COP27 adalah konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-27. Dengan Mesir menjadi tuan rumah pertemuan ini dan diadakan mulai dari 6 November hingga 18 November 2022 di Sharm El Sheikh, Mesir.
COP27 menandai 30 tahun sejak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) diadopsi dan tujuh tahun sejak Perjanjian Paris disepakati di COP21.
Acara tahunan, ‘Conference of the Parties’ atau 'COP' menyatukan pemerintah yang telah menandatangani UNFCCC, Protokol Kyoto atau Perjanjian Paris.
Para pemimpin dunia, menteri, dan negosiator berkumpul untuk menyepakati cara bersama mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Masyarakat sipil, bisnis, organisasi internasional, dan media 'mengamati' proses untuk membawa transparansi, serta perspektif yang lebih luas, ke dalam proses. meskipun dalam COP27 sejumlah aktivis enggan hadir karena catatan HAM di Mesir.
Dunia saat ini menghadapi tiga krisis global: perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan perlu segera diatasi.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan penciptaan “pakta solidaritas iklim” antara negara-negara kaya dan berkembang untuk memenuhi tujuan utama iklim dalam sambutan pembukaan pada konferensi perubahan iklim PBB tahun ini di Mesir.
Wakil Presiden Indonesia KH Ma'ruf Amin menghadiri dan menyampaikan pidato iklim di Conference of The Parties ke-27 atau COP27 pada senin 7 November 2022. Ma’ ruf Amin menghadiri mimbar COP27 sebagai juru bicara Presiden Joko Widodo, yang tidak hadir karena agenda bilateral yang sibuk.
Rombongan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tiba di Bandara Internasional Sharm El Sheikh di Mesir pada Minggu sore, 6 November 2022. Rombongan dijemput oleh Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Misi besar Indonesia di COP27 adalah mendorong implementasi bersama terkait program pengurangan emisi karbon di tingkat dunia. Indonesia telah banyak memulai inisiatif dan posisi Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga sangat fokus dengan sustainabilitas.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan tiga butir pandangan Indonesia mengenai upaya untuk mengatasi perubahan iklim saat menyampaikan pernyataan nasional atau national statement dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Conference of The Parties 27 (COP27).
Poin pertama, KTT COP 27, adalah implementasi kesepakatan yang sedang dikembangkan dan kesepakatan yang dicapai pada KTT sebelumnya. Karena itu penting untuk membantu mencegah perubahan iklim di negara berkembang.
Poin kedua adalah bahwa pelaksanaan perjanjian harus sesuai dengan kemungkinan dan keuntungan masing-masing negara. Ini karena dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain, dan memaksimalkan kemungkinan ini akan memberikan hasil terbaik.
Poin ketiga, negara-negara peserta KTT COP ke-27 telah mengambil langkah nyata untuk mengurangi emisi, antara lain berinvestasi dalam transisi energi, mendanai langkah-langkah perlindungan iklim, dan menaikkan target pengurangan emisi.
Pada kesempatan ini, Wakil Presiden mengingatkan dan menekankan kepada peserta KTT COP27 bahwa semua orang harus bekerja sama untuk mengambil langkah nyata untuk memerangi perubahan iklim. Ke depan, Wapres menegaskan langkah konkrit seperti ini akan terus dilakukan, terutama melalui kepresidenan Indonesia pada KTT G20 dan ASEAN pada 2023.
Untuk mengatasi masalah iklim ini, Indonesia terus berupaya mengurangi laju deforestasi dan degradasi lahan melalui Reboisasi dan pengelolaan gambut perairan pedalaman, termasuk restorasi 756.000 ha kawasan mangrove.
Sementara itu, Wakil Presiden juga menekankan pentingnya melindungi negara kepulauan, terutama dari ancaman tenggelam. Oleh karena itu, ia juga meminta masyarakat internasional untuk lebih memberikan dukungan dan perhatian kepada negara-negara kepulauan.
Posisi Indonesia pada COP ke-27 sangat strategis, dengan Indonesia memimpin KTT G20 tahun 2023 dan menjadi ketua ASEAN.
Sejak KTT COP26 hingga awal Oktober 2022, Indonesia telah melakukan langkah-langkah penting sebagai tindak lanjut, diantaranya memprioritaskan transisi energi berkelanjutan dalam agenda presidensi G20 Indonesia, mendorong operasionalisasi dari rencana (Forestry and Other Land Use/FOLU) net-sink 2030, dan meluncurkan country platform untuk pendanaan transisi energi.
Dari KTT COP26 hingga awal Oktober 2022, Indonesia akan memprioritaskan transisi energi berkelanjutan dalam agenda Kepresidenan G20 dan mengoperasionalkan Rencana Netsink (Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya/FOLU) 2030. Mengambil tindakan tindak lanjut yang penting, seperti mempromosikan Meluncurkan platform nasional untuk mendanai transisi energi.
Tiga modalitas kerja untuk mencapai FOLU Net Sink 2030 adalah pengelolaan hutan lestari. tata kelola lingkungan, dan tata kelola karbon. Strategi
terdiri dari langkah-langkah konkret yang melibatkan pengurangan deforestasi terendah dalam sejarah, memerangi kebakaran hutan dan lahan, dan keterlibatan masyarakat dalam program pengelolaan hutan sosial.
Di sektor energi, Indonesia juga telah membuat peta jalan untuk mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060.
Indonesia sendiri, telah menyampaikan Enhanced Nationally Determined Contribution yang memuat peningkatan target penurunan emisi Indonesia menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri, dan 43,20% dengan dukungan internasional.
Kehadiran Indonesia dalam COP ke-27 dapat mendorong tindakan nyata, memperkuat kolaborasi berdasarkan dialog untuk menciptakan dunia, yang lebih baik dan berkelanjutan.