Singapura menjadi salah satu negara maju yang berada di kawasan Asia Tenggara, Singapura memiliki sumber daya manusia yang memadai yang menjadikan negaranya lebih maju dibanding dengan negara lain.
Singapura juga menjadi negara yang optimis untuk menjadikan negara Singapura sepenuhnya menggunakan energi terbarukan seperti panel surya.
Hal ini didasari pada penggunaan bahan bakar fosil yang dinilai tidak ramah lingkungan dan pasokan minyak bumi yang semakin menipis, maka dari itu Singapura mencoba melakukan peralihan penggunaan energi.
Salah satu cara yang dilakukan singapura adalah melakukan kerjasama dengan negara lain sebagai faktor eksternal yang mempercepat peralihan penggunaan energi di Singapura.
Indonesia sebagai negara yang sudah lama bekerja sama dengan singapura dalam bidang investasi dan perdagangan sampai saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Singapura untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Singapura Tan See Leng, yang menjadi tokoh yang menyuarakan pentingnya kolaborasi dalam perubahan iklim, terutama ketika itu menjadi isu sentral bagi negara-negara di seluruh dunia.
Beliau mengatakan dengan adanya kerja sama, biaya produksi, kerugian dan keuntungan dapat dibagi ke negara-negara anggota agar lebih menguntungkan dan meringankan semua pihak.
Dengan ajakan kerjasama yang ditawarkan Singapura, pemerintah Indonesia membalas dengan tanggapan baik.
Respon yang diberikan menko perekonomian bapak Airlangga Hartarto menjelaskan bawah Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan proyek energi terbarukan.
Proyek energi terbarukan yang dipertimbangkan dengan Singapura ada di bidang panas bumi, air, angin, dan tenaga surya.
Menurut laporan Bloomberg pada awal Juni, Indonesia sedang berusaha mensubsidi proyek-proyek energi terbarukan, serta membuka pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya untuk membantu mencapai tujuan emisi nol-bersih.
Kesepakatan akhirnya terjalin pada 25 oktober 2021 berupa tiga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta sistem penyimpanan listrik berskala besar dengan total nilai dari proyek ini adalah 5 miliar USD.
Dapat diketahui sumber daya alam di Indonesia menjadi kunci dari proyek pembangkit listrik tenaga surya yang dilakukan.
Dilihat dari latar belakang terbentuknya proyek berupa keterbatasan lahan Singapura untuk membangun panel surya berskala besar, di sisi lain Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah serta letak geografis yang strategis untuk pembangkit listrik tenaga surya.
Pembangunan yang nantinya akan dilakukan bisa menjadi sumber utama bagi energi terbarukan di Indonesia dan Singapura.
Tiga proyek besar pembangkit listrik ini bertujuan untuk membangun fasilitas tenaga surya 3,5 gigawatt dan fasilitas penyimpanan baterai 12 gigawatt-jam di atas lahan seluas 4.000 hektar di Kepulauan Riau, Indonesia.
Proyek ini akan terhubung ke wilayah Tuas Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 50 km. Proyek ini dapat beroperasi penuh pada tahun 2032 dan mampu memasok sekitar 8 persen listrik Singapura.
Kerjasama yang dilakukan juga akan menarik para investor di bidang energi terbarukan untuk ikut berpartisipasi dalam proyek energi terbarukan ini, salah satu contohnya adalah negara Abu Dhabi.
Abu Dhabi juga ikut berpartisipasi dalam kerja sama ini dengan menandatangani nota kesepahaman dengan Singapura, Perancis dan Indonesia untuk mengembangkan tenaga surya sebanyak 1,2 gigawatt bersama dengan penyimpanan energi.
Penggunaan teknologi PLTS terapung juga sangat cocok bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Menurut studi dari tim Renewable energy Australian National University (ANU), PLTS terapung cocok dipasang atas permukaan air di danau besar, seperti Danau Toba dan Danau Maninjau , maupun di atas permukaan laut.
Proyek antara Indonesia dan Singapura juga bisa menjadi langkah awal rencana ASEAN power grid yang merupakan inisiatif untuk menyambungkan negara-negara ASEAN dalam satu jaringan tenaga listrik.
Tujuan dari ASEAN power grid adalah mendistribusikan energi dari negara yang mempunyai kelebihan energi ke negara yang kekurangan energi agar tercapai pemerataan energi di ASEAN.
Keputusan Singapura untuk melakukan kerja sama akan menjadikan Indonesia sebagai aktor utama dalam proyek energi terbarukan di Asia Tenggara.
Dalam bidang ekonomi listrik dari energi terbarukan bisa menjadi komoditas ekspor baru dari Indonesia yang menambah devisa negara, proyek ini juga menciptakan lahan pekerjaan baru yang berkualitas di daerah sekitar pembangkit listrik tenaga surya.
Dengan adanya kerja sama yang dilakukan singapura dan Indonesia di bidang energi terbarukan akan menciptakan pasar baru yang akan menguntungkan kedua belah pihak baik Indonesia dan Singapura.
Bagi Singapura inti kerja sama ini adalah mempercepat peralihan dari energi tak terbarukan menuju energi yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan.
Cara mempercepat transisi energi di Singapura adalah melalui transfer energi dari Indonesia ke negaranya. Transfer energi ini dinilai lebih efisien, cepat dan murah.
Bagi Indonesia sebagai tuan rumah kerja sama ini akan mendapatkan banyak dampak positif di berbagai bidang baik ekonomi, lingkungan dan politik yang akan mengembangkan pembangunan negara.
Kerjasama di bidang energi ini diharapkan bisa menginspirasi negara lain untuk ikut berpartisipasi serta mempercepat transisi menuju penggunaan energi terbarukan.