Akhir-akhir mulai ngetrend istilah “overthinking” buat mendeskripsikan keadaan seseorang yang kebablasan galau sebab kepikiran hal-hal yang belum terjadi (catatan: definisi berdasarkan pengamatan). Indikasi orang yang sedang overthinking bisa saja jadi anxiety, gelisah berlebihan, nggak tenang, takut maju atau mencoba hal baru, dan yang pasti ketenangan pikiran dan hati terganggu. Di level akut, overthinking bisa driving to stress.
Sebenarnya, kondisi overthinking ini udah lazim terjadi pada banyak orang sejak dulu. Hanya saja istilahnya nggak se-ngetrend sekarang ini. Yang ada di zaman now ini, malah hiperbola ya, mikir dikit udah diasosiasikan sebagai overthinking. Jadinya, kecenderungan orang lebih rentan untuk dari sekedar thinking belaka menjadi beneran overthinking. Iyes, sebab di blow up oleh media, terpapar 24 jam di depan mata kita.
Kalau sekarang kalian masih ngerasa santuy aja dan tidak terbebani dengan berat, bersyukurlah berarti kalian bebas dari jeratan overthinking ini tadi. Tapi kalau sekarang mulai gampang ngerasa galau, suka terbayang-bayang dengan berbagai peluang buruk di masa depan, terlalu ketakutan dalam banyak hal, mudah mendramatisir masalah dan larut terlalu dalam dengan kesedihan, atau takut mencoba hal baru, Fix! Kamu sedang overthinking. You need help guys.
Kurangi Paparan Informasi Non-Faedah dan Negatif
Dan mengatasi masalah overthinking ini tadi tidak semudah ngasih komentar “tenang saja, nggak perlu dipikirin” It doesn’t work men! Overthinking itu muncul dari hal-hal kecil setiap hari. Seperti terpapar berita negatif setiap hari tentang mahalnya Pendidikan, sulitnya nyari kerjaan, kemiskinan, kriminalitas, dan lain sebagainya. Saking too much-nya indera kita terpapar berita negatif ini, jadi otak bawah sadar kitapun akan sering mengkaitkan segala hal dalam hidup kita dengan informasi-informasi yag tertempel dan tertanam tadi.
Jadi khawatir, mau buka usaha takut bangkrut, jadi nggak berani mengambil kesempatan di kota seberang karena khawatir dengan kriminalitasnya, karena takut nggak mampu bersaing dan gagal. Jadi, informasi yang kita konsumsi setiap hari benar-benar akan membentuk pola pikir dan daya analisa kita.
Sama halnya dengan tubuh kita kan. Seandainya yang kita makan adalah makanan sehat bernutrisi, inshaAllah tubuh kita jadi sehat, segar, glowing dan flawless. Tapi bayangkan kalau yang kita makan itu toxic semua. Instant foods, makanan awetan, makanan yang kita tau nggak sehatlah. So pasti, lambat laun tubuh juga ikutan letoy, lemah, nggak sehat, dan parahnya bisa terjangkit penyakit. Nah, begitupun dengan otak kita. Apa yang kita serap melalui panca indera, yang kita baca, kita dengar, jadi bahan-bahan yang membentuk pola pikir kita.
Yang berbahaya adalah, hal-hal toxic tadi baik informasi pun makanan, seringnya itu nikmat, iya nggak sih? Bikin candu dan ketagihan. Coba deh, refleksi kalau udah cek-cek social media habis berapa jam? Kalau sudah dengerin TV shows berbekas di hati dan pikiran atau tidak, apalagi kalau related dengan kesukaan kita seperti salah satu K-Pop yang dance dengan lagu Jawa Modern yang lagi viral nih, pada tau kan??
Nah, jadi salah satu cara buat mengobati overthinking ini, kita kudu harus milih-milih lagi asupan untuk otak dan hati kita. Kurangilah paparan informasi yang non-faedah buat hidup kita seberapun menariknya. Yakin deh, logika kita pasti mampu memilih mana yang baik buat kita dengar atau kita baca, hanya saja seringkali hati kita nggak kuat buat mutusin mengambil yang baik itu. Ini yang jadi persoalan kita. Walau efeknya nggak langsung pada overthinking, tapi menghindari asupan informasi negatif akan sangat membantu mengurangi overthinking. Tapi gimana donk kalau masih susah milih-milih? Kurangi waktu untuk mengkonsumsi informasi! That’s the key. Mostly dari social media kan yah, apapun platform-nya, maka kurangi lihat-lihat soc-med. Instead, coba luangkan waktu untuk aktivitas positif lainnya, semisal jalan kaki, berberes rumah atau kamar, berdoa, baca Alquran, atau membantu teman atau keluarga kita.
Fokus Pada Hidup Saat Ini
Itu aja, sebenarnya nggak cukup buat menghilangkan overthinking. Masih aja kan suka kalut, gelisah, sampai insomnia, dan ngerasa demotivasi lah dalam hidup. Yang harus diingat berikutnya adalah, Be Mindful! Ini lawannya overthinking. Kita harus sadar bahwa hidup kita sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, apa yang akan terjadi besok 100% misteri dan nggak ada yang bisa nebak. Jadi, hiduplah untuk hari ini! Jangan nunggu besok!
Be mindful with your day, sadarin diri kita kalau kapasitas kita hanya untuk hari ini, bahkan saat ini. Instead of kepikiran hal-hal yang belum kejadian, maksimalkan semua kebaikan yang kita bisa lakuin di hari ini! Saat ini! Kalau kamu takut nggak lulus ujian, ya belajar hari ini. Belajar dengan tekun dan nikmati, jangan dibawa beban atau stress. Kalau kita khawatir nggak punya uang besok, ya atur keuangan kita dari sekarang, jangan boros, cari kerjaan yang bisa kita lakukan segera tanpa perlu gengsi.
Kalau kita khawatir nggak bisa membahagiakan orang tua kita nanti, bahagiakan mereka dari sekarang dengan berbuat baik pada mereka, telpon selagi ada kesempatan, nggak perlu nunggu gajian atau punya prestasi mendunia, beri perhatian pada mereka, beri kasih sayang, tell them how much we love them.
Kalau kita overthinking tentang apapun di hari esok, maka persembahkanlah ikhtiar terbaik kita hari ini. Fokus pada saat ini, apa yang bisa kita lakukan. Action will reduce overthinking, kalau nggak ngapa-ngapain, cuman diam aja, yakin deh pasti overthinking. Tapi kalau kita sibuk, memperbaiki diri, sibuk dengan aktifitas positif yang bisa kita lakuin, inshaAllah kita nggak akan begitu kalut dan takut sebab overthinking tadi.
Fokus dan nikmati moment yang kita punya saat ini. Walau mungkin saat ini adalah moment terpuruk bagi kita, stay focus pada hal-hal baik yang bisa kita lakukan (baca: https://www.qureta.com/next/post/bertahan-di-saat-terpuruk). Be mindful dengan hidup kita, ikhtiar optimal dengan tulus dan tanpa beban. Ingat juga overthinking nggak membawa solusi, kan? Justru jadi beban sendiri yang bikin hidup berat walau tak kasat mata. Makanya, jangan mau yah larut dalam overthinking.
Mencari Sandaran Bukan Rebahan
Lastly, yang bisa dilakuin untuk mengurai overthinking yang mengkusutkan hati dan pikiran yaitu find a place to talk to. Urai kegalauanmu dengan cerita, keluarin semua uneg-uneg yang dirasa. Kepada siapa? Kepada yang paling kita percayai. Dan ini jujur susah yah dapatnya, teman mungkin banyak, tapi mereka juga punya masalah mereka sendiri. Lantas kemana donk mau mencari tempat untuk curhat habis-habisan? I would suggest: Turn To ALLAH SWT, turn to Your God. Karena nggak ada tempat paling private kecuali saat kita sedang bermunajat kepada Sang Pencipta. Nggak akan ada penolakan, nggak akan ada rahasia yang bocor, kalau kita curhatnya kepada Sang Pencipta.
Skeptis banget kedengarannya? Terlalu bawa-bawa keyakinan? Well, silakan buktikan sendiri donk. Dalam ilmu psikologi, bersandar itu fitrahnya manusia. Persoalannya mau mencari sandaran apa, itu yang harus cermat. Overthinking ini bisa diredam saat kitab isa mengurainya, mengeluarkan semua kegalauan dan keresahan kita kepada Sandaran tadi. Bisa siapa saja terserah.
Intinya, saat kita mulai merasakan indikasi overthinking, mulai gelisah, mulai nggak tenang, gampang galau. Yuk sebelum terlambat, heal our soul. Karena cuma kita sendiri yang paling memahami diri kita. Sebelum overthinking bikin kita stress, coba kembali kumpulkan sisa-sisa energi positif untuk menghalaunya.
Gimana? Masih takut juga untuk memulai? Sudahlah, mulai saja dulu, overthinkingnya belakangan! ?