Apa itu generasi Z? Generasi Z atau sering disebut dengan gen Z adalah seluruh generasi yang lahir mulai tahun 1996 hingga 2012. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan karena tengah mengalami degradasi moral yang luar biasa. Degradasi moral sendiri adalah fenomena di mana akhlak dan budi pekerti manusia mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Perkembangan zaman modern ini membuat menipisnya moral dan keimanan seorang remaja, padahal nantinya merekalah yang akan menentukan baik buruknya suatu bangsa.
Kemerosotan moral generasi bangsa sungguh menjadi sebuah bencana di masa depan, bagaimana tidak remaja yang seharusnya menjadi penerima estafet kepemimpinan di masa depan tetapi sangat jauh dari harapan.
Akhir-akhir ini, gejala kemerosotan moral benar-benar mengkhawatirkan. Lalu, bentuk-bentuk degradasi moral yang seperti apa yang saat ini semakin marak ditemukan di Indonesia? Simak pembahasannya di bawah ini, ya.
1. Maaf, tolong, dan terima kasih yang sering dilupakan
Kata maaf, tolong, dan terima kasih ini merupakan bagian dari budaya sopan-santun di Indonesia.
Ketiga kata ini kita perlukan ketika sedang membutuhkan bantuan orang lain, membuat perintah, atau hal-hal lain. Pada buku yang berjudul ‘The Power of Habit”, Charles Duhigg menjelaskan mengenai kata maaf, tolong, dan terima kasih.
Kata “maaf” digunakan karena kita perlu menurunkan ego ketika kita ingin meminta tolong atau memberi perintah pada orang lain. Kata “tolong” digunakan ketika kita sedang membutuhkan bantuan di tengah kepentingan lain yang tidak dapat dilakukan.
Kata “terima kasih” digunakan untuk kita memberikan apresiasi kepada orang yang sudah memberikan bantuan kepada kita baik secara verbal maupun material. Namun, seiring dengan perkembangan zaman ketiga kata tersebut sering disepelekan dan dianggap sebagai basa-basi semata.
Bentuk degradasi moral yang banyak terjadi di kalangan generasi muda diantaranya gengsi minta maaf, lupa mengucap tolong dan berterima kasih. Pada akhirnya, sebagian generasi muda mulai melupakan budaya turun temurun ini dan terganti dengan hal-hal lain yang lebih milenial. Untuk itu, agar budaya kita tidak luntur atau hilang budayakan lisan mengucapkan maaf, tolong, dan terima kasih.
2. Tidak menghormati orang yang lebih tua
Perilaku tidak menghormati orang yang lebih tua merupakan salah satu bentuk degradasi moral yang banyak kita jumpai saat ini.
Sebagian besar generasi muda saat ini kurang menghormati orang yang lebih tua, banyak yang justru berbuat sesukanya tidak mengindahkan tatanan dan terkesan jauh dari perilaku sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Padahal perilaku yang tidak baik ini bisa jadi cerminan dari kualitas diri. Jika kamu memperlakukan orang yang lebih tua seperti ini, bukan tidak mungkin suatu hari nanti kamu juga akan menuai kejadian yang sama.
3. Berbicara kasar atau kotor
Zaman sekarang bahasa kasar atau kotor sudah tidak asing lagi di telinga. Hampir setiap hari, bahasa kasar sering kita dengar. Bahasa kasar sering diucapkan tidak hanya ketika seseorang sedang marah, bahkan dalam situasi apapun seseorang akan berkata kasar apabila sudah menjadi suatu kebiasaan.
Akan tetapi, berbicara kasar atau mengucap kata kotor bisa jadi akan sangat mengganggu orang-orang yang mendengarnya.
Jika itu hanya didengar oleh orang-orang terdekatmu yang sudah terbiasa mungkin tidak akan menjadi suatu masalah yang berarti, tapi bagaimana jika perkataanmu yang kasar itu terdengar oleh orang lain yang tidak terbiasa?.
4. Berlaku curang
Seseorang atau individu memiliki suatu dorongan dari dalam dirinya saat melakukan kecurangan. Dorongan ini berupa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu tersebut. Misalnya, keberhasilan dalam akademik, karier, maupun dalam hal berkeluarga. Sudah tentu kita pasti menginginkannya.
Akan tetapi, upaya untuk meraih suatu kesuksesan kerap membutakan seseorang. Seseorang yang memang berniat untuk melakukan kecurangan akan menemukan peluang di setiap kesempatan.
Kemudian, seseorang yang berbuat curang biasanya akan berusaha mencari pembenaran dari setiap perbuatannya. Seperti, “yang lain juga curang kok, bukan aku saja” dan “aku cuma nyontek dikit kok”.
Tindakan seperti itu dilakukan agar dirinya tidak merasa terlalu bersalah setelah berbuat curang tadi. Perilaku curang ini banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari, seperti menyontek saat ujian, joki tugas, kecurangan UTBK 2022, dan lainnya. “Ketika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang benar, itu akan memakan waktu yang lebih lama, percaya saja pada prosesnya!” – Hopal Green.
Sejatinya kemerosotan moral remaja ini menjadi tanggung jawab bersama mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan, masyarakat, dan lain sebagainya. Maka dari itu, pendidikan sangatlah diperlukan dan pendidikan haruslah mampu mendidik agar terciptanya moral serta akhlak yang baik.
Semua faktor lingkungan memang penting tapi ada yang lebih penting yaitu perlunya kesadaran generasi Z akan moral itu sendiri, tidak ada yang tidak mungkin selagi masih ada keinginan untuk berusaha dan tidak ada yang terlambat untuk berubah menjadi lebih baik.