Transaksi saham kini makin gampang. Inovasi demi inovasi terus dilakukan perusahaan sekuritas untuk memudahkan masyarakat Indonesia menikmati keuntungan investasi saham. Inovasi berbasis teknologi diakui makin memudahkan masyarakat untuk menikmati cuan. Ada dua jenis keuntungan dari investasi saham yang biasa diperoleh yaitu capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham, sementara itu dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan suatu perusahaan pada para pemegang sahamnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, jual-beli saham kini tak hanya mengandalkan broker (pialang). Di era teknologi tak sepesat hari ini, investor di masa lalu mau tidak mau menggunakan jasa broker (pialang). Begitu ingin membeli saham tertentu, investor saham biasanya harus menghubungi atau menelpon brokernya. Boleh dikata, itu satu-satunya cara untuk investasi saham di masa lalu.
Di masa lalu sistem manual perdagangan efek di lantai bursa terlihat jelas dengan papan transaksi yang dilakukan dengan menulis pesanan jual atau beli di papan setiap emiten. Bisa dibayangkan betapa riuhnya perdagangan efek di BEJ pada saat itu. Potret broker yang teriak-teriak sampai berdiri di atas meja menjadi pemandangan keseharian di BEJ pada waktu itu.
Namun, dunia terus berubah. Kehadiran teknologi menyebabkan revolusi pasar modal nasional yang membanggakan. Pasar modal beralih dari sistem perdagangan manual ke sistem remote trading. Penggunaan efek dalam bentuk fisik juga telah ditinggalkan dan diganti dengan efek-elektronik (scripless).
Sejarah mencatat sistem perdagangan dan teknologi informasi (TI) menghadirkan perombakan dengan langkah konkretnya yaitu pengaplikasian sistem JATS pada 1 Mei 1995 lalu. Diketahui, JATS adalah sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan menggunakan sarana komputer. Karenanya, sistem perdagangan yang sebelumnya dilakukan secara manual pun ditinggalkan. BEJ tak lagi menggunakan sistem manual.
Menarik kiranya menyimak buku berjudul "Pasar Modal di Ujung Pena" karya Abraham Runga Mali, Afriyanto dan Lahyanto Nadie yang mencatat motif otomasi perdagangan efek. Otomasi dihadirkan untuk mengantisipasi perkembangan pasar modal yang akan memasuki era perdagangan bebas. JATS diterapkan untuk menciptakan peningkatan likuiditas, integritas dan efisiensi pasar saham.
Implementasi JATS ini pun mendatangkan dampak yang siginifikan. Tercatat pada periode 22 Mei 1995-11 Desember 1996, jumlah kumulatif perdagangan saham mencapai 35,40 miliar lembar atau melonjak sekitar empat kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama sebelum otomasi yang hanya di angka 9,67 miliar saham. Nilai perdagangan saham juga naik dua kali lipat dari Rp 43,24 triliun sebelum otomasi menjadi Rp.94,32 triliun.
Dalam perkembangannya, otomasi pun menghadirkan beragam aplikasi Online Trading System (OTS) dengan kekhasan masing-masing sekuritas. Kehadiran aplikasi online mendatangkan dampak yang membanggakan. Tak terhitung lagi investor yang kini lebih nyaman melakukan transaksi sahamnya tanpa bantuan langsung pialang.
Waktu yang terbuang begitu saja karena harus menelpon broker menjadi pertimbangan banyak investor untuk tidak menggunakan jasa broker dalam transaksi sahamnya. Broker fee per transaksi yang tinggi juga menjadi salah satu alasan investor enggan menggunakan jasa mereka.
Kehadiran aplikasi Online Trading System (OTS) benar-benar memudahkan investor melakukan transaksi sahamnya secara online dengan komputer PC, laptop atau notebook, tablet hingga smartphone. Investor tinggal menginstal software online tradingnya dan melakukan transaksi sahamnya. Investasi saham makin kekinian dalam rupa aplikasi sejalan dengan perkembangan internet dan gadget.
Tak hanya melalui aplikasi online yang makin memudahkan para investor, salah satu sekuritas swasta di Indonesia yaitu IndoPremier ternyata kini mulai menginisiasi cara beli saham dengan cara baru.
Berbasis aplikasi Online Trading System (OTS) miliknya, transaksi saham dan reksadana kini hadir dalam berita. IPOTNEWS hadir dengan wajah baru. Tak hanya menghadirkan informasi dan berita seputar saham yang akurat dan terpercaya yang memang sangat dibutuhkan untuk melakukan analisis fundamental, portal ini didesain sedemikian rupa sehingga menjadi pintu masuk untuk melakukan semua transaksi saham dan reksadana.
Dengan fitur sell-buy yang ditanamkan di tiap berita yang memuat informasi saham dari perusahaan yang sudah listing di bursa, investor tinggal mengklik kode sahamnya dan melakukan transaksi jual beli saham hanya dalam hitungan detik. Investor tak perlu pindah ke aplikasi atau situs lain untuk melakukan transaksi saham. Cepat dan efisien.
Inovasi unik ini pun, menurut catatan dan penelusuran penulis, menjadikan IPOTNEWS sebagai satu-satunya portal berita di Indonesia yang menjadi pintu masuk transaksi saham dan rekasadana sekaligus. Tampilannya yang lebih fresh dan simpel dengan informasi investasi dan data yang lengkap dan akurat juga memudahkan investor mencari dan menemukan informasi pilihan yang diinginkan.
Apalagi, kini ada kanal Beritaku yang memungkinkan investor saham mendapatkan berita-berita untuk saham yang dimilikinya tanpa harus mengecek dan mencarinya satu persatu. Beritaku langsung memfilter saham-saham pilihan berdasarkan saham yang diinginkan sesuai portofolio saham.
Inovasi ini patut ditiru karena inovasi demi inovasi sangat dibutuhkan untuk mewarnai pasar modal Indonesia, yang ujung-ujungnya investor pun akan makin dimudahkan untuk melakukan transaksi saham. Lebih dari itu, tentu saja kesejahteraan masyarakat pun makin meningkat. Semoga!