Oh Bong Yi merupakan salah satu karakter yang ada di drama Korea berjudul Mouse. Drama ini tayang pada Bulan Maret hingga Bulan Mei 2021. Karakter Yi itu sendiri diperankan oleh Park Ju Hyu, seorang aktris yang namanya sempat melejit di drama serial Netflix berjudul Extracurricular.
Oh Bong Yi dalam “Mouse” digambarkan sebagai seorang anak SMA yang biasa-biasa saja di sekolah. Ia memiliki sikap tomboy dan cuek dengan teman-temannya. Namun, ia memiliki masa lalu yang kelam, di mana pernah mengalami kekerasan seksual di saat masih kecil.
Detik-detik Peristiwa Pelecehan
Dikisahkan, orang tuanya baru meninggal dan nenek Bong-yi tidak berhenti minum makgeolli (minuman beralkohol khas Korea) untuk melampiaskan rasa stresnya. Saat makgeollinya habis, ia meminta Bong-yi untuk membelinya di warung terdekat.
Saat itu hujan turun deras dan ia melihat ada seekor anjing yang tengah diikat diujung jembatan. Dikarenakan iba, Bong-yi kecil berusaha untuk melepaskan ikatan tali tersebut sambil memegang payung.
Nahas, tiba-tiba ada seorang pria menyekap mulutnya dan membawanya ke suatu tempat. Begitulah peristiwa pelecehan tersebut dimulai.
Dampak yang Ditimbulkan dari Kekerasan Seksual
Sejak saat itu, hidup Bong-yi tidak pernah tenang. Ia terus dihantui rasa trauma yang teramat dalam. Saat melihat hujan, ia seakan menjadi pilu dan tidak memiliki tenaga untuk berjalan. Alhasil, ia hanya duduk atau berjongkok karena memang tidak memiliki tenaga untuk menggerakkan kakinya.
Rasa trauma tersebut masih ada pada dirinya dan kerap menimpanya. Saat hujan dan melewati jembatan, ia lebih memilih untuk menunggu neneknya menjemputnya daripada harus melewati jembatan itu sendirian.
Hal ini membuktikan bahwa rasa trauma sangat memengaruhi kondisi psikis hingga fisik seseorang menjadi tidak seperti biasanya. Bahkan, sejak peristiwa mengerikan tersebut menimpa Bong-yi kecil, ia dan neneknya terpaksa pindah tempat tinggal karena tidak ingin mengingat masa lalu yang kelam. Hal ini sekaligus menjadi harapan agar Bong-yi dapat melangkah ke masa depan yang lebih baik.
Berusaha untuk Bangkit
Bong-yi yang sudah duduk di bangku kelas akhir SMA tidak mau berlarut-larut untuk meratapi nasibnya. Meskipun Kang Deok Soo yang menyakiti dirinya sudah dipenjara, namun hukumannya hanya 10 tahun. Artinya, sebentar lagi pelaku tersebut akan dibebaskan.
Bong-yi seakan mempersiapkan diri untuk menghadapi pelaku tersebut dengan cara berlatih bela diri di suatu sanggar. Ia bertekat untuk melakukan perlawanan jika suatu saat pelaku tersebut datang kembali.
Bong-yi percaya diri dengan kemampuan bela dirinya. Hal ini terbukti bahwa beberapa kali ia mampu melawan seseorang yang dianggap mengganggunya. Namun, kemampuannya untuk membalas perbuatan Kang Deok Soo belum dapat terbukti. Hal ini karena pelaku tersebut masih di penjara dan akan keluar jika waktu pembebasannya telah tiba.
Oh Bong Yi Pindah ke Lingkungan Tempat Tinggalnya Dulu
Semenjak neneknya meninggal, Oh Bong-yi memilih untuk kembali ke rumah lamanya. Hal ini karena tempat tinggalnya yang baru berada di lokasi pembangunan ulang. Selain itu, Bong-yi juga tidak memiliki tempat tinggal lain, sehingga ia terpaksa kembali ke tempat tinggalnya yang dulu.
Orang-orang di sekitarnya berusaha untuk membujuk Bong-yi agar meninggalkan tempat tinggalnya tersebut. Hal ini karena penjahat yang dulu sempat menyakitinya telah dibebaskan dari penjara. Orang-orang yang dekat dengan Bong-yi tidak ingin ada hal menyakitkan lain yang sampai menimpa dirinya lagi.
Namun, Bong-yi tidak mengindahkan ajakan untuk pindah rumah tersebut. Ia tidak ingin berlari atau kabur lagi karena ia merasa tidak berbuat kesalahan apapun. Dalam sudut pandangnya, penjahatnya adalah Kang Deok Soo, sehingga yang harusnya takut atau merasa tidak nyaman adalah dia.
“Kabur tidak akan menyelesaikan apapun. Aku ingin mengatasinya di sini. Bahkan jika bertemu dengannya, aku akan membuatnya menghindariku.”
“Kenapa aku harus melakukan itu (pindah)? Apa salahku? Kenapa aku harus terus lari darinya padahal dialah pelaku kriminalnya? Aku tidak lagi seperti dulu. Aku mampu melindungi diriku sendiri.”
Dari sudut pandang Bong-yi, dapat diketahui bahwa ia memiliki pemikiran bahwa penyintas kekerasan seksual tidak harus lari atau bersembunyi. Ia memiliki hak untuk menjalankan kehidupan seperti biasa tanpa harus dihantui perasaan takut kepada pelaku.
Mungkin, orang-orang terdekat Bong-yi memiliki maksud baik karena tidak ingin Bong-yi dicelakai oleh pelaku lagi. Namun, Oh Bong Yi beranggapan berbeda, bahwa korban tidak seharusnya lari atau bersembunyi.
Seharusnya, yang merasa bersalah atau takut adalah pelaku. Pelaku harusnya memiliki perasaan jera, sehingga tidak akan berani untuk melakukan perbuatan itu lagi.
Bagi penyintas kekerasan seksual, sudut pandang Bong-yi ini dapat diadopsi dan direfleksikan untuk menjalani kehidupan yang normal seperti biasa. Memang, rasa trauma tidak akan mudah hilang meskipun kejadian tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun.
Jika masih takut dan merasa harus waspada, penyintas dapat melakukan berbagai cara untuk menjaga keselamatan diri, salah satunya dengan berlatih ilmu bela diri. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Bong-yi untuk menjaga dirinya ketika sewaktu-waktu ada orang yang ingin berbuat jahat kepadanya.
Selain itu, melakukan konseling dengan psikolog juga perlu dilakukan untuk mengobati rasa trauma. Menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam batin tentu tidak mudah, sehingga diperlukan bantuan dari seseorang yang memang ahli di bidang psikologi.
Saat mengalami pelecehan, korban harus segera menyadari bahwa perbuatan pelaku itu tidak benar. Segera lapor ke lembaga berwajib atau lembaga-lembaga perlindungan perempuan agar segera memperoleh pertolongan.