak merupakan suatu skill yang sangat penting dan berguna untuk kehidupan sehari-hari. Tapi kita semua memiliki hak apalah mau belajar memasak atau tidak. Tetapi menurut saya memasak merupakan salah satu skil yang sangat berguna di kehidupan sehari-hari.

Bisa memasak membuat kita tidak terlalu ketergantungan dengan orang lain. Tidak perlu menunggu lama orang lain memasak untuk kita makan ketika sedang lapar. kita juga bisa mengkreasikan sendiri makanan yang kita inginkan.

Mengatur pengeluaran agar tidak terlalu boros bisa berhemat dengan memasak sendiri, namun tergantung pula dengan kesibukan yang harus dilakukan. Jika sekiranya benar benar tidak mempunyai waktu untuk memasak karena waktu luangnya digunakan untuk beristirahat atau melakukan sesuatu hal yang lain, untuk makanan sehari hari bisa dengan tidak memasak sendiri.

Di zaman sekarang semuanya bisa dibeli dimana-mana termasuk makanan, bahkan ada jasa antar sampai ke rumah. Tinggal membayar ketika makanan sudah sampai di rumah dan memesannya hanya dengan menggunakan sebuah aplikasi di handphone.

Apabila terus-terusan beli makanan di luar tentunya lebih mahal dan boros dibanding memasak sendiri. Sekarang eranya digital, skill memasak bisa dipelajari melalui internet dengan sangat mudah. Bisa juga belajar dari mertua atau orang tua yang sudah berpengalaman.

Kesimpulannya adalah memasak merupakan keterampilan yang bisa dipelajari oleh semua gender. Tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki, karena kita tidak tau bagaimana kondisi ekonomi atau apa yang akan terjadi ke depannya. Tidak hanya itu, keterampilan memasak ini  bisa sangat berguna pada kehidupan sehari hari.