Era digital yang kita jalani saat ini membawa banyak perubahan dan ketidakpastian dalam hidup kita. Kita dihadapkan pada perubahan yang cepat dalam teknologi, ekonomi, dan masyarakat. Ada banyak hal yang tidak dapat kita prediksi atau kontrol. Hal ini dapat menimbulkan ketakutan dan stres dalam diri kita.

Namun, filosofi resilien mengajarkan kita untuk mengatasi ketakutan akan ketidakpastian dengan cara yang positif. Filosofi resilien adalah suatu pandangan yang menganggap bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dan keadaan sulit.

Filosofi resilien menekankan bahwa seseorang harus memiliki kekuatan mental dan emosional yang cukup untuk mengatasi masalah, serta harus memiliki keterampilan untuk menemukan solusi yang efektif. Filosofi resilien juga menekankan pentingnya proses pemulihan setelah mengalami kesulitan, sehingga seseorang dapat kembali ke kondisi normal dan kembali menjalani kehidupan seperti biasa.

Dengan kata lain filosofi resilien berfokus pada kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan dan kegagalan dengan cara yang sehat dan produktif. Ini berarti kita harus belajar untuk menerima ketidakpastian sebagai bagian dari hidup dan belajar untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Ini juga berarti kita harus belajar untuk mengejar tujuan yang realistis dan menemukan cara untuk mencapainya meskipun kondisi yang tidak pasti.

Salah satu cara untuk mengatasi ketakutan akan ketidakpastian adalah dengan belajar untuk mengendalikan apa yang dapat kita kontrol dan merelakan apa yang tidak dapat kita kontrol. Ini berarti kita harus belajar untuk fokus pada apa yang dapat kita lakukan saat ini dan menemukan cara untuk mengatasi masalah yang ada di depan kita.

Selain itu, filosofi resilien juga mengajarkan kita untuk menemukan keseimbangan dalam hidup kita. Ini berarti kita harus belajar untuk menemukan waktu untuk bekerja keras dan waktu untuk beristirahat. Ini juga berarti kita harus belajar untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan keluarga, antara kerja dan hobi, dan antara kerja dan diri kita sendiri.

Filosofi resilien mengajarkan kita untuk belajar dari pengalaman dan menemukan cara untuk meningkatkan diri kita. Ini berarti kita harus belajar dari kesalahan kita dan menemukan cara untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini juga berarti kita harus belajar untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan menemukan cara untuk bangkit kembali setelah terjatuh.

Contoh tokoh filosofi resilien yang dapat kita jadikan inspirasi adalah Viktor Frankl. la adalah seorang psikiatris dan penulis yang mengalami Holocaust dan menemukan filsafat resilien melalui pengalamannya. Ia menulis buku "Man's Search for Meaning" yang menceritakan tentang cara ia menemukan makna dalam hidupnya meskipun kondisi yang sangat sulit dan tidak pasti. Ia mengajarkan kita untuk menemukan makna dalam hidup kita dan untuk tetap berharap meskipun situasi yang sulit.

Tokoh lain yang dapat dijadikan contoh adalah Nelson Mandela, yang menghabiskan lebih dari 27 tahun di penjara karena perjuangannya dalam menegakkan hak-hak sipil di Afrika Selatan. Namun, meskipun dia dipenjarakan, ia tetap berjuang dan akhirnya memimpin negaranya ke masa transisi demokrasi.

Lainnya, ada juga stoikisme yang merupakan filsafat kuno yang fokus pada kesabaran, kerendahan hati dan kontrol diri dalam mengatasi masalah dan ketidakpastian. Tokoh filsafat seperti Epictetus dan Seneca yang merupakan filsuf stoik terkenal, memberikan pandangan yang sangat baik tentang bagaimana mengatasi ketakutan akan ketidakpastian dan menemukan kedamaian dalam hidup.

Ketakutan akan ketidakpastian adalah hal yang wajar dalam hidup kita, namun dengan belajar filosofi resilien dan mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh yang telah melewati masa-masa sulit, kita dapat mengatasinya dengan cara yang positif dan produktif.

Jangan takut untuk mengejar tujuan kita dan jangan biarkan ketakutan akan ketidakpastian menghambat kita dari mengejar mimpi kita. Ingatlah bahwa resiliensi bukanlah tentang tidak pernah jatuh, tapi tentang seberapa cepat kita dapat bangkit dari keterpurukan. Salah satu Quotes tentang falsafah resiliensi adalah;

"The greatest glory in living lies not in never falling, but in rising every time we fall." - Nelson Mandela

"Kejayaan terbesar dalam hidup tidak terletak pada tidak pernah jatuh, tetapi dalam bangkit setiap kali kita jatuh." ~ Nelson Mandela ~

Beberapa pertanyaan yang sifatnya refleksi diri, coba arahkan pada diri sendiri lalu jawab dengan jujur tentang falsafah resiliensi ini, niscaya akan terungkap hakikatnya serta mampu berdamai dengan diri sendiri sebelum dengan orang lain:

Bagaimana cara kita dapat menerima ketidakpastian sebagai bagian dari hidup dan belajar untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi?

Bagaimana cara kita dapat menemukan keseimbangan dalam hidup kita dan mengatasi ketakutan akan ketidakpastian dengan cara yang positif?

Apa yang dapat kita lakukan untuk fokus pada apa yang dapat kita kontrol dan merelakan apa yang tidak dapat kita kontrol?

Bagaimana cara kita dapat mengejar tujuan yang realistis dan menemukan cara untuk mencapainya meskipun kondisi yang tidak pasti?