Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. 

Saat budaya tulis dikenal oleh manusia, kertas bukanlah media pertama yang digunakan sebagai media untuk menulis, sebelumnya manusia menggunakan media lainnya, seperti tulang, batu, tanah liat, logam, kulit pohon dan lembaran-lembaran kayu. 

Era digital saat ini, orang-orang terus berinovasi praktis, tidak lagi menulis surat dan mengirimnya lewat pos tetapi sudah lebih mudah dengan mengirimkan surat melalui e-mail atau dengan smart phone yang sangat canggih sekarang. Penggunaan kertas tidak lagi menjadi perioritas utama seperti pada eranya.

Terdisraptionkah Kertas?

Jika di translitekan mentah-mentah, disruption berarti pengganggu, pengacau atau biang kerok. jika di connected kan dengan kata digital, artinya adalah sesuatu yang datang setelah era digital dan menggangu kestabilan bisnis yang tidak menggunakan internet dan teknologi digital sebagai nilai tambahnya.

Istilah disraption biasanya dapat dimaknai sebagai perubahan yang timbul karena teknologi digital dan model bisnis digital yang berimbas kepada naik turunnya nilai bisnis dari sebuah jasa atau barang yang telah ada sebelumnya.

Rhenald mengatakan bahwa disruption sebuah inovasi yang menggantikan seluruh system lama dengan cara-cara baru. Disruption berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat. Dan bagaimanakah dengan kertas, apakah kertas benar-benar akan terdisruption?

Analisis saya mengatakan bahwa kemajuan teknologi tidak akan menggantikan posisi kertas menjadi benar-benar terdisruption, mungkin disebagian fungsi kertas akan terdisruption tetapi tidak untuk secara keseluruhan. Kertas bukan hanya digunakan sebagai alat tulis. Meskipun banyak orang lebih suka menggunakan laptop atau smart phone mereka untuk membaca tetapi sebagaian orang juga masih membaca menggunakan buku cetak, selagi buku cetak masih ada maka kertas juga akan terus ada. 

Secara estimasi kebutuhan kertas dunia akan tumbuh sebesar 2,1 persen per tahun, di Negara berkembang akan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun dan Negara maju 0,5 persen per tahun. Sejalan juga dengan ungkapan Direktur Jendral Industri Agro Kementrian Perindustrian Panggah Susanto, Panggah menilai Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki peluang cukup besar untuk pengembangan industry pulp dan kertas. 

Meskipun dunia sedang mengalami disruption di berbagai sub bidang, namun kertas tidak akan mengalami disruption karena kebutuhan kertas yang yang terus tetap membumi dan tetap diperlukan banyak orang, meskipun demikian, tetap indutri kertas wajib membuat inovasi agar tetap bisa jaya bersaing.