Kebanyakan generasi milenial sekarang, tiap kali datang ke kafe ataupun restoran, pertanyaannya selalu ada 2 sebelum memesan makanan: Ada WiFi gak? Ada colokan gak?

Wajar sih. Ini selalu menjadi 2 pertanyaan wajib. Karena mayoritas (45%) dari milenial adalah heavy user, yang mengonsumsi internet 4 - 6 jam setiap harinya.

Selain itu, generasi milenial (79%) mengecek handphone-nya setelah bangun tidur. Bisa dibilang, ini aktivitas pertama yang akan dilakukan setiap harinya.

Tentu kamu salah satunya, bukan? Jika iya, kamu boleh absen kok di kolom komentar!

Dari dua hal tersebut, ada 1 lagi yang paling unik menurut saya, yaitu media sosial. Generasi milenial menggunakan media sosial sebagai tempat untuk memvalidasi bahwa apa yang mereka lakukan benar atau salah berdasarkan likes dan dislikes.

Sekarang, kembali ke topik judul yang ada di atas, Internet dan Perilaku Online Generasi Milenial

Zaman sekarang, kita sangat mudah sekali untuk mendapatkan informasi. Tinggal membuka Google, lalu mengetik sesuatu yang ingin kita cari informasinya. Dan dengan cepat, informasi tersebut bisa langsung kita dapat. 

Mungkin itu saja pembahasan mengenai internet. Nah, sekarang, saya akan membahas mengenai perilaku online. 

Siapa itu perilaku online? Jawabannya adalah saya, kamu, dan semua orang yang menggunakan internet sebagai tempat belanja online, dan juga sebagai tempat promosi sesuatu milik kamu pribadi. 

Kamu pasti pernah mendengar, kan, marketplace yang bernama Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli.com, dan juga JD.ID? Dan semua marketplace itu, harga produknya berbeda-beda walaupun barangnya sama. 

Pernah gak sih kamu mengecek harga suatu barang di internet ketika kamu sedang ada di toko? Kalau saya sih pernah. Alasannya, karena saya ingin tahu apakah harga yang ada di internet jauh lebih murah daripada di toko, atau harganya hanya beda tipis. 

Selain mengecek harga, kamu juga pasti pernah, kan, mencari informasi mengenai barang yang akan kamu beli? Dari fitur yang dimiliki barang tersebut, kepuasan penggunanya, tempat penjualannya, kualitas produknya, dan juga program promosinya. 

Jika pernah, kamu gak usah minder kok. Karena hampir 59,7% generasi milenial melakukan hal yang sama. So, kamu gak sendirian!

Selesai sudah pembahasan mengenai perilaku online dalam berbelanja secara online. Selanjutnya, saya mau bahas mengenai perilaku online yang menggunakan internet sebagai tempat promosi sesuatu milik kamu pribadi. 

Misalnya, di Facebook, Twitter, dan Instagram. Mungkin hampir kebanyakan orang lebih memilih mempromosikannya di Instagram, karena pengguna Instagram bisa dibilang lagi banyak-banyaknya daripada Facebook dan Twitter. 

Dan bukan hanya banyak saja, tapi karena para artis hampir semuanya menggunakan Instagram, baik artis dalam negeri dan juga luar negeri. 

Bisa dibilang, Instagram adalah sebuah aplikasi yang membantu kita untuk bisa mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan idola kita. Selain mencari informasi, kita pastinya sering menggunakan Instagram sebagai ajang promosi. 

Di zaman modern ini, banyak sekali orang yang ingin terkenal dengan melakukan cara apa pun. Ada yang mewujudkannya dengan cara berkarya, dan ada juga yang mewujudkannya dengan cara yang bisa dibilang terlalu mencolok. 

Ya, masing-masing orang berbeda-beda caranya agar bisa terkenal. Dan kita tidak bisa mencegah itu semua untuk tidak terjadi. Karena semua orang bebas mengekspresikan apa saja melalui akun pribadinya.

Saya, sebagai pengguna Instagram yang selalu aktif hampir setiap harinya, bisa melihat berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang saya ikuti di Instagram, dan orang yang tidak saya ikuti sama sekali. 

Contohnya, ada yang meng-cover sebuah lagu menggunakan alat musik seperti gitar, ukulele, piano, biola, saxophone, dan lain-lain. Lalu, ada yang me-review suatu produk yang dia punya sendiri, untuk menarik perhatian orang agar mau membelinya. 

Ada juga orang-orang yang menggunakan Instagram untuk mempromosikan cafe atau restoran yang dia punya agar menambah pelanggannya. Beda halnya dengan artis yang menggunakan Instagram, sebagai omset untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari endorse suatu produk ataupun suatu tempat. 

So, kamu perilaku online yang seperti apa? Apakah seperti contoh di atas, atau contoh yang lainnya yang belum saya sebutkan? Ramaikan di kolom komentar, ya!