...ketika langit masih berupa asap dan bumi belum terbentuk...

Makna Ilmu Falak

Quran Surah ke-41, Fussilat (yang dijelaskan), berisikan Kalam-Kalam Ilahiah yang bisa membimbing manusia yang beriman untuk mempelajari dasar-dasar ilmu Falak, suatu ilmu pengetahuan tentang orbit benda-benda langit yang dalam dunia modern disebut Astronomi.

Di dalam surah ini, dijelaskan bahwa Allah mencipta alam semesta bahkan ketika langit masih berupa asap dan bumi belum terbentuk, yang kemudian keduanya akan tunduk pada setiap kehendakNya.

Lalu, surah ini juga memberi hikmah tentang bagaimana berkesudahannya orang-orang terdahulu, yang melakukan banyak perbuatan ingkar.



...kaum 'Ad yang sebenarnya mendapat karunia memiliki kelebihan...

‘Ad yang Berakhir Binasa

Adalah kaum 'Ad yang tak mematuhi Hud, seorang Nabi perantara Kalam-Kalam Ilahi bagi kaum yang tak memercayai keberadaanNya, agar tak melakukan perbuatan keji bagi diri sendiri maupun sesama dan seisi bumi.

Bahkan, kaum 'Ad yang sebenarnya mendapat karunia memiliki kelebihan diantara kaum-kaum lainnya ini, tak memercayai akan adanya hari kebangkitan.

Mereka mengolok-olok sang Nabi Hud dengan mempertanyakan bagaimana mungkin tubuh manusia yang telah hancur lebur dalam tanah bisa dibangkitkan kembali dalam kondisi utuh, kelak di alam akhir.

Adzab pun menimpa kaum 'Ad dalam bentuk gemuruh angin dahsyat, yang membuat tubuh-tubuh mereka layu bagai kayu kompong yang kering kerontang.



"Bersenang-senanglah kalian selama tiga hari ini." 

Tsamud yang Musnah

Adapun kaum Tsamud, juga sekelompok manusia yang sejatinya mendapat anugerah bakat dan kelebihan dalam kemampuan mereka membangun rumah-rumah besar yang langsung terpahat pada tebing-tebing bebatuan.

Namun, karunia yang terlimpah justru membuat mereka, kaum Tsamud, melakukan perbuatan-perbuatan yang mengingkari peringatan-peringatan seorang pria saleh bernama Shaleh, sosok Nabi yang diutusNya agar kaum Tsamud menyadari bahwa perilaku mereka adalah dzalim terhadap diri sendiri dan seisi bumi.

Kaum Tsamud tak pernah mengindahkan apa-apa saja yang diajarkan sang Nabi. Bahkan mereka mengolok-olok Nabi Shaleh dengan cara tetap menyembelih seekor unta betina, yang telah diwanti-wanti oleh sang Nabi agar unta tersebut tak disentuh dan tak dianiaya.

"Bersenang-senanglah kalian selama tiga hari ini." Demikian pesan Nabi Shaleh membalas olokan mereka, sambil menahan amarah.

Hari keempat, kaum Tsamud pun musnah, dilanda suara petir yang menggelegar, memekakkan telinga, membinasakan mereka, tak ada yang lolos meski mereka bersembunyi di rumah-rumah kokoh buatan mereka.

Pada hari keempat setelah menista seekor unta yang dilarang sang Nabi agar tak disentuh, maka kaum Tsamud benar-benar binasa tak menyisakan satu keturunan pun, seolah-olah mereka tak pernah ada di permukaan bumi.



...diawali oleh satu perbuatan, yakni ingkar...

Hikmah Orang-Orang Terdahulu Bagi Manusia Sekarang

Betapa dahsyat dan mengerikan hukuman bagi makhluk Tuhan yang mengingkari segala laranganNya dan tak mematuhi perintahNya.

Dalam dunia modern saat ini, bisa dibayangkan dalam kehidupan nyata, bahwa baik kaum 'Ad dan Tsamud dulunya hidup sangat sejahtera dengan peradaban budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat tinggi, seiring dengan bakat dan kelebihan yang menjadi karunia bagi mereka.

Ilmu pengetahuan yang mereka gali dan terapkan beriring dengan peradaban yang tinggi, tak beriring dengan sikap mengindahkan ajakan orang-orang saleh agar menyembah dan mematuhi perintah Allah serta menghindari segala laranganNya, antara lain larangan melakukan perbuatan yang merusak bumi.

Akibatnya, pada jaman kaum 'Ad dan Tsamud, tak hanya bumi yang kehilangan kesetimbangan alami, namun juga penerapan ilmu pengetahuan yang melampaui batasan Kalam-Kalam Ilahi. 

Terjadinya perubahan iklim dalam bumi sehingga berdampak terjadinya gemuruh angin yang luar biasa dan kecelakaan reaktor nuklir purba, bisa jadi sebagai penyebab kepunahan mereka, kaum 'Ad dan kaum Tsamud. 

Wallahualam.

Semua penyebab musnahnya kedua kaum itu, diawali oleh satu perbuatan, yakni ingkar akan Kalam-Kalam Ilahiah yang disampaikan oleh orang-orang saleh, para Nabi dan Rasul.

Manusia modern saat ini pun tak pelak bakal menghadapi kejadian serupa, apabila perbuatan yang mendzalimi diri sendiri, sesama dan seisi bumi terus menerus dilakukan.



...karena kemampuan berpikir yang selalu tercerahkan...

Petunjuk dan Penyembuh

Pada ayat ke-33 surah Fussilat, dimulai Kalam-Kalam Ilahiah yang memberi pemaknaan tentang Al Quran Karim, sebagai petunjuk dan penyembuh.

Petunjuk bagaimana berperilaku di dalam bumi semasa hidup, dengan sepenuhnya orientasi pada hari akhir, sebelum masuk fase alam akhirat.

Penyembuh dalam arti tak hanya manfaat bagi fisik karena kemampuan berpikir yang selalu tercerahkan, namun juga sebagai penawar dikala hati tengah diliputi keragu-raguan akan segala Kalam-Kalam Ilahiah, baik larangan pun perintahNya.

"Dan siapakah yang lebih baik daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata; "Sungguh, aku termasuk orang-orang yang Muslim (yang berserah diri)". Demikian kutipan Firman Allah dalam surah Fussilat ayat ke-33.

Mulai ayat tersebut hingga ayat ke-54 maka pengajian dan penkajian tentang Kalam-KalamNya pun memberi pemahaman tentang Al Quran sebagai petunjuk dan penyembuh.

Al Quran adalah sumber ilmu pengetahuan.

Mendapatkan anugerah memahami ilmu pengetahuan baik dalam bumi, langit dan di antaranya, adalah kenikmatan memeluk Dienul Islam.