"…masih bersaing dengan tarikan tenaga kuda, baik kereta kuda maupun kuda sebagai tunggangan."

Tetap Menghormati Kuda

Sejak James Watt dinyatakan resmi sebagai penemu mesin uap pertama kali, pada pertengahan tahun 1700-an, sejak itu pula perlahan namun pasti terjadi perubahan moda transportasi yang digunakan oleh manusia, dari tenaga kuda yang benda hidup, menuju tenaga putaran mesin, benda mati.

Tetap, istilah kuda dihormati sebagai acuan penyetara kekuatan tenaga mesin untuk mengangkut beban, yang dinamakan tenaga kuda, Horse Power.

Awal pertama tahun 1820-an, moda angkutan darat yang dijalankan oleh mesin uap, yakni kereta api, masih bersaing dengan tarikan tenaga kuda, baik kereta kuda maupun kuda sebagai tunggangan.

Kereta bermesin yang tak perlu titian jalur sepasang rel besi dan jauh lebih kecil dari kereta api, waktu itu masih dalam pengembangan. Hingga, jelang akhir tahun 1880-an, Jerman berhasil menginovasi kereta mesin yang menggunakan olahan minyak bumi sebagai sumber energi penggerak mesin pada kereta.

Kereta bermesin itu dinamakan Mobil, kependekan dari Otomobil. Oto bermakna ‘dengan sendirinya’, sementara Mobil berarti ‘bergerak’. Dengan demikian Otomobil mewakili sebutan bagi wahana yang bisa bergerak dengan sendirinya, tanpa bantuan fisik manusia maupun hewan penggeraknya, kuda.



"…disangga oleh sepasang rel baja di atas bantalan kayu, agar kereta api yang beratnya sekian puluh ton itu,…"

Otomobil Terobosan Bagi Kereta Api yang Melaju Kaku

Istilah Otomobil didaulat untuk menghargai kemampuan mesin penyangganya, yang karena menggunakan sumber tenaga dari bahan bakar minyak bumi, lalu membuat mesinnya bekerja lebih efektif memacu sistem penggerak. Kemudian, mampu pula membuatnya bermanuver lebih lincah di jalan darat, tanpa perlu jalan khusus berupa lajur rel sebagaimana kereta api yang menggunakan uap air sebagai sumber tenaganya.

Mengapa demikian? Tak lain adalah karena energi yang tersimpan dalam minyak bumi sebagai biangnya.

Waktu itu, tenaga uap air yang memerlukan desain mesin yang jauh lebih besar untuk membakar air, lalu uapnya digunakan untuk menggerakkan ratusan, bahkan ribuan, pernak-pernik pendukung sistem putaran mesin baja dalam lokomotif, membuat kereta api tak mampu bergerak lincah.

Kereta api pun hanya berjalan satu arah. Itupun disangga oleh sepasang rel baja di atas bantalan kayu, agar kereta api yang beratnya sekian puluh ton itu, tak terbenam dalam tanah, saat dipacu kecepatan tertentu.

Atas sumbangsih alihan energi uap air menjadi energi penggerak putaran mesin di dalamnya, maka lokomotif menjadi punya keunggulan, yaitu; mampu melaju dengan kekuatan menarik beban berat, dengan kekuatan tarik hingga ribuan Horse Power.

Alhasil, daya muat atas beban besar dalam rangkaian gerbong-gerbongnya membuat kereta api sebagai moda angkutan darat kapasitas angkut massal sejak ditemukannya hingga sekarang.

Sementara Mobil, yang atas dukungan minyak bumi sebagai bahan bakarnya, karena keefektifan pelepasan energi panasnya, hanya membutuhkan sistem berputar dalam mesin jauh lebih efisien, butuh lebih ringkas sistem mesinnya, meski hanya mampu membawa penumpangnya jauh lebih sedikit dibanding kereta api.



"…menjadi rujukan kualitas bahan bakar penghasil energi terhadap kinerja mesin."

Susunan Delapan Karbon Menjadi Kunci

Minyak bumi adalah anugerah bagi manusia karena atas kehadirannya dari dalam bumi, bisa dipilah melalui proses pemisahan dalam sistem pengilangan, berdasar temperatur yang mampu mendidihkannya, menguapkannya hingga menyalanya.

Kemudian produk kilang atas minyak bumi mentah tersebut, bisa dipilah menjadi beberapa produk berbasis bahan bakar, seperti aspal, lilin, grease, solar, kerosin, gasolin hingga uap eter.

Gasolin atau Petrol atau istilah umumnya Bensin, adalah fraksi minyak bumi yang dibutuhkan sebagai sumber energi penggerak mesin Mobil ataupun jenis kendaraan bermotor lainnya yang didukung oleh mesin penggerak yang berbahan bakar Bensin.

Kelimpahan senyawaan hidrokarbon yang terkandung dalam Bensin, membuatnya memiliki keunikan tersendiri, yang karena sifatnya mudah terbakar, maka mesin yang menggunakan Bensin sebagai bahan bakar harus ditentukan sedapat mungkin terdapat suatu ruangan yang bisa mengubah cairan Bensin berubah menjadi uap, yang tak membuatnya terbakar spontan saat suatu tekanan diberikan dalam ruangan tersebut.

Satu senyawaan hidrokarbon yang menentukan keefektifan pembakaran uap besin dalam ruang mesin tersebut adalah Oktana, suatu gugus hidrokarbon berjumlah delapan atom karbon. Keberadaan Oktana dalam bensin, menjadi rujukan kualitas bahan bakar penghasil energi terhadap kinerja mesin.

Bilangan Oktan pun menjadi acuan kualitas bensin saat menyala dalam ruang mesin pada tekanan tertentu. Semakin tinggi tekanan oleh piston dalam ruang mesin penghasil energi Mobil yang dibutuhkan agar bensin menyala.

Sehingga, apabila Bensin memiliki kandungan Oktana rendah, maka bisa menyebabkan mesin harus bekerja ekstra keras agar uap Bensin tetap menyala, energi bagi sistem pemutar mesin pun senantiasa tersedia. Mesin pun bisa menjadi lekas aus dibuatnya.



"…berubah menjadi energi-energi yang membuat sistem mesin kendaraan bermotor menjadi berputar."

Perubahan Energi Menuai Jalan Sendiri

Dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan, maka Bensin dengan Bilangan Oktan rendah, bisa ditingkatkan kemudahaannya untuk menyala pada tekanan tertentu di dalam ruang mesin itu, dengan menambahkan senyawaan kimia sintetik.

Namun sayangnya, kebanyakan senyawa kimia sintetik tersebut berbahaya bagi lingkungan hidup. Seperti timah hitam, Timbal atau disembut Plumbum (Pb). Juga, bahan kimia sintetik penyebab kanker seperti senyawaan Butyl Ether.

Pada Bilangan Oktan ideal, setara 90, maka energi yang dihasilkan dari pembakaran uap Bensin oleh tekanan piston dan percikan api dari busi. Kemudian, terbakarnya uap Bensin itu pun terkonversi dengan sendirinya, menjadi beragam energi yang memicu agar Mobil itu mampu bergerak, sesuai keinginan si pengemudi, sang Sopir

Lalu, secara alami, atas sifat energi yang kekal, tak dapat diciptakan juga tak dapat dimusnahkan, hanya berubah menjadi bentuk dari satu energi ke energi lainnya, maka energi panas uap bensin pun berturut-turut berubah menjadi energi-energi yang membuat sistem mesin kendaraan bermotor menjadi berputar.

Khususnya energi mekanik, yang menggerakkan sistem putaran dalam mesin. Juga, sistem aliran energi dalam mesin, yang memicu setiap zat didalamnya, apakah padatan, cairan, gas, larutan, itu agar mesin berkinerja optimal, agar Mobil mampu bergerak secara optimal pula.

Itu belum munculnya energi-energi lainnya, hasil dari alihan energi yang berawal dari energi panas uap Bensin yang terbakar, yang membuat banyak piranti lainnya dalam Mobil juga turut memiliki energi, yang memberi berkontribusi agar Mobil mampu melaju.

Roda misalnya, yang atas sumbangsih energi putaran mesin, membuatnya bisa menggelinding di atas aspal jalan. Menjadi Otomobil, seolah berjalan dengan sendirinya.

Pun aspal jalan, juga terimbas oleh energi panas dari sumbangan roda Mobil yang lalu-lalang di atasnya. Energi panas ini lalu menyebabkan kondisi jalan yang lambat laun mengalami penurunan kualitas.



"…tak bakal cukup membuat Entropi mendadak meningkat tajam bagi bumi."

Ketidakberaturan Sistem Selalu Terus Meningkat

Hari ke hari, tahun ke tahun, abad ke abad, perubahan ragam energi pada sistem dalam bumi, yang diawali perubahan energi panas bensin, juga bahan bakar lainnya, termasuk polutan hasil pembakarannya dalam mesin, kemudian memengaruhi peningkatan derajat ketidakberaturan sistem, Entropi, dalam bumi.

Namun demikian, laju Entropi memang cenderung tak segera menyadarkan manusia, bahwa pelan namun pasti ketidakberaturan sistem dalam bumi, kelak bakal membuat mereka terjebak pada kondisi tak nyaman.

Misalnya, dalam hal dampak perubahan energi panas dari uap Bensin dalam ruang mesin, yang sifat reaksinya adalah Eksotermis, menghasilkan panas, maka jumlah perubahan energi yaitu Entalpi, yang dipengaruhi oleh tekanan, volume dan kondisi, sangatlah beragam, berbeda-beda kandungannya di wilayah-wilayah seantero bumi.

Sehingga jumlah Entalpi, yang dalam hal reaksi Eksotermis selalu bernilai minus ini, tak bakal cukup membuat Entropi mendadak meningkat tajam bagi bumi.

Dari waktu ke waktu peningkatan Entropi bersifat Logaritmik. Ibarat suatu kurva, maka laju Entropi membentuk guratan kurva yang landai.

Namun, tetaplah sangat memungkinkan, apabila pada suatu waktu terjadi reaksi Eksotermis yang sedemikian mendunia, sontak seisi bumi, maka tak menutup kemungkinan laju Entropi berubah Eksponensial. Membentuk suatu kurva yang menjulang tajam.



"…Termodinamika mesin yang sebenarnya mudah dan murah, sontak menjadi sangat mahal."

Sains dan Teknologi Ditangan Pemodal Bakal Menjadi Mahal

Salah satu reaksi Eksotermis yang mendunia akhir-akhir ini adalah kegiatan industri. Salah satunya, adalah aktifitas memproduksi mesin moda transportasi darat, yakni; Mobil.

Sejak trio Benz-Daimler-Maybach pada tahun 1886 mengkreasi Otomobil di Jerman, maka sejak itu pula terus dilakukan penelitian dan percobaan untuk membuat Mobil yang bermesin handal, nyaman serta aman bagi sang Sopir dan penumpang lain yang ikut serta, sekaligus mampu melaju cepat, agar waktu perjalanan terpangkas.

Seiring waktu, manusia pun membutuhkan Mobil sebagai alat transportasi yang dianggap efektif pun efisien, guna membantu mereka dalam beraktifitas sehari-hari, demi memburu waktu yang hanya teranugerahkan tetap, tak lebih dari 24 jam sehari semalam.

Mobil pun diproduksi massal, demi memenuhi banyak permintaan. Bentuk apilkasi sains dan teknologi dalam ranah Termodinamika mesin yang sebenarnya mudah dan murah, sontak menjadi sangat mahal.

Karena, para pemodal menetapkannya sebagai bagian dari mata rantai produksi Mobil. Suatu mata rantai yang menjadi ajang meraup keuntungan, menambah kekayaannya, lagi, lagi dan lagi, terus menerus mengabaikan Entropi yang sedang melaju pelan-pelan, perlahan.

Bagi manusia yang berbakat normal dalam kehidupannya, Mobil hanya sekedar menjadi alat bantu mengejar perjalanan waktu, daripada mereka berlelah-lelah menggerakkan kedua kaki untuk berjalan.

Tapi bagi sebagian kecil orang yang dianugerahkan bakat sebagai penantang untuk menjadi yang terkuat, terhebat dan tercepat, maka Mobil menjadi suatu obyek penelitian dan pengembangan otomotif, hingga kini.



…namun juga sarana serta prasarana penunjang arena adu gengsi.

Dari Proses Peralihan Energi Berubah ke Adu Gengsi

Konsep konversi energi bahan bakar minyak menjadi energi mekanik-kinetik yang mudah dan alami pun, lantas diinovasi sana sini, demi menjadi Mobil pun kendaraan bermotor yang sanggup melaju dengan kecepatan tinggi, demi meraih ketiga tantangan itu tadi, Vini-Vidi-Vici.

Satu kegiatan berupa ajang pembuktian kekuatan kinerja mesin Mobil adalah lomba adu ketahanan Mobil dalam arena Grand Prix Endurance di Le Mans Prancis.

Adu gengsi kualitas Mobil terhebat, terkuat, tercepat antar produsen Mobil tingkat dunia ini dimulai sejak tahun 1923, yang dalam pelaksanaannya setiap Mobil dikendarai selama 24 jam non stop pada kecepatan tinggi oleh seorang pengemudi, bergantian.

Tak hanya Mobil yang beroda empat, maka adu gengsi kekuatan kinerja termodinamika mesin pun kendaraan bermotor roda dua, dalam ajang balap Motor Grand Prix berjuluk MotoGP.

Dua-duanya, baik GrandPrix Mobil maupun Motor punya standar berkualitas internasional yang tak hanya mensyaratkan kinerja Mesin dan keterampilan sang Sopir semata, namun juga sarana serta prasarana penunjang arena adu gengsi.

Tak hanya menjadi ajang penerapan ilmu pengetahuan dalam cakupan terkait permesinan, namun juga ajang memperoleh antusias penonton yang sebanyak-banyaknya, baik menonton langsung maupun yang disiarkan melalui media massa elektronik seperti radio, televisi maupun kanal-kanal media sosial media.



"…juga metode dan cara membangun jalan raya yang standar juga dibutuhkan…"

Memicu Proyek Mercusuar Agar Inspiratif

Jelas, bahwa kondisi fisik jalan raya dalam standar tertentu, telah terbukti memiliki kontribusi menjadi sarana bagi kendaraan-kendaraan bermotor yang memutar roda-roda gila, agar mampu saling adu kecepatan, berebut meraih peringkat, sedapat mungkin menjadi juara.

Tak hanya demi memenuhi kebutuhan untuk memanjakan para pemilik bakat penancap pedal gas mobil atau penggeber tuas putar tangan gas motor, biar terpenuhi hasrat pemicu adrenalin mereka, namun juga metode dan cara membangun jalan raya yang standar juga dibutuhkan sebagai pemenuhan infrastruktur sarana transportasi darat bagi kalangan umum.

Kualitas jalanan yang terbangun dengan standar prima untuk adu balap, sedikit banyak bisa menjadi  tolok ukur, meski sebagian, bagi kualitas jalan raya umum. Setidaknya, keberadaan suatu arena balap mobil pun motor yang bertaraf internasional, bisa menjadi  mercusuar inspiratif bagi pembangunan infrastruktur jalan, yang tidak digunakan sebagai ajang adu kebut, namun transportasi umum.

Seperti di Indonesia, yang saat ini sudah punya arena balap MotoGP di Mandalika propinsi Nusa Tenggara Barat dan Formula E di kawasan pantai Ancol Jakarta Utara. Jauh sebelum itu adalah Sentul yang sempat digadang-gadang menjadi arena pacu Formula 1 tingkat dunia.



"…mereka juga punya hak untuk mendapatkan informasi-informasi yang sepadan…"

Teknik Sipil Memang Dipersembahkan Bagi Kalangan Sipil

Dalam kepentingan untuk turut membuka wawasan dan pengetahuan bagi umum, maka keberadaan, bahkan proses pembangunan sarana jalan adu ngebut tingkat dunia tersebut, bisa disajikan menjadi informasi-informasi dalam kemasan ramah baca bagi kalangan umum.

Agar, kalangan umum turut pula menjadi pemerhati bagaimana metode, cara dan kualitas bahan suatu sarana jalan raya, yang dalam hal ini sebagai penunjang transportasi umum di darat, itu standar terbangun.

Masyarakat umum adalah salah satu pemangku kepentingan, stakeholder, atas keberadaan infrastukrur jalan raya. Sehingga, dalam era serba transparan saat ini, mereka juga punya hak untuk mendapatkan informasi-informasi yang sepadan dengan pemahaman mereka tentang kualitas sarana umum, dalam hal ini infrastruktur jalan darat.

Hingga, tak menutup kemungkinan kelak, atas hasil pembelajaran secara kontinyu dari proses pembangunan sarana adu ngebut tingkat dunia di negaranya, maka sikap kritis akan biaya, mutu dan waktu pembangunan suatu infrastruktur jalan raya bagi umum turut menjadi pertimbangan.

Karena, bukan lagi menjadi rahasia umum, bahwa proyek-proyek sarana dan prasarana sipil seperti jalan raya umum, itu menjadi peluang bagi terjadinya pengambilan untung yang terlalu menggelembung.

Jadi, sikap kritis sebagian masyarakat umum yang tercerahkan oleh keberadaan suatu sarana jalan buat adu ngebut berstandar internasional, bisa menjadi pengingat pula bagi wakil-wakil mereka saat anggaran belanja pembangunan jalan umum hendak dibangun.

Sehingga, cakupan biaya, mutu dan waktu bisa diraih secara efisien serta efektif. Peluang pihak-pihak tertentu yang hendak mengambil untung pun bisa dikurangi, bahkan terkubur oleh kepentingan bersama, yaitu terpenuhinya infrastruktur jalan darat bagi umum berkualitas prima, yang bisa membimbing setiap penggunanya meraih untung.



"Hanya saja, ibarat proses dalam suatu mesin berupa sistem yang terdapat reaksi eksotermis…"

Partisipasi Indonesia Atas Keberadaan Arena Balap Bagi Dunia

Tak mudah memang memulai suatu sistem baru yang belum sepenuhnya bisa langsung mengubah tatanan lama dalam hal proses pemenuhan infrastruktur jalan umum. Kualitas jalanan yang mampu bertahan relatif lama karena terus menerus terpapar panas dan hujan, serta pengaruh energi panas dari ban di atas aspal, juga beban Mobilnya saat melaju kencang, maka jalanan yang hendak dibuat harus memenuhi standard.

Indonesia tentu mampu membuat jalan raya darat bagi umum yang berkualitas memenuhi kaidah aman, nyaman dan tahan lama bagi setiap penggunanya. Hanya saja, ibarat proses dalam suatu mesin berupa sistem yang terdapat reaksi eksotermis, yang mengeluarkan panas, maka Entalpinya selalu minus, sementara Entropinya selalu nambah.

Maksudnya, jika ada insinyur sipil lulusan baru, lalu masuk kedalam sistem yang doyan merancang dana anggaran agar panas menguap, maka lama-lama mereka yang masih muda-muda pun bisa ikutan membangun konstruksi jalan umum, dengan sistem yang tidak beraturan, kayak Entropi.

Oleh karenanya, sarana-sarana adu balap bertaraf internasional yang telah tersedia di Indonesia, keberadaannya punya peluang yang tak hanya bisa menjadi ajang memperkenalkan nama Indonesia bagi dunia. 

Namun, juga bisa mencerahkan wawasan bagi warga Indonesia, akan pentingnya pemenuhan kebutuhan akan sarana jalan umum darat yang berkualitas prima.

Agar, Indonesia juga turut berkontribusi sebagai penjaga Entropi dunia supaya tak melaju eksponensial, melainkan tetap logaritmik, bagi Bumi.