…menggunakan satuan tolok ukur yang disebut; Odds Ratio (OR).

Odds Ratio

Menarik ulasan dari satu Jurnal ilmiah terkait nutrisi klinis, tentang tiga jenis makanan dan minuman penyebab Encok (Gout) karena kandungan Asam Urat yang berlebih dalam tubuh.

Juga, dalam Jurnal tersebut disampaikan bahwa terdapat tiga jenis minuman dan makanan yang bisa mencegah bahkan mengobati Encok, karena mampu menurunkan kandungan Asam Urat dalam tubuh.

Potensi masing-masing ketiga minuman dan masakan sebagai penyebab maupun penurun kandungan Asam Urat, masing-masing minuman dan makanan tersebut, menggunakan satuan tolok ukur yang disebut; Odds Ratio (OR).

Semakin tinggi OR maka baik minuman ataupun makanan semakin berpotensi penyebab Asam Urat. Sebaliknya, jika nilai OR rendah, maka baik minuman ataupun makanan bukan sebagai penyebab penumpukan Asam Urat.

Jurnal ilmiah bertaraf internasional tersebut, terbit pada tahun 2018 berjudul; ‘Dietary factors and risk of gout and hyperuricemia; a meta-analysis and systemic review.’

Cuplikan foto halaman pertama Jurnal Asia Pasific terkait ilmu Nutrisi Klinis tentang jenis-jenis makanan dan minuman penyebab serta pencegah sakit Encok



…senyawaan Alkohol yang terbukti memiliki nilai OR tinggi adalah jenis Etanol.

Perbedaan Alkohol, Etanol dan Etil Glukosida.

Paparan dalam Jurnal dimaksud, dikemas dalam sudut pandang sebagai hasil penelitian kemasan praktisi, yaitu; para Ahli Nutrisi Klinis.

Sehingga perlu terdapat tambahan ulasan sebagai konfirmasi ulang agar tak terdapat kekeliruan pemahaman akan maksud hasil penelitian dalam Jurnal dimaksud.

Khususnya ulasan tentang Alkohol dan Fruktosa, yang apabila keliru memahaminya bisa menyebabkan bias pengertian yang mengakibatkan terjadinya generalisasi akan minuman ataupun makanan yang mengandung Alkohol dan Fruktosa, yang dalam Jurnal dimaksud terbukti memiliki nilai OR tinggi, ditetapkan sebagai biang Encok.

Begini;

Dalam sudut pandang Kimia, maka Alkohol itu adalah sebutan kelompok bagi senyawaan Kimiawi yang memiliki gugus Hiroksil (-OH), dengan ciri khas penyebutan berakhiran ‘-ol’.

Banyak jenis Alkohol, namanya berbeda-beda tergantung jumlah Karbon dalam senyawa Kimiawinya. Jika Karbon jumlahnya 1, bernama; Metanol. Jika Karbonnya berjumlah 2, namanya; Etanol.

Terus berurut namanya adalah; Propanol, Butanol, Pentanol, Heksanol, Heptanol, Oktanol, Nonanol, Dekanol, masing-masing untuk jumlah Karbon dalam senyawa Alkohol yang berturut jumlahnya; 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

Adapun jenis Alkohol yang sering dimaksud sebagai kandungan dalam minuman keras (Miras) yang tak hanya memabukkan namun juga berbahaya, adalah Etanol.

Sejalan dengan yang dimaksud dengan kajian dalam Jurnal dimaksud, maka senyawaan Alkohol yang terbukti memiliki nilai OR tinggi adalah jenis Etanol.

Jadi bukan sebagai Alkohol secara umum. Karena bisa terjadi bias makna, misal Alkohol jenis Metanol atau yang lebih dikenal Spirtus. Jenis alkohol ini sangat berbahaya karena reaktif bahkan mematikan jika dikonsumsi manusia, tanpa perlu klarifikasi nilai OR sekalipun.

Lalu, akan halnya Etanol dimaksud sebagai penyebab Encok, itu juga perlu kajian lebih dalam dalam perspektif Kimia. Karena berbeda antara Miras yang mengandung Etanol yang berarti aditif alias oplosan, dengan jenis minuman yang hasil fermentasi alami, yang menghasilkan ‘Etanol’ yang berikatan dengan senyawa gula.

Struktur Kimia Etanol. Sumber: rumuskimia.net

Dalam hal digunakannya tanda petik bagi ‘Etanol’, sebab senyawa hasil fermentasi alami tersebut bukanlah Etanol yang sebenarnya. Karena senyawa kimiawi hasil fermentasinya bukan kelompok Alkohol, tapi suatu senyawa yang terdapat ikatan Glikosidik, yakni; Etil Glukosida.

Struktur Kimia Etil-α-D-Glukosida. Sumber: researchgate.net

Minuman dari bahan-bahan tanaman yang melalui proses fermentasi alami ini bukan disebut Miras, melainkan Liker (Liquor).



…tempat-tempat dugem di kota-kota besar di Indonesia menyediakan Miras atau ‘Liker’ abal-abal ini.

Beda Liker dan Miras

Dengan demikian, perlu ada pemahaman lebih detail tentang Alkohol sebagai biang Asam Urat. Sebagaimana dalam Jurnal dimaksud, disebut secara spesifik adalah Etanol, bukan Etil Glukosida.

Perlu juga dipahami, bahwa terdapat dua jenis minuman yang apabila dikonsumsi melebihi takaran, bakal memberi dampak memabukkan, yakni; Liker dan Miras.

Liker yang hasil olahan fermentasi alami bahan pangan, kandungannya bukan Etanol murni melainkan Etil Glukosida, dimana masih terdapat senyawaan gula. Oleh karenanya cita rasa Liker adalah lebih segar, masih ada sensasi rasa manis-manisnya.

Harga Liker juga jauh lebih mahal dengan jaminan sertifikat Original-Genuine, daripada ‘Liker’ yang punya merk abal-abal, yaitu minuman mengandung Etanol murni, bahkan Etanol kualitas teknis untuk keperluan industry, sehingga minuman ini sering disebut Miras oplosan.

Sering kali bar atau kafe atau tempat-tempat dugem di kota-kota besar di Indonesia menyediakan Miras atau ‘Liker’ abal-abal ini, yang seolah merk Liker asli, tapi palsu.

Efek antara Liker dan Miras pun berbeda. Mabuk karena Liker lebih keren, yaitu lebih santai, rileks, mengantuk, lalu tidur nyenyak, terus pagi bangun seger-buger. Mabuk sultan yang mriyayeni.

Sedangkan mabuk karena Miras, lebih norak. Karena pake acara marah-marah, terhuyung-huyung dipapah, banting-banting botol, memaki-maki WPL karaoke, muntah cecek, pingsan atau ketiduran di jalanan atau halaman rumah orang dan sebagainya.

Intinya mabuk karena Miras lebih nggilansek, alias nggilani sekali.

Bisa dipahami, karena Miras mengandung Etanol, bisa murni maupun teknis yang jelas beracun dan berbahaya, yang lalu dioplos dengan bahan minuman lainnya, kemudian dikemas dalam kemasan botol yang seolah Liker asli.

Dengan demikian perlu dipahami bahwa jenis Alkohol yang dimaksud memiliki nilai OR tinggi adalah Etanol, bukan jenis Alkohol yang lain, juga bukan jenis senyawaan kimiawi dalam makanan pun minuman hasil fermentasi alami yang lebih mengandung ikatan Glikosidik.

Agar, pemahaman tentang Alkohol jenis Etanol yang terbukti memiliki nilai OR tinggi alias biang Encok, tak sekaligus menggeneralisasi semua minuman yang memabukkan apabila diminum melebihi takaran adalah penyebab Encok.

Misal, minuman olahan fermentasi buah anggur, Wine. Setelah membaca Jurnal tersebut, lalu karena pemahaman yang kurang tentang beda Etanol dengan Etil Glukosida, kemudian menyatakan bahwa Wine adalah biang Encok.

Walah, bisa-bisa nanti malah memicu reaksi penggemar Wine. Karena minuman jenis Liker fermentasi buah anggur ini dinilai bisa melunturkan lemak-lemak dalam pembuluh darah, minuman yang menyehatkan asal sesuai takaran.

Lain halnya dengan Miras. Jelas biang Encok, karena kandungannya jelas-jelas adisi Etanol.



…bisa berpotensi keliru pula menilai khasiat buah-buahan…

Fruktosa Belum Tentu HFS

Berikutnya, adalah penjelasan tentang Fruktosa (Fructose) yang juga terbukti memiliki nilai OR tinggi.

Kurangnya pemahaman akan maksud kandungan Fruktosa dalam Jurnal tersebut, bisa berpotensi menggeneralisasi bahwa semua makanan pun minuman yang manis mengandung Fruktosa, biang Asam Urat.

Pokoknya semua yang manis, mengandung Fruktosa, termasuk sirup, jus buah kalengan, hingga madu. Padahal dalam Jurnal tersebut, yang dimaksud Fruktosa adalah ketika senyawa tersebut dalam bentuk HFS (High Fructose Syrup).

High Fructose Syrup sejenis Fruktosa yang susunan isometrinya telah berubah dari kondisi alaminya, karena telah diolah melalui proses industri, yang berdampak menghilangnya enzim-enzim alamiahnya, sebagai antitoksin alami.

Keliru memahami perbedaan Fruktosa dan HFS, bisa berpotensi keliru pula menilai khasiat buah-buahan seperti Mangga, Anggur, Pir dan Semangka, yang sejatinya mengandung Fruktosa alami, yang bukan terkategori sebagai HFS.

Dalam Jurnal tersebut pun tak menyebut nama-nama buah tersebut, juga buah-buahan pada umumnya, sebagai biang Asam Urat.

Khawatirnya apabila terjadi kurangnya pemahaman akan perbedaan Fruktosa dan HFS, maka nanti masyarakat bisa takut makan buah-buahan. Kalo sudah begitu nanti bisa bikin senang si Codot. Soalnya banyak manusia berhenti makan buah, takut kena Asam Urat.



…semuanya memiliki kandungan senyawaan Purin sebagai rumus senyawa empiris.

Purin dan Reaksi ‘Like dissolves Like’

Adapun jenis minuman dan makanan yang memiliki OR rendah alias bukan sebagai pemicu Asam Urat, seperti Kopi, Kacang Kedelai Edamame, Sayur-mayur jenis merambat yang tadinya diduga biang Asam Urat karena mengandung senyawaan Purin, maka saya sepenuhnya setuju dengan hasil penelitian dalam Jurnal tersebut.

Mengapa ketiga minuman dan makanan tersebut masuk kategori OR rendah yang mampu menurunkan Asam Urat dalam tubuh, sejatinya bisa dijelaskan dalam kerangka logika ilmu Kimia.

Bahwa minuman dan makanan dimaksud, seperti Kopi yang mengandung Kafein, serta jenis sayuran yang merambat yang mengandung Purin, termasuk obat medis Allopurinol bahkan Asam Urat itu sendiri, semuanya memiliki kandungan senyawaan Purin sebagai rumus senyawa empiris.

Struktur Kimia Purin yang juga terkandung dalam jenis-jenis tanaman sayuran

Senyawaan Purin empiris dimaksud adalah terdapatnya 4 unsur Nitrogen/N di dalam ikatan siklik Karbon Heksagonal dan Pentagonal.

Struktur Kimia Kafein, juga terdapat stereokimia Purin

Dengan demikian, melalui keberadaan sebagai senyawaan Kimiawi empiris berupa Purin tersebut, maka terjadilah proses Substitusi alami, berupa pengambilan senyawaan Purin dari dalam Asam Urat, akibat terjadinya proses 'Like dissolves Like' *) antara Purin dari minuman ataupun makanan yang memiliki OR rendah, terhadap Purin dalam Asam Urat.

Struktur Kimia Asam Urat, terdapat stereokimia Purin

Lalu, Asam Urat pun luluh karena senyawa inti berupa Purin telah terenggut bersama sesamanya, yakni Purin dari minuman ataupun makanan yang berkategori OR rendah tadi. Termasuk obat Allupurinol.

 Struktur Allopurinol, obat medis peluruh Asam Urat, terdapat pula stereokimia Purin

*) Catatan; 'Like dissolves Like' sebuah istilah dalam ranah Kimia yang menjelaskan fenomena terjadinya percampuran antar bahan, karena bersifat sama. Misal; air dengan air, atau minyak dengan minyak.

Air dengan Minyak, tak mengikuti fenomena 'Like dissolves Like', karena berbeda sifat dan tingkat Polaritas molekulnya.



…perlu tambahan pengetahuan dasar terkait ilmu Kimia…

Memahami Kimia Agar Memperkuat Argumen

Demikian para Pembaca Qureta yang budiman, sedikit tambahan dari saya perihal dimaksud, guna melengkapi pemahaman tentang tiga jenis makanan dan minuman yang bisa meningkatkan kandungan Asam Urat pun tiga jenis makanan dan minuman yang bisa meluruhkan kandungan Asam Urat dalam tubuh.

Perihal Alkohol dan Fruktosa sebagai biang menumpuknya Asam Urat perlu tambahan pengetahuan dasar terkait ilmu Kimia agar pemahaman tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang dimaksud lebih tepat, bukan hasil generalisasi atas pemahaman yang kurang tepat.

Adapun untuk minuman dan makanan berkategori OR rendah yang bisa menjadi penurun Asam Urat termasuk bahan Kimiawi sintetis medis berbasis Purin yakni Allupurinol, maka saya setuju.

Selebihnya memahami ilmu pengetahuan Kimia guna memperkuat argumen terkait penjelasan bahan-bahan Kimiawi baik alami maupun sintetis, itu penting.

Oleh karenanya, marilah kita masyarakatkan Kimia dan mengkimiakan masyarakat.

Bahan bacaan penginspirasi tulisan;

  1. Li, Rongrong et al. 2018, Dietary factors and risk of gout and hyperuricemia; a meta-analysis and systemic review.’ Asia Pacific Journal Clinical Nutrition. 

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30485934/#:~:text=Results%3A%20Meta%2Danalysis%20revealed%20several,CI%200.76%2D0.96)%3B%20high%2D