Sebuah fakta yang amat sukar untuk di dengar dan dilihat. Namun memiliki banyak arti yang mendalam agar naruni kepekaan manusia dapat menemukan solusi dan jalan keluarnya, yaitu krisis kemanusiaan, 2 kata yang mengandung banyak cabang, tentunya adalah cabang-cabang negatif yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia.seperti halnya krisis pangan, krisis kesehatan, krisis pendidikan, dan sebagainya.

Banyak diantara negara-negara disekitar kita yang sedang mengalami musibah dan dilanda krisis kemanusiaan. Mereka yang dirundung nestapa  lara dan luka, dalam konflik berkepanjangan.

Banyak sekali contah-contoh krisis kemanusiaan dimuka bumi ini seperti konflik Palestina dan Israel, hingga mengorbankan jutaan syuhada’, penjajahan pada muslim Rohingya di Myanmar, tentunya berita-berita seperti itu masih hangat ditelinga anda, maupun jejaringan sosial.

Namun disisi lain terdapat satu hal penting yang sering kita lupakan yaitu krisis kemanusiaan yang terjadi secara berlanjut tanpa henti, tempatnya di Yaman, iya...? di Yaman. Sepanjang sejarah Islam, telah menyebutkan bahwa Kota Yaman adalah kota ilmu, dimana para Ilmuwan, cendekiawan, dan agamawan mayoritas lahir di Yaman, betapa mulianya negara Yaman dengan adanya kelebihan, kita sering menganggap remeh jika ada suatu hal yang ganjal di negara tersebut.

Jika di negara 1000 Wali sebutan lain kota Yaman, terdapat sebuah pertikaian yang mengakibatkan hancurnya masa depan calon-calon ulama’, yang kelak akan memimpin di dunia ini.

Betapa pentingnya peran kota Yaman, dalam mendidik prinsip disiplin ilmu, moralitas dan aktualitas pada anak-anak Yaman. Perlu, perhatian khusus dari segala penjuru dunia yangg memiliki jiwa sosial yang tinggi, tak perlu menyebut siapa, yang terpenting bagi mereka adalah perdamaian, kerukunan, dan kesejahteraan dalam menjalani Bahtera kehidupan dunia.

Dari sini saya akan menjelaskan kronologi terjadinya konflik, penyebab, dan akibat dari krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Kota 1000 Wali.ini.  Awal mula terjadinya konflik dipicu oleh warga yang menuntut turunnya Presiden Yaman Kala itu, Ali Abdullah Saleh. 

dari situlah banyak terjadi protes yang memakan ribuan hingga jutaan korban jiwa. penyebab protes ini, dikarenakan Yaman selatan merasakan tidak ada kebebasan untuk mengembangkan diri. Membuat rakyat menentang pemerintah dan memaksa Ali Abdullah Sholeh turun dari jabatannya. Pada tahun 1994 wakil presiden Ali Salim Beidh mengundurkan diri dari pemerintahan, dan ikut memberontak warga sipil dengan mengangkat senjata bagi kaum sosialis untuk melepaskan Yaman selatan.

Golongan Ali Salim Beidh mendapatkan dukungan dari kelompok pemberontak pemerintah beraliran syi’ah zaidhiyah  yaitu  Al Houthi. Sedangkan pemerintahan Yaman sendiri mendapatkan dukungan penuh dari Arab Saudi untuk memerangi rakyatnya sendiri dengan perlengkapan yang cukup kuat, demi menundukkan golongan pemberontak.

Setelah terjadinya protes terhadap presiden Ali, muncul masalah baru dinegara ber ibu kota Sana’aa, yakni serangan Al Houthi, yang berlangsung dari tahun 2004 –2008, dikatakan  pemberontak berdarah karena telah menewaskan ribuan rakyat sipil dan ribuan tentara Yaman.

Setiap kelompok pemberontak pasti memiliki tujuan khusus untuk melumpuhkan pemerintahan suatu negara. Salah satunya adalah Al  Houthi yang memiliki tujuan penting yakni ingin membuat otonomi khusus di Sa’dah. Yang belum pasti kejelasannya. Namun, pernyataan itu di tangkis dengan isu penyebaran Syiah Iran.

Baca juga : Houthi Tidak Sama dengan Ansarullah

Seiring dengan berjalannya waktu, kelompok pemberontak Al Houthi mengajukan persyaratan damai kepada pemerintah Yaman. Tetapi, persyaratan itu di tolak oleh pemerintah Yaman yang mengakibatkan konflik semakin memanas.

Tak lama kemudian tepatnya pada tahun 2009, kelompok pemberontak lain muncul, di antaranya kelompok Salafi dan Al-Qaeda. Al-Qaeda sendiri merupakan singkatan dari Al-Qaeda Arab Peninsula, yakni militan teroris internasional, kelompok ini lahir pada saat gejolak di negara Afghanistan dan mendeklarasikan diri di Yaman Selatan.

Tepat pada tahun 2011, presiden Ali Abdillah Saleh lengser dari jabatannya. Pengunduran presiden yang menjabat paling lama ini atas dasar desakan-desakan pemimpin negara Yaman.Momen Arab spring ini di manfaatkan Al Houthi dan Al Qaeda untuk memperluas wilayah kekuasaannya masing-masing, yaitu di bagian utara dan selatan. 

Baca Juga : Gelombang Arab Spring

Al Qaeda membombardir pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah selatan, yang kemudian berakhir peperangan antara Al Qaeda dengan Yaman. Karna telah merusak berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan dan sarana prasarana negara serta mengusik kenyamanan warga Yaman.Amerika Serikat yang memiliki perlengkapan persenjataan militer terkuat di dunia tidak tinggal diam atas perlakuan Al Qaeda terhadap rusaknya pangkalan militer di Yaman.

Amerika pun bersiap siaga mengirimkan pasukannya dan tanker-tanker senjata untuk membombardir balik Yaman dengan sasaran menumpas kelompok Al Qaeda.Dari sekian banyaknya konflik dan peperangan yang tiada hentinya melanda negara Yaman tidak membuat rakyat Yaman menyerah dengan situasi yang ada, bahkan calon para syuhada’ rela bertempur dengan semangat yang berkobar hingga titik darah penghabisan. Demi membela dan melindungi tanah air Yaman.

Diantara konflik berkepanjangan di ibukota sana’a , telah mengakibatkan kerugian terbesar, khususnya pada bidang sumber daya alam migas maupun non migas, serta subjeknya yang tak lain warga Yaman sendiri dan anak-anak yang masih di bawah umur. 

Itulah sebabnya para pemimpin dunia seperti sek jen PBB, Antonio Guterres menilai kondisi yang terjadi di Yaman sebagai tragedi kemanusiaan terbesar saat ini di dunia. Tentunya mereka harus mendapatkan perhatian lebih dibanding dengan negara lainnya, karena krisis ini termasuk dalam kategori taraf akut.

Salah satu krisis kemanusiaan di ibukota Sana’a yang saat ini melanda adalah kelaparan dan menyebarnya wabah penyakit. Kelaparan menjadi pokok masalah dan momok yang menghantui warga Yaman. Lebih spesifiknya lagi terkhusus untuk anak-anak Yaman, tingkat kelaparan yang mereka hadapi termasuk dalam kategori terburuk malnutrisi dan sangat kritis.

Tak jarang jika anda melihat kondisi fisik anak Yaman yang hidup dengan sedikit daging dan kulit menempel pada tulang belulang yang menonjol keluar. Sungguh miris sekali keadaan mereka.

Di kutip dari wartawan The Associated Press yang telah mengunjungi distrik Aslam di Provinsi Hajjah, ia menuliskan bahwa “Di daerah terpencil Yaman Utara, banyak keluarga tidak memiliki persediaan makanan apapun untuk anak-anak mereka yang kelaparan. Kecuali daun pohon anggur lokal.” Hal itu dilakukan di lakukan karena terpaksa, demi menyelamatkan anak-anak mereka dari kelaparan akut.

Menurut data penelitian yang di dapatkan dari pusat kesehatan utama di Aslam tahun ini, menerangkan terdapat 20 anak meninggal dunia di duga karena kelaparan, dan sisanya adalah anak-anak yang kurus dan kering dengan gizi terburuk. Hitungan tersebut hanya untuk anak-anak yang masuk dalam data kuantitas, belum anak-anak lainnya yang masuk pada hitungan data pemerintah.

Bagaimana berlanjutnya pertikaian menyebabkan jutaan anak yaman tak lagi dapat menata masa depan mereka, meraih bintang impian, seperti halnya anak-anak di negara lain yang kondisi negaranya mujur-mujur saja.

Alasan yang sangat sukar untuk di dengar,yakni kurang lebih 4.500 sarana pendidikan tak lagi dapat diberdayakan utilitas nya, dan sekitar 7% maktab digunakan sebagai tempat pengungsian akibat serangan agressor Arab yang dipimpin rezim Al Saud.

Namun, kemalangan tersebut menjadi sorotan utama para Volunteer Dan menimbulkan sebuah pertanyaan yang menyentuh hati,” Jika mereka(anak-anak yaman) tidak sekolah, maka apa yang dilakukan mereka di kala pertempuran mereda?,masih sempatkah mereka bermain ataupun bersenang-senang?.

” Salahsatu warga Sana’a menjawab :” Mereka semua tidak pernah dan tidak akan sempat untuk bermain apalagi bersenang-senang layaknya mereka yang berdomisili di negara makmur, sekitar 2.416 anak laki-laki direkrut mejadi tentara. Sedangkan tiga perempat perempuan berusia di bawah 18 tahun dipaksa untuk menikah. Dari jumlah tersebut, 44,5% mereka yang berusia 15 tahun kebawah.

Diantara sekian deretan nestapa rakyat Arabian felix, Masih banyak lagi penderitaan lainnya yang menimpa mereka, seperti halnya korban tewas dan cidera. Sekitar lima ribu anak yaman tewas tak terselamatkan,hal buruk itu terjadi sejak awal agresi arab saudi ke negara yang dijuluki arabia deserta ini.

Dan untuk sisanya, sekitar sebelas juta anak yaman cidera dan amat sangat memerlukan uluran tangan manusia yang berhati malaikat. Selain menimbulkan korban tewas dan cidera, perang yang disulut Arab saudi dan sekutunya juga menyebabkan sekitar tiga juta lebih warga yaman terlantar dan harus menyelamatkan diri beserta keluarga mereka dengan terpaksa meninggalkan zamin tercinta untuk beralih ke daerah lain maupun luar negri.

Sumber :

https://icc-jakarta.com/perang-dan-nestapa-anak-yaman/
https://hukamnas.com/penyebab-perang-yaman