Jika kita menilik film Black Panther yang telah meraih pendapatan lebih dari 200 juta USD, film ini tidak hanya  menceritakan tentang konflik politik, perebutan tahta dan kekuasaan, tetapi juga memperkenalkan kita kepada seorang pemimpin yang bertanggung jawab, rakyat yang loyalitas hingga mengajarkan kita tentang strategi diplomasi untuk mempertahankan kekuasaan dalam mencapai tujuan yang di inginkan.

Film Black Panther disuguhkan dengan mayoritas aktor berkulit hitam, atau keturunan Afrika dan juga Afrika-Amerika, menceritakan tentang sebuah negeri Wakanda yang kaya akan Vibranium dan teknologi canggih, serta kisah T’Challa yang menjadi penerus raja sebelumnya untuk menjaga negeri Wakanda.

Film ini juga menggambarkan tentang sosok perempuan yang cerdas, berani dan memiliki loyalitas tinggi. Dapat kita lihat beberapa aktor perempuan di Black Panther, salah satunya adik T’Chala atau Shuri yang menggambarkan sosok wanita cerdas dan mampu membuat kostum yang bisa menyerap energi kinetik serta transportasi yang bias dikendarai jarak jauh.

Tetapi yang paling menarik di film ini bagi mereka yang mendalami ilmu Hubungan Internasional dan resolusi konflik, para penikmat film akan diberi wawasan tentang bagaimana seorang raja atau pemimpin mempertahankan kekuasaannya dan bagaimana diplomasi bisa digunakan untuk menyelesaikan sebuah konflik.

Jika membaca buku Cultural Diplomacy karya Tulus  Warsito dan Wahyuni Kartikasari, perang merupakan sebuah hard diplomacy dalam mempertahankan kepentingan dan mencapai national interest, tetapi negoisasi antar pihak yang bertikai merupakan sebuah soft diplomacy yang juga bisa digunakan untuk  menyelesaikan sebuah konflik antar negara atau pihak yang bertikai.

Dalam film Black Panther, T’Chala berusaha menggunakan negoisasi dalam menyelesaikan beberapa pertikaian, baik ketika salah satu kepala suku menentang ritual penobatannya sebagai raja, hingga mempertahankan kekuasannya. Film Black Panther menggambarkan bahwa T’Chala bukanlah sosok yang ingin mengorbankan nyawa hanya untuk mendapat pengakuan, tetapi berusaha mempertahankan kepercayaan dengan melindungi penduduk Wakanda.

Ibunda T’Chala, Shuri juga setuju menggunakan diplomasi agar M’Baku kepala suku Jabari, dapat merebut kekuasaan ketika Wakanda dipimpin oleh raja yang baru. Demi mempertahankan negeri Wakanda agar tetap aman dari kepentingan pihak luar.  Sesungguhnya, masih ada beberapa strategi yang digunakan dalam film Black Panther, tetapi penulis tidak ingin terlalu Spoiler atas film Black Panther, yang pasti film ini sangat direkomendasikan kepada mereka yang menyukai serial konflik, pertikaian, strategi mempertahankan kekuasaan, kesetiaan hingga kepercayaan!