Semakin berkembang dan modern nya suatu zaman, semakin beragam pula tingkah laku yang terjadi di lingkungan sosial terutama di lingkungan remaja. Masa remaja ialah masa dimana kita tidak lagi menjadi kanak kanak tetapi belum memasuki usia dewasa yang biasanya disebut masa pubertas. Masa pubertas sendiri ditandai kematangan fisik.
Dimana batasan usia remaja 12-24 tahun dan untuk kalangan remaja SMA pada usia 17-24 tahun. Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan usia, juga bisa diambil dari kehidupan nyata yang penuh ceria, warna warni, dan permulaan usia mengenal lawan jenis dan remaja ingin kemandirian tetapi belum bisa melepas pengawasan dari orang tua.
Kehidupan masa remaja banyak perubahan dari dalam diri sendiri, dan terdapat pula perubahan terhadap sikap orang tua, teman sebaya, anggota keluarga lain, maupun masyarakat umum. Adanya perubahan dari remaja semakin meningkat juga kebutuhan sosial dan psikologisnya. Remaja dituntut mampu menampilkan tingkah laku yang pantas bagi orang seusianya.
Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis nya kebanyakan remaja memperluas lingkup pertemanan nya di lingkungan masyarakat. Biasanya remaja mempuanyai rasa keingintahuan yang tinggi dan menemui norma yang baru yang berbeda dengan norma yang biasa kita temui, tetapi tidak jarang mengakibatkan banyak persoalan jika tidak disikapi secara bijak.
Akhir akhir ini pergaulan bebas menjadi sorotan utama yang sangat mengkhawatirkan di kalangan remaja. Kalangan remaja lebih cenderung mengejar kesenangan global saja, terutama anak remaja kini mencoba sesuatu yang baru serta melakukannya dengan senang tanpa memperdulikan dampaknya atau akibatnya.
Pergaulan di kalangan remaja tak selalu membawa hal positif, tetapi ada yang juga membawa ke hal yang negative agar bisa menyeret remaja dalam pergaulan bebas. Dimana pergaulan bebas ini sebagai perilaku menyimpang tanpa didasari rasa malu.
Pergaulan bebas terus meningkat terutama di kota kota besar. Usut punya usut pergaulan bebas sering dikategorikan sebagai hal negatif seperti narkoba, seks bebas, kehidupan malam, mengonsumsi minuman berakhohol, hingga perilaku negatif yang melanggar norma dan agama.
Secara umum remaja banyak mendapat dorongan negatif dari media cenderung melakukan pornografi pada usia rentan 14 hingga 17 tahun. Menurut WHO para remaja terlanjur salah mendapat informasi media bahwa pergaulan bebas dianggap biasa dikalangan sebaya nya.
Di Indonesia sendiri terjadi pergaulan bebas seperti di kota Jakarta 75%, Surabaya 54%, Bandung 47%, sekitar 64 juta remaja Indonesia rentan terkena pergaulan bebas.
Remaja banyak yang mendapat pergaulan bebas salah satu sumbernya adalah dari media sosial, maupun media massa. Sehingga manjadikan psikis anak menjadi terganggu dan faktor lain dari beberapa dampak tersebut adalah mungkin disebabkan faktor lingkungan, serta faktor keluarga itu sendiri.
Hamil di luar nikah dari tahun ke tahun terus meningkat. Faktanya berdasarkan beberapa data penelitian menunjukan bahwa hamil di luar nikah sangat mengkhawatirkan. Penelitian pertama dilakukan Khisbiyah Widyantoro tahun 1989, Beliau meneliti di Jakarta serta Bali menemukan 405 kasus kehamilan diluar nikah dikehendaki pada klinik.
Data sampel membuktikan bahwa 95% kehamilan remaja di luar nikah berusia 15-20 tahun. Penelitian kedua dilakukan BBKBN yang dibuktikan data yang keluar pada tahun 2013 bahwa sebanyak 20,9% remaja di Indonesia hamil di luar nikah.
Penyebab dari pergaulan bebas ini ialah ketidakstabilan emosi, broken home, minimnya ilmu agama hingga penyalahgunaan internet. Mereka melakukan semata mata tempat pelampiasan rasa kecewa remaja akibat tekanan dari lingkungan keluarga.
Hal inilah yang mengakibatkan keresahan atas perilaku dimana sikap yang tidak terkendali, sikap yang menyimpang dari hukum, dan tidak memperdulikan adat pada masyarakat maupun agama serta mengakibatkan pola pikir yang rendah pada remaja.
Dengan faktor faktor penyebab pergaulan bebas seperti hamil di luar nikah dapat mengakibatkan remaja mempunyai dampak yang mampu dia rasakan jika telah terlanjur terjerumus ke dalam hal hal negative.
Dampak
Dampak bagi kesehatan untuk seseorang yang meneruskan pergaulan bebas bagi remaja itu sangat beresiko seperti jika melakukan seks di luar nikah yang meningkatnya penyakit HIV dan dapat melakukan tindakan aborsi yang merupakan tindakan tidak terpuji.
Bukan hanya itu remaja juga di kucilkan dalam lingkungan masyarakat serta menimbulkan dampak psikis secara fisik juga psikologisnya atau mental pada remaja tersebut. Diantaranya hilangnya harga diri, memicu tindakan kriminal tinggi, dihantui rasa bersalah hingga depresi berlanjut.
Sangat disayangkan bila norma norma dianut mulai terhapus di karenakan perkembangan zaman, maka untuk menghindari sikap tersebut peran orang tua sangat diperlukan agar pemahaman dini remaja sebagai penerus bangsa terselamatkan dengan menanamkan sikap pentingnya batasan pergaulan serta membentuk perilaku positif agar tidak terjerumus.
Remaja wajib memilih teman agar tidak terjerumus pergaulan bebas yang membuat aqidah dan moral pada negeri ini hilang. Remaja perlu mengikuti kegiatan aktivitas seperti pengajian, belajar kelompok, hingga kegiatan positif lainnya. Perlu kiranya remaja melibatkan diri aktivitas aktivitas positif baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Sebagai generasi bangsa remaja harus saling mengingatkan satu sama lain serta menyalurkan energi positif dan berkata untuk tidak pada pergaulan bebas.