BANDARA UDARA
INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA sedang menerima kedatangan penerbangan dari Australia. Sejak 20 menit yang lalu, seluruh penumpang bergegas keluar dari bandara menuju ke tempat penjemputan. Dan terdapat sepasang suami-istri yang sedang berada di tempat penjemputan untuk menunggu putri mereka.
Yang bernama AMORA SHAQUEENA CEYSTAR. Terlihat dari jauh seorang perempuan yg sedang menyeret kopernya, sambil berjalan perempuan itu mengedarkan pandangannya ke segala sudut arah untuk mencari dua orang yg sangat amat ia rindukan.
Sepasang suami-istri itu terlihat tidak sabar untuk menunggu kedatangan putri mereka. sesaat kemudian mereka melihat sosok perempuan yang sedang menyeret kopernya itu melambaikan tangan ke arah mereka sambil berjalan lebih cepat tak lupa dengan senyuman bahagia nya.
Sesampainya sosok perempuan itu di hadapan dua orang yang sangat ia rindukan itu tanpa basa-basi ia pun langsung memeluk kedua orang itu dengan sangat erat begitupun sebaliknya sepasang suami-istri itu memeluk putri mereka dengan sangat erat.
Ya, sepasang suami-istri itu adalah orang tua dari sosok perempuan yang sangat mereka tunggu sejak tadi yang bernama AMORA SHAQUEENA CEYSTAR GREYSHAM.
"Aaaaaaa, mora kangen banget sama mama dan papa" ujar Amora dengan masih memeluk kedua orang tuanya.
"Papa juga kangen banget sama putri papah yang satu ini" ujar papah-Vano dengan tangan yang mengelus pucuk kepala Amora
"Mama juga kaaaangennnn banget sama anak mama yang bawel ini, rumah sepi gak ada kamu" ujar mamah-Ratna dengan mata yang berkaca-kaca.
Amora yang mendengar ucapan mamanya pun tidak bisa membendung air matanya lagi, bahkan air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.
"Udah ya sedih-sedihannya, sekarang kita pulang" ujar papah-Vano dengan tangan yang senantiasa mengelus pucuk kepala Amora.
"Ihh, papah gimana sih mora kan masih kangen sama kalian" ujar Amora mengerucutkan bibirnya dengan kesal.
"Papah tau, tapi kangen-kangenan nya kan bisa di lanjut di rumah, pasti mora cape kan habis perjalanan jauh? " Tanya papah-Vano dan mencoba memberi pengertian.
Amora pun melepaskan pelukannya secara perlahan dengan tak rela. Tidak lama mamahnya pun melanjutkan omongan papah.
"Papah kamu benar pasti kamu capek kan?" Tanya mama-Ratna.
Amora hanya bisa menganggukan kepalanya pasrah karena jujur dirinya pun merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan berjam-jam.
"Yaudah kalo gitu yuk kita pulang, mamah sama bi Sri masak banyak makanan kesukaan kamu loh!" ujar mama-Ratna dengan semangat.
Mendengar ucapan sang mamah Amora pun langsung bersemangat, apalagi ini menyangkut makanan kesukaannya.
"Ayokk, mora juga kebetulan laper banget nih, makanan di pesawat gak enak" ujar Amora sangat melas sambil mengelus perutnya.
Papah dan mamah nya pun hanya tertawa kecil, Amora pun langsung menggenggam tangan papah dan mamah nya untuk segera pulang, sedangkan kopernya sudah di bawa oleh mang Asep selaku supir keluarga yang sudah mengabdi kepada keluargnya selama 6 tahun.
*****
BANDUNG, SEPTEMBER 2018
Cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar mengusik kedamaian seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan bangun, sedangkan alarm yg berada di samping nakasnya berbunyi keras dan terus berulang-ulang.
Selang 30 menit kemudian, retina matanya pun menangkap cahaya, tak lama ia mulai mengerjapkan matanya. Sambil menguap dan mengucek matanya dia pun menengok ke arah alarm yang berada di samping nakas tempat tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 20.
Dia yang merasa jika salah liat pun langsung mengucek matanya, Dan seketika ia pun terkaget dan terlonjak dari tidurnya.
"HAH!! UDAH JAM 6 LEWAT 20!!??, INI KAN HARI PERTAMA GUE.." tanpa melanjutkan ucapannya ia pun langsung bergegas dengan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi.
15 menit pun sudah terlewatkan begitu juga dengan gadis itu, dia pun bergegas memakai seragam nya sambil menggerutu.
"Tuh alarm rusak kali ya!? Masa gue gak kebangun sama suara alarmnya sih!!" Ucapnya dengan wajah yang terlihat kesal.
Dia pun melihat arloji di tangannya, jam sudah menunjukkan pukul jam 6 lewat 40. Dia pun langsung buru-buru mengambil tasnya dan keluar kamar.
Gadis itu menuruni tangga dengan dengan terburu-buru dan tak lupa ucapan selamat pagi yang akan menjadi rutinitasnya setiap pagi.
"Selamat pagi pah, mah" ujarnya berlari kecil menuju meja makan tak lupa mengecup pipi mamah dan papanya, dan ia pun langsung mengambil selembar roti.
"Pagi mora" ujar papa sambil meletakkan kopinya.
"Pagi sayang" ujar mama sambil meletakkan makanan di atas meja.
Ya Gadis itu adalah Amora, gadis yang kemarin pulang dari negara Australia. Dia tinggal dan bersekolah disana selama 3 tahun, ia tinggal bersama kakek dan neneknya. Ia menetap selama 3 tahun disana karena ingin menemani neneknya yang saat itu sedang menjaga dan merawat kakek yang sedang sakit.
"Mamah kenapa gak bangunin aku" tanya mora dengan cemberut.
"Mamah itu udah ketok-ketok pintu buat bangunin kamu dari tadi, tapi kamu gak bangun juga" ujar mamahnya gemas dengan anaknya yang sangat sulit untuk di bangunkan.
Mora hanya menampilkan ekspresi cengengesannya dan langsung melahap habis roti yang selesai ia oles dengan selai, dan langsung berpamitan dengan mama dan papanya.
"Mora pamit berangkat sekolah ya mah pah" ujar mora sambil berlari ke luar rumah menuju garasi.
"Mang Udin!" Panggil Amora dengan senang dan langsung berlari kearah mang Udin, Amora langsung memeluk mang udin.
"Amora kangen banget sama mang Udin" Amora masih memeluk mang Udin dengan erat
"Mamang teh juga kangen pisan sama non mora. udah gede sekarang ya,makin geulis pisan" ucap mang Udin tertawa kecil dan juga sedang memeluk Amora.
"Yok non berangkat, Udah siang ini" beritahu mang Udin.
"Ohh iyaa!! Ayok mang mora udah telat banget ini" seru Amora dan langsung masuk kedalam mobil.
*****
Pukul 6 lewat 40 menit
Suasana kota Bandung yang ramai dan macet sudah bukan hal yang baru. Termasuk pengendara dengan seragam SMA berantakan, ia memacu motor sport berwarna hitamnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak peduli dengan klakson panas yg saling bersahutan dan umpatan dari pengendara lain.
Dia Rayland.
Dia pun menyalip satu mobil hitam di depannya. Dan ya pemilik mobil itu adalah Amora, dengan sang sopir yang mengklakson pengendara motor itu. Amora langsung menatap motor di depannya . Tak lama pengendara itu mengebut dan motor itu pun hilang dari pengelihatan.
"Aduhh anak jaman sekarang teh suka banget ngebut di jalan" heran mang Udin.
Amora hanya menghela nafasnya dan langsung bersandar pada sandaran kursi mobilnya, Amora menatap kesamping arah kaca mobilnya yang menunjukkan jalan raya yang masih sama macetnya.
"Kamu apa kabar? Amor kangen.." ucap Amora lirih tanpa sadar air mata Amora sudah mengalir membasahi pipinya. Amora pun langsung mengelap air matanya.
*****
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena kemacetan, Amora pun sampai di SMA ANDROMEDA. Salah satu SMA yang terkenal di Bandung. SMA yang sudah banyak meraih kejuaraan dan banyak anak-anak yang berprestasi mau itu dalam hal akademik maupun non-akademik, tetapi bukan itu point utama dari banyaknya yang mendaftar ke sekolah itu, tetapi karena ke famousan-nya dan tentunya penuh dengan anak berjuis.
Amora langsung berpamitan pada mang Udin dan langsung bergegas keluar mobil. Ia berlari pada gerbang yang sudah tertutup, Ia berdecak kesal. Amora menatap arloji di tangannya jam menunjukkan jam 7 lewat 10.
Tak lama Amora mendengar derap langkah sepasang sepatu di belakangnya, Dan orang yang di belakang itu mengucap sesuatu yang membuat ia sangat kesal.
"Anak baru udah telat aja" sindir orang.
Amora yang kesal pun membalikkan badannya dan menunjuk orang itu dengan telunjuk nya.
"Lo juga telat ya, gak usah belagu deh!!" Sentak Amora yang terlihat sangat kesal.
Orang itu terlihat tidak peduli ia masukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Kemudian matanya jatuh kepada suatu objek yang berada pada tangan Amora. Ia mengernyitkan dahinya, Objek itu adalah gelang, gelang yang mengingatkan ia pada seseorang.
"Dari mana Lo dapet gelang itu?" Tanya Rayland dengan wajah datarnya.
Ya, laki-laki yang sekarang ada di hadapan Amora adalah Rayland.
Ia sangat penasaran dengan gelang yg sedang di pakai oleh gadis di depannya ini.
Amora menurunkam telunjuknya, Amora melihat gelangnya sebentar dan langsung menatap laki-laki di hadapannya.
"Ngapain Lo tanya-tanya? ini gelang dari mana gak ada urusannya nya sama lo" ucap Amora memicingkan matanya.
Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu Rayland pun berniat pergi tapi belum selangkah ia berjalan suara pak Dodi selaku guru BK menghentikan langkahnya.
"KENAPA KALIAN TELAT!!" marah pak Dodi.
"kamu anak baru kan? Kenapa kamu telat!?"
"Maaf pak tadi itu emm..." Amora sedikit gelisah untuk menjawabnya.
"Kenapa?" Desak pak Dodi.
Amora menghela nafas pelan "Telat pak, tadi di jalan macet" jawab berusaha tenang.
Tanpa menjawab pertanyaan Amora pak Dodi langsung menghadap ke Rayland dan menghela nafas nya lelah, lelah dengan muridnya yang satu ini.
"Rayland kamu lagi kamu lagi, kenapa kamu telat hah!?" Desak pak Dodi berkacak pinggang.
"Kesiangan pak" jawab Rayland dengan tenang.
Pak Dodi mengusap wajahnya gusar, berharap agar murid nya yang satu ini bisa berubah.
"Sekarang kalian berdua pergi ke lapangan menghadap ke tiang bendera dan hormat sampai jam 9, paham!?" Perintah pak Dodi.
Tanpa menjawab Rayland melangkahkan kakinya ke lapangan. Amora yang melihat buru-buru mengikutinya, tak lupa pamit kepada guru BK itu.
"Permisi pak" ucap Amora sopan.
*****
Sesampainya mereka berdua di lapangan, mereka pun menghadap ke tiang bendera dan memberi hormat kepada sang pusaka bendera merah putih.
"Hari pertama gue kayaknya sial banget" umpat Amora pelan.
"Btw nama Lo siapa? Nama gue Amora" ajak Amora untuk berkenalan masih dengan posisi hormat nya. Menganggap kejadian di depan pagar sekolah tidak pernah terjadi.
DEG
Rayland sempat terdiam sebentar, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya pelan. "Gak mungkin dia kan?" Tanyanya dalam hati.
Rayland melirik kearah Amora sebentar sebelum menjawab "Rayland" ucapnya datar.
Amora hanya menganggukan kepalanya. Lama mereka menjalani hukumannya keringat sudah membasahi pelipis keduanya, tak lama kemudian pak Dodi pun datang memberi tahu mereka jika masa hukuman mereka telah berakhir.
"Masa hukuman kalian sudah berakhir, dan ingat ini hari terakhir kalian telat terutama kamu, Rayland" peringatan dari guru itu.
"Sekarang kalian boleh kembali ke kelas masing-masing dan kamu Rayland antar Amora ke kelasnya, dia kelas XII IPA 1" Perintah guru itu.
Rayland menghela nafasnya kemudian berjalan begitu saja, pak Dodi yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu ikuti dia" ujar pak Dodi.
"Baik pak" Amora menundukkan kepalanya sebentar sebentar berlari menyusul Rayland.
Setelah sampai dikelas XI IPA 1, Rayland berbalik badan menghadap Amora. Dan matanya melihat gelang itu lagi. Amora melihat kelas itu sebentar dan mulai merasa gugup.
"Ini kelas gue" tanya Amora.
"Hm"
"Yaudah, thanks ya" ujar Amora, yang mulai merasa risih karena Rayland terus melihat gelang yang ia gunakan.
Rayland pun membalikkan badannya dan pergi menuju ke kelasnya. Amora yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Sebelum menarik nafas panjang dan mulai mengetuk pintu yang akan menjadi kelasnya.
TOK TOK TOK
Amora semakin gugup, tak lama pintu kelas pun terbuka dan menampakkan seorang guru perempuan.
"Kamu murid itu baru ya?" Tanya guru itu.
"I-iya bu" ujar Amora gugup.
"Ayok masuk kedalam" ujar guru itu.
Amora membuntuti guru itu kedalam dengan menunduk, setelah sampai guru itu meminta perhatian semua muridnya, Amora masih senantiasa menundukkan kepalanya.
Seketika seisi ruangan hening dan senyap, semua mata tertuju ke depan.
"Perhatian semua!, Kita kedatangan murid baru" guru itu menengok ke arah Amora dan berucap "ayok perkenalkan diri kamu".
Amora mengangkat kepalanya secara perlahan, seketika kelas langsung riuh.
"Shuttt, diem Lo semua" ujar seorang gadis yang bernama Adella.
Kelas pun kembali hening. Mereka kembali fokus memerhatikan murid baru yang ingin memperkenalkan dirinya.
"Hai, nama saya Amora Shaquenna Ceystar Greysham, kalian boleh panggil saya Amora. Saya pindahan dari Australia dan saya harap kita semua bisa berteman dengan baik." ucap Amora tersenyum kecil setelah mendapat keberanian.
"Kalo panggil sayang boleh?" Tanya salah satu pemuda yang sudah mendapat julukan 'si playboy kelas kakap' orang itu pun mendapat sorakan sekelas 'huuuuuu'.
"Harusnya tuh gini, ehmm" ucap salah satu dari mereka "neng geulis boleh aa minta nomor telponnya gak?"
"Yeuuuuu, sama aja keless" ucap karina yang terlihat lelah dengan kelakuan 2 laki-laki itu.
"Sudah-sudah diam, Amora perkenalkan nama ibu, Bu ayu. Sekarang kamu boleh duduk di samping Maura" perintah Bu ayu.
"Maura angkat tangan kamu, nah itu maura kamu duduk sama dia ya"
"Baik Bu, terimakasih" Amora langsung berjalan menuju ke meja Maura.
"Hai Amora, gue maura! Salam kenal yaa" ujar Maura memperkenalkan diri dengan semangat.
Amora pun menganggukkan kepalanya perlahan sebelum berucap "iya sala kenal ya" ujar Amora dengan senyum hangat nya.
"Perkenalannya nanti ya, sekarang fokus ke depan" ujar bu ayu sedikit keras.
Maura pun berdecak kesal, Amora hanya terkekeh melihatnya, dan melihat ke depan untuk fokus.
*****
Suasana kelas XI IPS 3 Napak sangat ricuh karena hari ini kelas mereka sedang jamkos, mereka dengan aktivitasnya masing-masing seperti ada yang tidur, ada yang membaca novel, ada yang bermain game, ada yang bermain catur, ada yang ngerumpi, ada yang pacaran, ada yang sedang bernyanyi, biasanya yang bernyanyi ada lah kumpulan pemuda laki-laki yang duduk di bangku belakang, yang sering membuat pak Dodi darah tinggi karena sering melanggar aturan sekolah, karena mereka memegang prinsip "peraturan ada untuk dilanggar".
Tiba-tiba satu diantara mereka terlonjak dari duduknya "woy liat akun lambe Turah cepet!"
"Alah paling isinya si ketua OSIS yang caper biasa lahh, anak emas guru guru" celetuk Raiden sambil memakan kacangnya.
"Cuy ini si bos sama siapa? Ada bidadari di samping pak bos!" Seru jordan dramatis.
Yang lain pun bahkan sekelas ikut melihat akun lambe Turah yang tidak diketahui siapa pemegang akun itu. Tak lama pintu kelas terbuka menampilkan Rayland yang berjalan ke mejanya yang berada di belakang dengan penampilan acak-acakan yang menambah kesan bad boy nya.
Tanpa mengucap sepatah kata Rayland meletakkan tas nya di atas meja, lalu mendudukan bokong nya di bangku dan menyenderkan tubuhnya ke belakang yang pas di belakangnya tembok dan ia pun memejamkan matanya.
*****
Tepat jam 09.40 bel istirahat pun berbunyi, semua siswa dan siswi akan datang ke kantin untuk mengisi perut mereka. Begitu juga dengan Rayland dan dua temannya yang selalu bersamanya. Sesampainya mereka di kantin mereka mereka langsung menduduki tempat duduk yang kosong.
"Mang mie ayam tiga yak, yang bayar Rayland biasa" ujar Jordan sambil tertawa.
Rayland yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Siap den" ujar penjual mie ayam.
Saat makanan mereka sampai mereka pun menyatap makanan mereka dengan tenang. Dan sosok perempuan menghampiri meja mereka.
"Hai Jordan, Raiden!" Sapa Bianca. Sosok perempuan yang sangat mendambakan Rayland sejak kelas 10. "Hai Rayland" sapa Bianca sambil mendudukkan dirinya di samping Rayland.
Di sebrang meja Rayland dkk, ada Amora dan Maura juga Adel. Mereka juga sedang menyantap makanan mereka, tak lama Maura berucap.
"Mor, Lo jadi trending topik sekolah ini!, Gila baru jadi anak baru tapi udah terkenal seantero sekolah." Ujar Maura heboh sambil menunjukkan handphonenya pada Amora. "Lo dihukum sama Rayland karna telat ya?" Tanya Maura.
Amora pun terkejut. "Hah!? Kok bisa?, Ya iya sih gue dihukum karena telat dan kebetulan Rayland itu juga telat jadi di hukum bareng. Tapi kenapa bisa jadi trending topik??" Ujar Amora masih dengan keterkejutannya.
"Ya wajar sih selain karena Lo anak baru, Lo di hukum berdua sama anak famous di sekolah ini" ujar Adel memberi tau. "Rayland tuh terkenal di sekolah ini selain karena visualnya dia udah sering menang ngewakilin sekolah dalam bidang non akademik" jelas Adel. "Lo jangan deket-deket dia kalo gak mau berurusan sama Mak lampir."
*****
Amora keluar dari bilik toilet dan pergi ke kaca untuk merapikan pakaiannya. Tak lama perempuan yang ia lihat di kantin datang menghampirinya. Ya, orang itu adalah Bianca.
"Lo jangan pernah deketin Rayland, dia itu punya gue" sarkas Bianca sambil menunjuk Amora.
"Ngapain gue deketin tuh cowok? Gak ada kerjaan banget" ujar Amora sambil menurunkan tangan Bianca, dan langsung pergi ke luar dari toilet.
Sesampainya Amora di kelas ia langsung mendudukkan dirinya di samping Maura.
"Lama banget di toilet" celetuk Adel.
"Abis ketemu sama Mak lampir yang Lo maksud." Jawab Amora.
"Hah!? Tapi Lo gak dia apa-apain kan sama tuh Mak lampir!?" Tanya Maura terkejut sekaligus khawatir.
"Gak kok, tenang aja" ujar Amora menenangkan temannya.
Tak lama guru pun masuk. Mereka bertiga pun fokus mengikuti pembelajaran.
*****
Deruman suara motor kembali terdengar di parkiran SMA ANDROMEDA, klakson beradu dimana-mana menciptakan kebisingan di pagi hari di jam 7 kurang 10 menit.
Setelah pemilik motor sport hitam itu memarkirkan motornya, ia melepas helm yang ia kenakan dan beranjak pergi menuju kelasnya. baru beberapa langkah ia berjalan seorang perempuan langsung menggandeng tangannya.
"Hai Ray, morning!" Ujar Bianca dengan semangat.
"Lepas" ujar Rayland dingin.
"Lo kenapa sih gak pernah mau kasih gue kesempatan?, gue udah suka sama Lo dari kelas 10, tapi kenapa sedikitpun Lo gak lirik gue!!??" Ujar Bianca dengan menggebu-gebu.
Mereka berdua menjadi perhatian seantero sekolah. Amora yang kebetulan lewat dengan Maura pun juga melihat apa yang terjadi.
"Jawabannya karena gua gak suka sama Lo, bahkan dari awal Lo nembak gue, gue udah bilang" ujar Rayland.
"Ohhh, pasti gara-gara anak baru itu kan? Iya kan!??" Belum sempat Bianca kembali berbicara Rayland sudah memotongnya.
"Hati gue udah terkunci, dan cuma ada dia, sosok yang akan gue tunggu sampai kapanpun itu" Ujar Rayland kemudian melanjutkan ucapannya "gue harap Lo ngerti sampe sini" Rayland pun melenggang pergi.
Amora yang melihat itu hanya terdiam. di satu sisi ia kasian dengan Bianca tapi ia paham cinta gak bisa di paksa kan? Tanpa sadar Rayland udah ada di depannya.
"Klo mau melamun liat tempat, jangan di koridor sekolah" setelah itu Rayland pun pergi menuju kelasnya.
Amora yang kaget pun terdiam sampai suara dehemam Maura membuyarkannya.
"Mending ke kelas yuk" ujar Maura sambil menarik tangan Amora.
*****
Berbeda dengan siswa-siswi lain yang menghabiskan waktunya di kantin, Amora lebih memilih mendatangi rooftop. Ia berdiri di pembatas rooftop dan memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya.
"Ngapain di sini?"
Amora yang sudah tau siapa pemilik suara yang ada di belakangnya itu pun menjawab dengan mata yang masih terpejam.
"Harus gue kasih tau Lo?" Ujar Amora.
Rayland yang mendengar itu pun berjalan dan berdiri di samping Amora sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Apa yang ngebuat Lo nolak dia?"
"Gua rasa Lo udah denger pembicaraan gue sama dia"
Amora pun hanya menganggukan kepalanya, cukup lama mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Sampai bel masuk kelas membuyarkan mereka, mereka berdua pun memasuki kelasnya masing-masing.
*****
Bel sekolah berbunyi sebanyak dua kali, menandakan waktunya pulang untuk murid SMA Andromeda. Rayland yang sedari tadi menundukkan wajahnya di atas telapak tangan yang menjadi tumpuan untuk tidurnya, kini mulai terbangun dan berjalan keluar kelas.
Sesampainya Rayland di parkiran ia segera menaiki motornya dan memakai helmnya, setelah itu ia menancapkan gasnya keluar gerbang sekolah.
Saat melewati halte yang berada di dekat sekolah matanya melihat Amora yang sedang duduk di sana sambil memainkan handphonenya sembari menunduk. Entah pemikiran dari mana ia mengarahkan motor nya ke sana, setelah sampai ia mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya.
Amora yang merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya dia melepas headsetnya dan melihat siapa orang itu.
"Kenapa gak pulang?" Ujar Rayland dengan pandangan matanya mengarah ke depan.
"Tadi sih nunggu supir, tapi ternyata kata supir gue bannya bocor, terpaksa harus nunggu deh." Ujar Amora.
"Gue anter pulang" ujar Rayland sambil berjalan ke arah motornya.
Amora yang yang mendengar itu pun terkejut ia ragu untuk menerima tawaran itu.
"Gue bukan orang jahat" Amora makin terkejut dengan lanjutan ucapan Rayland yang sepertinya paham dengan apa yang ia pikirkan. Tanpa pikir panjang lagi Amora menerima tawarannya itu karena pastinya mang Udin akan sangat telat untuk menjemputnya.
Motor sport Rayland membelah jalan raya kota Bandung. Dengan kecepatan sedang.
"Gue pengen ke suatu tempat dulu" ujar Rayland di balik helmnya.
"Hah??" Ujar Amora yang hanya samar-samar mendengar suara Rayland.
Rayland memelankan laju motornya sebelum berucap "gue pengen ke suatu tempat dulu, gapapa kan?" Melihat Amora yang terdiam dari kaca spionnya ia kembali berucap "tempatnya indah Lo pasti bakal suka".
Akhirnya, mereka pun sampai. Tempatnya sangat asri dan rindang banyak pohon-pohon. Di ujung sana terlihat Kawaj yang putih kehijau-hijauan beserta pohon yang tumbuh di tepi kawah itu. Terlihat kabur-kabut tipis yang menyelimuti sekitar kawah.
Amora seketika menegang, cukup lama ia seperti itu. dan ia kemudian tersadar ketika tangannya di genggam oleh Rayland. Rayland mengajak nya ke sana, ke rumah pohon yang berada di atas salah satu di antara pohon-pohon besar itu. Mereka berdua menatap rumah pohon, menatap dengan tatapan yang terlihat sangat rindu. dengan tangan yang masih saling bertautan.
Kemudian Rayland mengajak Amora mendekat ke arah kawah. Setelah sampai di sekitar pinggir kawah Amora langsung melepas tautan tangan itu dan menatap ke arah Rayland dengan mata yang berkaca-kaca, seperti siap akan tumpah kapan saja.
"Gua rindu sama sosok anak kecil yang pernah jadi bagian dan warna di hidup gue, sosok anak kecil yang pergi tanpa kabar" ucap Rayland lirih sambil menatap kawah. "Anak kecil yang pernah kasih gue gelang ini" ucap Rayland sambil menatap gelang yang berada di tangannya, Amora mengikuti arah pandang Rayland. Seketika air matanya luruh tanpa di minta.
"Katanya gelang ini gak boleh gue lepas sampe dia kembali. 9 tahun udah berlalu, tapi nyatanya dia gak nepatin janjinya untuk kembali, ninggalin semua kenangan yang pernah kita buat di sini" ucap Rayland terkekeh pelan dengan air mata yang mulai jatuh.
"Entah kenapa gue yakin klo sosok yang gue tunggu selama ini itu Lo." Rayland tidak tau apa yang membuatnya yakin kalau Amora adalah sosok anak kecil yang sangat itu ridukan. "maaf buat Lo gak nyaman dengan kata-kata gue tadi" ujar Rayland merasa tak enak hati.
Saat Rayland ingin menghadap ke Amora, tiba-tiba Amora menerjangnya dengan pelukan yang sangat erat.
"El... Ini kamu kan?" Ujar Amora dengan Tangis dan dada yang terasa sesak.
Rayland yang mendengar ucapan Amora mematung 'El' hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan nama itu. Seketika Rayland langsung memeluk Amora dengan sangat erat.
"Amor.. ini kamu?" Ujar Rayland dengan harapan bahwa perempuan yang ia peluk sekarang benar sosok yang sangat ia tunggu selama bertahun-tahun. Amora pun menganggukan kepalanya dengan air mata yang semakin deras. Begitu pun dengan Rayland yang memeluk Amora semakin erat, Rayland yang selama ini selalu tampil kuat dan tegar tapi kali ini pertahanannya runtuh.
"Aku kangen banget sama kamu Amor, jangan pernah tinggalin aku lagi" ujar Rayland dengan dada yang sesak.
Amora melepaskan pelukannya dan menatap mata Rayland. "Gak akan" ucap Amora bersungguh-sungguh, sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Rayland yang di balas oleh Rayland.
Rayland mengajak Amora untuk mendekati sampan yang ada di pinggir kawah itu. Rayland mengajak Amora untuk menaiki sampan itu.
"Ayok Amor" ajak Rayland yang sudah ada di sampan sambil menjulurkan tangannya untuk membantu Amora naik.
Amora yang melihatnya pun tersenyum, kemudian menerima uluran tangan tersebut. Setelah Amora sudah duduk, Rayland pun mendayungnya, sampan mulai bergerak ke tengah kawah.
"Berasa nostalgia masa kecil banget ya" ujar Amora sambil melihat ke sekeliling.
"Rasanya bahagia banget, sampai rasanya aku mau berhentiin waktu." ujar Rayland sambil mendayung sampan.
"Emang nya bisa??" Ujar Amora sambil tertawa, Amora melihat ke sekeliling ia merasa bahagia.
Mereka mengelilingi kawah menggunakan sampan dengan di penuhi senyuman, canda dan tawa, dan juga barbagi cerita tentang hidup yang mereka jalani.
Setelah puas menaiki sampan mereka berjalan ka arah rumah pohon dan menaiki tangga satu persatu, mereka saling berbagi cerita, keluh kesah, tertawa dan bercanda bersama dan juga bernyanyi bersama.
*****
Seiring berjalannya waktu hubungan mereka semakin dekat. Mereka selalu bersama dalam keadaan susah maupun senang, mereka akan hadapi bersama.
Dan tak terasa bahwa tepat hari ini adalah hari perpisahan, hari di mana mereka akan melepas masa putih abu-abu, dan mulai fokus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian SBMPTN.
Acara demi acara telah terlewati dengan lancar, kemudian sampailah pada acara puncaknya yang akan membuat masa-maa SMA semakin berkesan, prom night.
Mereka semua terlihat bahagia dengan acara itu, begitu juga dengan Amora dan Rayland yang terlihat sedang tertawa bersama.
"Gak nyangka udah mau lulus aja" ujar Amora sambil menatap bangunan sekolah.
Rayland yang mendengarnya hanya terdiam, ia terlihat sedang bingung, seperti ada yang ingin Rayland sampaikan kepada Amora.
"Amor" ucap Rayland pelan.
"Iya ray?" Tanya Amora.
Rayland terdiam cukup lama hingga ia kembali berucap "papah minta aku buat kuliah di New York" dengan suara yang amat lirih.
Seketika senyuman Amora luntuh, "kuliah di New York?" Tanya Amora untuk memastikan bahwa yang ia dengar sebelumnya salah. "Kita udah janji buat satu kampus bareng ray" ujar Amora sambil bergetar.
"Aku minta maaf, sejujurnya aku juga gak mau.. " Rayland menunduk tidak berani melihat iris mata indah Amora yang siap menumpahkan air mata. "Tapi, ini Uda rencana papah dari sebelum aku masuk SMA" pungkas Rayland.
Tanpa mengucap sepatah kata pun Amora berbalik dan berlari meninggalkan Rayland, Rayland yang melihat itu hanya bisa menatap punggung Amora yang mulai hilang dari penglihatan dengan rasa bersalahnya.
*****
BANDARA UDARA
INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA
Rayland terlihat sedang menunggu seseorang yang sangat ia harapkan kedatangannya untuk pertemuan terakhir kalinya, sebelum ia pergi ke new York.
Dari jauh ia melihat seorang perempuan yang sangat ia tunggu-tunggu sejak tadi. Perempuan itu berlari ke arahnya dan langsung memeluknya dengan erat.
"Maaf ninggalin kamu waktu di acara prom night, aku shock kalo kamu bakal kuliah ke new York" ujar Amora dengan sesenggukan, ia tidak bisa menahan tangisnya sejak ia memutuskan untuk menemui Rayland.
"Tunggu aku kembali amor" Rayland memeluk Amora dengan begitu erat "aku bakal rindu banget sama kamu" dengan air mata yang sudah jatuh ke pelupuk mata
"Aku gak akan lupain kamu" ucap Amora, dengan rasa sesak di dadanya.
Good morning. Boarding for ABC Airlines flight number 56K76 to New York will commence immediately. Would all passengers please to proceed to gate C2 and have your boarding pass and ID ready. Thank you.
Airport announcement terdengar menandakan bahwa sebentar lagi akan pemberangkatan akan di mulai.
Mereka melepas pelukan mereka dan Rayland mengusap air mata Amora "aku berangkat ya?" Amora hanya menganggukkan kepalanya lemah. Rayland pun berjalan meninggalkan Amor, Amora melambaikan tangannya dari jauh.
Begitu lah akhir kisah dari mereka, kisah singkat yang berjalan selama 1 tahun lamanya, yang dipenuhi dengan kenangan-kenangan indah yang telah mereka buat. Dan sekarang mereka harus kembali menahan rindu, tanpa tahu kepastian kapan semua itu bisa kembali terjadi.
THE END