...tak semudah sekedar mengucapkan kalimat “Berubah!”...
Karya Ilmiah Kudu Mencakup Fakta Menyakitkan
“Universitas Brawijaya (UB) menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepada menteri BUMN Republik Indonesia H. Erick Thohir, BA, MBa. Gelar tersebut diberikan oleh Ketua Senat Akademik UB di gedung Samantha UB, 3 Maret 2023.” Demikian kutipan siaran pers Universitas Brawijaya bertajuk; Menteri BUMN Erick Thohir Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UB.
Diberitakan pula pada kesempatan tersebut, Erick Thohir berkesempatan menyampaikan orasi ilmiah terkait Eternitas Transformasi BUMN.
Keren tema yang disampaikan oleh Erick Thohir, dalam paparan karya ilmiahnya tentang Transformasi. Mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, maka Transformasi berarti; Perubahan.
Tema Transformasi Badan Usaha Milik Negara, BUMN, bermakna aktualisasi konsep, gagasan untuk merubah BUMN. Tentunya, diharapkan untuk membawanya menuju kebaikan, khususnya bagi negara Indonesia dalam cakupan kinerja ekonomi dan manfaatnya bagi rakyat.
Kalimat Perubahan sendiri dalam ilmu manajemen, ternyata tak semudah sekedar mengucapkan kalimat “Berubah!”, kayak Satria Baja Hitam pas mau merubah wujudnya dari manusia biasa menjadi sakti mandraguna.
Namun, banyak sekali sumber-sumber keilmuan yang bisa menjadi acuan untuk mengawali suatu Perubahan.
Sekali lagi, Perubahan yang membawa kebaikan. Theory of Change, misalnya. Juga, Management of Change.
Termasuk satu karya tulis fenomenal yang terbit tahun 2000 berjudul Good to Great, Bagus menjadi Hebat, buah karya hasil riset puluhan tahun oleh Jim Collins dan kawan-kawan terhadap beberapa perusahaan besar berskala multinasional yang pada awal berdirinya terpandang sebelah mata, diremehkan, underrated.
Sebuah karya tulis yang sempat menjadi bahan bacaan wajib dan menjadi referensi utama untuk mengaktualisasikan gagasan bagi pengambil keputusan suatu perusahaan besar di Indonesia pada kisaran awal tahun terbitnya buku itu, karena di dalamnya terdapat ulasan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menjalani suatu perubahan.
Terdapat kisah-kisah faktual tentang capaian jangka panjang, milestone, dari suatu perusahaan yang tadinya terkriteria sekedar Bagus, Good, seiring perjalanan waktu penerapan strategi-strategi dimaksud, maka perusahaan tersebut bertransformasi menjadi Hebat, Great.
Dalam hal penulis mengamati kinerja BUMN, serta berbekal pengalamannya selama belasan tahun berkinerja pada sebuah BUMN yang bergerak dibidang bidang jasa, yang punya reputasi tak hanya nasional melainkan regional bahkan internasional, maka terdapat dua pokok hal penting dari karya tulis fenomenal itu yang bisa menginspirasi proses terawali, terkelola hingga tercapai perubahan itu sendiri yakni;
- Memahami adanya Brutal Facts atau Fakta-fakta Nyata yang keras, tak mengenakkan, menyakitkan.
- Adanya Paradox Stockdale. Suatu fenomena terjadinya sesuatu hal, buah dari keyakinan si pengupaya hal tersebut berhasil diraih, sebagai pencapaian keberhasilan.
Tak mudah ternyata mengaktualisasikan sepenuhnya isi Good to Great menjadi nyata dalam waktu relatif sekejap.
Banyak hal yang kudu dihadapi dengan telaten, persisten dan self motivated, memotivasi diri sendiri. Bukan orang lain, bukan atasan, bukan bawahan, pun bukan kolega.
Lalu, motivasi yang timbul dari diri sendiri itu bakal memicu pemahaman akan Brutal Facts yang menjadi kunci utama agar Paradox Stockdale terjadi secara alami dan itu berlaku bagi siapa saja.
Penjual lapak es teh pinggir jalan raya misalnya. Sebagai owner lapak, maka dia kudu paham fakta-fakta keras, tak mengenakkan yang bakal dia hadapi, dalam bentuk apa saja.
Seperti terpapar cuaca panas, dia akan kepanasan. Tapi jualan punya peluang laku keras. Sedangkan saat cuaca hujan, dia bisa kehujanan, jualan kurang laku karena orang tak begitu butuh minuman dingin pas lagi hujan.
Dua-duanya punya peluang meski si owner terpapar kenyataan tak menyenangkan, yakni seperti; kepanasan, kehujanan dan omzet menurun.
Namun, dia sebagai owner memilih untuk yakin bahwa dia kudu berhasil. Segala upaya dilakukan agar Brutal Facts teridentifikasi sedetail mungkin, lalu si Owner melakukan perbaikan demi perbaikan, sedikit demi sedikit, telaten dan persisten, hingga suatu saat Man Jadda Wajada, مَنْ جَدَّ وَجَدَ, dia berhasil!
Paradox Stockdale terjadi saat si Owner paham betul Brutal Facts yang dihadapi dan dia menyiapkan diri dengan sungguh-sungguh.
Es teh manis yang dijualnya selalu laku, lapaknya semakin bertambah, keuntungan yang didapat bukan buat berfoya-foya, namun bersedekah dan memutar modal usaha.
Itu contoh nyata.
“...namun lebih ke Leadership dan Mindset perihal terjadinya Perubahan...”
Bisa Great Asal Mau Keluar dari Comfort Zone
Sekarang, penganugerahan gelar kehormatan bagi Erick Thohir atas gagasan merubah BUMN secara nasional karena beliau adalah menteri negara, apakah telah mencakup makna strategis akan kedua pokok penting yang bisa membimbing suatu organisasi mengalami perubahan dari Bagus ke Hebat, Good to Great?
Terus terang, penulis menyangsikannya.
Sekedar wacana yang mampu membangkitkan euforia mungkin saja termaknai dalam tema karya ilmiah beliau, Erick Thohir.
Namun, bagaimana langkah konkrit, nyata, yang mengajak semua insan BUMN agar memahami Brutal Facts. Lalu dengan persisten, telaten, meraih Paradox Stockdale?
Wo ho hoo... Tunggu dulu.
Seberapa banyak seluruh jajaran BUMN mulai komisaris, direksi, pekerja status PKWTT, PKWT, Labour Supply sampai tukang sapu halaman bayaran harian, mau berbenah memahami fakta-fakta tak mengenakkan dalam wujud mau keluar dari zona nyaman?
Belum ada. Kalo pun ada dia adalah ‘oknum’. Pakai tanda petik karena bermakna positif ketimbang oknum, yang tanpa tanda petik.
Penulis kasih tau ya, semua pekerja BUMN itu terjebak dalam posisi zona yang sangat nyaman. Target tercapai atau tidak, BUMN tak bakal dinyatakan bangkrut.
Pemerintah Indonesia selalu siap memberi subsidi, agar BUMN selalu dalam kondisi terbaca sebagai penjaga benteng ekonomi negara.
Oleh karenanya, doktrin tak terucap dari pekerja BUMN mulai dari pucuk pimpinan tertinggi sampai yang terendah adalah; ‘bekerja untuk negara'.
Beda dengan pekerja yang bekerja pada perusahaan swasta, private company yang doktrin tak terucapnya adalah; 'memperkaya orang-orang yang sudah kaya'.
Oleh karena itu pula, haram hukumnya pemerintah Indonesia menyatakan bangkrut sebuah BUMN. Membuat gabungan, merger, mungkin bisa saja. Namun tetap, hal itu menjadi Brutal Facts bagi negara, yang dalam hal ini menjadi ranah menteri keuangan, yaitu; Subsidi kudu tetap jalan bagi BUMN yang merugi sekalipun.
Dampak dari terbiasa berkinerja dalam zona sangat nyaman adalah terabaikannya upaya memahami Brutal Facts secara detail, menyeluruh, utuh.
Lalu, bagaimana fenomena Paradox Stockdale bisa terjadi jika pemahaman Brutal Facts sekedar wacana penumbuh euforia?
Pengalaman penulis, mengaktualisasi Brutal Facts agar Paradox Stockdale terwujud, untuk satu unit bisnis strategis saja, effort yang diperlukan sungguh luar biasa.
Bukan karena sarana dan prasana tak mendukung, namun lebih ke Leadership dan Mindset perihal terjadinya perubahan yang lebih baik, diperlukan kinerja dan perilaku yang belum semua jajaran BUMN berkenan melakukannya, yakni; Keluar dari zona nyaman.
Kiranya sudah kadung melekat doktrin tak terucap bahwa mereka bekerja, menekuni usaha, bagi negara. Sebaliknya, negara bakal selalu melindungi mereka apabila merugi, dalam bentuk subsidi.
Lalu, apakah dalam karya ilmiah Erick Thohir telah terkonfirmasi adanya gagasan teraktualisasi nyata yang menyiratkan terejawantahkannya dua strategi pokok agar BUMN di Indonesia berubah dari Bagus menjadi Hebat, Good to Great, yakni; menghadapi Brutal Facts dan perilaku keluar dari zona nyaman agar fenomena Paradox Stockdale terjadi alami?
Semoga demikian.
Apabila memang terkonfirmasi demikian, maka Tim Senat Akademik Universitas Brawijaya, UB, kudu menjamin bahwa dalam melakukan penelaahan, pengkajian, penilaian dan studi fakta lapangan akan karya ilmiah Erick Thohir, telah sesuai dengan fakta-fakta umum tentang perilaku usaha BUMN-BUMN di Indonesia, dalam pengertian bukan melakukan studi dan pengamatan semata.
Namun juga telah terlibat nyata dan berkinerja di dalamnya, khususnya dalam memaknai perilaku dan strategi seluruh jajaran BUMN Indonesia yang menyiratkan dua strategi penting menjadi Good to Great, yakni; Brutal Facts dan Paradox Stockdale.
Selamat untuk Erick Tohir. Jayalah Universitas Brawijaya.
Semoga menjadi hikmah yang memicu upaya nyata dalam menumbuhkan ekonomi bangsa, melalui kinerja badan usaha milik negara yang benar-benar berubah lebih baik.
Berubah menjadi Hebat.