Masih ingatkah kita akan Sejarah tragedi pembantaian besar-besaran di Jerman? Betapa sadisnya Adolf Hitler merampas seruh dunia Jerman dengan kerongkongannya. Dan Adolf Hitler-lah yang berkata: "Gobloklah orang yang mengatakan: sedikit bicara banyak bergerak". Goblok orang yang berkata demikian tidak pernah meninjau dari sejarah dunia. Semboyan kita harus : banyak bekerja banyak bicara.
Pada tahun 1940 terbitlah sebuah buku anti Hitler oleh Will Miinzenberg (Seorang ahli pergerakan dan pemimpin kaum buruh) yang sangat menarik, berjudul: "Propaganda als Waffe" yang artinya Propaganda Sebagai Senjata. Di dalam buku ini dikupasnya aktiviteit - Hitlerianisme dengan kerongkongannya itu.
Pergerakan kaum buruh yang dipimpin oleh Will Miinzenberg ini dibinasakan oleh Adolf Hitler. Ia mengaku pentingnya propaganda, dan mengakui pula bahwa kalahnya kaum buruh dari kaum Nazi ialah karena kalah menggunakan kerongkongan. Padahal Will Miinzenberg adalah seorang Propagandis yang ulung tapi ia mengakui bahwa sistematiknya kaum Nazi di dalam kerja - Kerongkongan amat sangat rapi dan teratur.
Disini dapat kita pahami bahwa betapa berbahayanya kekuatan propaganda hingga kaum buruh Jerman berhasil dikalahkan oleh Nazi. Tapi di lain sisi buku ini mengupas habis betapa palsunya propaganda kaum Nazi itu. Propagandanya kaum Nazi adalah propaganda yang mempropagandakan hal yang tidak sesuai (isyu hoax). Propagandanya Nazi tidak mendidik, tidak menanam keyakinan melainkan hanya memabukkan dan menyilaukan.
Kerja - kerongkongan dalam propagandanya tidak diutamakan kepada akal, tidak diarahkan pada pemikiran, tapi sifatnya adalah suatu "Appel ans Gefiihr" memanggil kepada rasa saja, memanggil kepada sentimen saja. Padahal propaganda yang sejati adalah menyentuh pada rasa dan akal, kepada kalbu dan pemikiran. Tapi, apa kata Hitler ? "Kita sama sekali tidak boleh objektif karena rakyat jelata yang selalu goyah kepercayaannya itu akan memunculkan banyak pertanyaan, apakah benar semua musuh kita itu tidak benar, dan bangsa sendiri dan pergerakan kita sendiri yang benar ?.
Maksud kaum Nazi dalam propaganda itu tidak menyebarkan kebenaran dan menanamkan keyakinan. "Moglichst grobe massen zu gewinnen" ini adalah perintah dari Hitler yang berartikan "mencari pengikut rakyat jelata sebanyak mungkin". Sebab inilah pokok falsafah hidup Hitler.
Yang betul - betul dinamakan laki - laki dunia ialah orang yang mampu menggerakkan massa. Bukan hanya bisa mengeluarkan Ide saja, bukan menyusun teori saja, bukan kepandaian ini atau kepandaian itu yang menjadikan seseorang besar. Kata Hitler "GroB rein heiBt Massen bewege konnen." Orang Besar adalah orang yang cakap menggerakkan massa."
Falsafah hidup ini telah digunakan oleh Hitler dengan cara yang sangat mengagumkan. Menurut Konrad Heiden, seorang pakar biografi Hitler, memang di dalam sejarah dunia belum ada orang yang menentang Hitler sang "Massen bewegen konnen"
Sekilas dari tulisan diatas telah menjelaskan bahwasanya salah satu penyebab utama dalam pelanggaran Kemanusiaan di dunia adalah Kejahatan - kerongkongan, Kejahatan yang mampu mengagitasi Massa dan membuat Massa terprofokasi. Ketika Massa sudah terpropaganda, maka tidak ada yang tidak mungkin. Buktinya, Adolf Hitler sang Orator ulung dan Nazi-nya telah melakukan Kejahatan kemanusiaan terhadap lawan Politiknya.
Di akhir tulisan ini, Saya ingin mengajak pembaca sekalian agar lebih mawas diri lebih berhati-hati dalam menanggapi dan menerima informasi/berita dan mencernanya terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Karena tidak menutup kemungkinan hari ini dan zaman ini banyak Penjahat Kerongkongan Berkeliaran” serta sosok seperti Hitler-pun masih banyak. Mungkin saja mereka ada di Indonesia. Mungkin juga ada disekitar kita.Dan merekalah golongan Penghancur dan ancaman besar bagi negara ini sehingga kita Satu bangsa dan setanah air, namun masih belum akur. Sosok Hitler kontemporer pasti ada di balik semua itu.