Pasien bisa lemas kekurangan darah, meski darah yang terambil adalah jenis darah yang terkontaminasi pengotor.
Beda Khasiat Meski Sama-Sama Mengambil Darah
Akhir-akhir ini, masyarakat mulai mengenal terapi alternatif untuk menunjang kesehatan pun pengobatan, menggunakan metode Fasdu.
Berbeda dengan donor darah, mengambil darah bersih lalu disumbangkan ke orang yang membutuhkan, maka metode Fasdu berupa proses mengambil darah kotor, untuk dibuang.
Juga, berbeda dengan metode Bekam. Meski sama-sama merupakan metode pengobatan alternatif dan sama-sama terdapat proses pengambilan darah pasien. Namun, Bekam tak mengambil darah dari pembuluh darah lebar, melainkan pembuluh-pembuluh darah kecil di bawah kulit.
Keunikan metode Bekam adalah menggunakan alat vakum terbuat dari kaca buat menghisap darah dari sayatan-sayatan kecil di atas permukaan kulit. Biasanya di area permukaan kulit daerah punggung, tengkuk, kaki dan tangan, hingga ubun-ubun.
Metode Fasdu adalah mengambil darah kotor dari pembuluh balik, Vena, sebanyak sekira 100-an hingga 150-an mL (mililiter), dari bagian atas telapak tangan kanan dan kiri, dan bagian atas telapak kaki kanan dan kiri.
Pengambilan darah pada setiap titik pada bagian-bagian badan tersebut, harus beriring dengan jeda waktu selama semingguan. Karena, tak boleh langsung bersamaan pengambilan darah pada keempat titik tersebut. Pasien bisa lemas kekurangan darah, meski darah yang terambil adalah jenis darah yang terkontaminasi pengotor.
Pembuluh darah Vena menjadi saluran bagi darah kotor, setelah menunjang aktivitas metabolisme dalam tubuh. Darah kotor tersebut dialirkan menuju jantung, untuk diperkaya Oksigen. Lalu, darah yang lebih cerah karena telah diperkaya Oksigen itu, siap untuk diedarkan melalui pembuluh Arteri, guna menunjang metabolisme tubuh lagi, secara optimal.
Dengan demikian, darah donor, berkualitas darah bersih. Karena teralirkan dari pembuluh darah arteri, yang melalui pembuluh darah kapiler, sebagian darah bersih itu dialirkan lagi ke pembuluh Vena pada bagian tubuh, sebagai tempat titik pengambilan darah, guna keperluan donor darah, yaitu; di lipatan siku tangan bagian atas.
Sedangkan, darah kotor yang diambil melalui metode Fasdu ditampung dalam wadah plastik transparan, bakal kelihatan terpisah antara darah dengan plasma, setelah diendapkan sekian lama, sekurangnya satu jam.
Melalui uji kualitatif yang kasatmata, akan terlihat apakah plasma darah terlihat banyak lapisan minyak, gumpalan lemak, putih kolesterol atau asam urat, atau juga darah yang berwarna hitam. Itu semua pertanda bahwa dalam tubuh pasien terapi Fasdu, banyak mengandung toksin, kotoran yang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
…memilih terapis ataupun lembaga penyedia pengobatan alternatif ini, yang telah mendapat sertifikasi kompetensi…
Terapis Kudu Tersertifikasi Kompetensi
Jadi, metode Fasdu bisa membantu meringankan kinerja organ jantung serta organ-organ lainnya, yang berfungsi memperkaya oksigen dan nutrisi dalam darah.
Hanya saja, karena metode Fasdu terbilang baru, maka bagi masyarakat yang berminat menggunakan metode ini sebagai terapi sehat atau pengobatan alternatif, dihimbau agar mempertimbangkan untuk memilih terapis ataupun lembaga penyedia pengobatan alternatif ini, yang telah mendapat sertifikasi Kompetensi, yang mencakup Ketrampilan (Skill), Pengetahuan (Knowledge) dan Perilaku (Attitude), oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), setempat.
Pemahaman tentang sirkulasi darah dalam tubuh, menjadi wajib dipahami oleh setiap terapis Fasdu. Seperti pemahaman tentang pembuluh Arteri, Vena dan Kapiler, serta alat-alat medik yang tepat untuk digunakan.
Pengetahuan mendasar perihal pembuluh Arteri dan Vena yang seperti penjelasan ringkas tersebut di atas. Juga memahami kinerja pembuluh darah Kapiler, yang menghubungkan sebagian titik di bagian tubuh, antara pembuluh-pembuluh Arteri dan Vena, adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan proses pembelajaran tersendiri.
Adapun titik-titik tubuh mana saja yang terhubung antara Arteri dan Vena, yang dihubungkan oleh Kapiler. Termasuk, perihal titik-titik pembuluh Kapiler mana saja yang menghubungkan Arteri dan Vena, sehingga beberapa titik Vena lebih banyak darah kotor dan beberapa lebih banyak darah bersih, itu juga merupakan ilmu pengetahuan tersendiri yang perlu mendapat pengakuan, sertifikasi kompetensi oleh lembaga negara yang berwenang.
Petugas medik, seperti petugas-petugas layanan donor darah pada Palang Merah Indonesia, PMI, tentu telah mendapat ilmu dan pengetahuan mendasar tentang sistem aliran darah pada pembuluh darah di dalam tubuh. Termasuk, memahami pula titik-titik pengambilan pembuluh darah Vena yang tepat guna keperluan donor darah.
Sehingga, itik-titik pengambilan darah kotor di dalam pembuluh Vena dalam metode Fasdu itu yang harus dilakukan oleh terapis yang kompeten dan tersertifikasi Dinkes-Kemenkes, meski mungkin bukan tenaga medik. Karena, metode ini terkategori pengobatan alternatif.
Dengan demikian, bagi terapis non tenaga medik, maka upaya memastikan bahwa metode Fasdu dilakukan dengan aman dan selamat bagi pasien, menjadi fokus utama sertifikasi kompetensi dimaksud.
Agar, metode Fasdu bisa dilakukan dengan aman, selamat, mengindahkan pengetahuan terkini tentang ekstraksi darah manusia, baik untuk menunjang kesehatan maupun kegiatan kemanusiaan
…ternyata yang terambil adalah darah dari pembuluh arteri, maka itu bisa bahaya.
Harapan dengan Kelebihan dan Kekurangan
Seringkali, metode Fasdu yang dilakukan oleh terapis tradisional, adalah dengan cara menyobek pembuluh vena pada bagian telapak kaki atas, baik sebelah kanan maupun kiri dan telapak tangan atas, baik kanan maupun kiri, dengan jeda waktu masing-masing pengambilan selama semingguan, tak boleh langsung bersamaan.
Sedangkan terapis yang tersertifikasi menggunakan alat jarum medik pengambilan darah untuk donor, pada titik-titik pengambilan darah kotor metode Fasdu, dengan jadwal pengambilan yang dijeda masing-masing seminggu pula.
Terapis Fasdu kudu paham cara aman menimbulkan luka di pembuluh Vena, agar darah bisa terpompa keluar dengan sendirinya. Karena, jika keliru mencoblos jarum ataupun menyayat benda tajam pada pembuluh tersebut, lalu ternyata yang terambil adalah darah dari pembuluh arteri, maka itu bisa bahaya. Karena, bisa menyebabkan pendarahan hebat.
Penulis, sejak terkena strok pada empat bulanan yang lalu, pernah menjalani terapi Fasdu, selengkapnya hingga keempat titik pada anggota badan, kedua telapak kaki dan kedua telapak tangan.
Sudah barang tentu, Penulis memilih terapis yang telah mendapat ijin menjalankan pengobatan alternatif bermetode Fasdu, serta telah mendapat sertifikasi kompetensi dari pihak pemerintah terkait, Kemenkes.
Terdapat banyak kemajuan yang dirasakan oleh Penulis pasca terkena serangan strok, hasil dari pengobatan alternatif Fasdu, yang terpadu dengan terapi Akupuntur. Dengan tentunya beriring dengan pola hidup serta pola makan sehat.
Dengan kelebihan pun kekurangannya, maka metode Fasdu layak untuk disambut sebagai metode pengobatan alternatif, sebagai bagian dari ikhtiar menuju sehat.